The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani June 09, 2011

Jam 9pm . .

Sebagai lelaki satu-satunya diangkot, gue harus membela hak-hak para penumpang lainnya. Putar otak, sebenernya geu juga takut dengan si cepak. Akhirnya lampu di otak menyala#tiing. Ikatan dirambut gue lepas sehingga rambut terurai ke bawah semua. Ditambah acting kayak orang abis mabok, gue tegur si cepak “bang, tolong dong rokoknya dimatiin, kasian yang lain”. Dengan mata yang tajam si cepak melotot kea rah gue “apa lu, beraninya nyuruh gue” sambil tangannya megangin kerah baju gue. Ternyata acting gue kurang dapet menjadi orang pemabuk, pasang senyum engga jelas ke arah si cepak, karena menurut Mario Teguh “apabila kalian mengahadapi seorang atasan yang sangar, maka jurus yang paling tepat adalah ‘tersenyum’ dengan begitu si atasan yang tadinya sangar akan dengan mudah akan taklukan” . .

Dengan teori yang gue dapat itu, si cepak malah ngajakin berantem dan menyruh gue turun dari angkot. OMG. Ini sulit dipercaya, badannya gede banget. Lagi.lagi gue tersenyum kearah si cepak, dengan senyum itu pun membuat kekompakan sesama penumpang lainnya untuk bersatu. Akhir para kryawati itu mendukung gue sehingga si cepak matiin itu rokok. Ternyata dengan senyum dapat memparsatukan keadaan dari penakut menjadi pemberani.

Setelah pindah angkot untuk meneruskan perjalanan panjang ini, gue turun di lampu merah cikaret dan berjejerlah angkot 35 disana. Ketika gue naik kata si abang angkot “itu yang didepan, bang” dan begitu seterusnya abang angkot berkata ke gue sampai ada di angkot paling depan. Pas gue liat kebelakang, ada kali gue jalan 300 meter dari tempat asal. Menunggu dan menunggu lagi didalam angkot. Tiba.tiba naik llah seorang perempuan yang bisa dikatagorikan sexy dalam berpakaian naik ke angkot yang sama dengan gue. Aduu, gawat. Adegan malam begini yang gue engga suka kalau naik angkot. Si sexy malah ngajakiin ngobrol beriringan mobil angkot berjalan selambat siput itu. Di danau setu cikaret si sexy malah ngajakini gue turun juga, dengan berbagai alasan yang aneh gue tolak tawaran itu, lampu di otak kembali menyala#tiiing. Melihat bagian depan si supir ditemani keneknya, gue mendekat kemereka dan bernego dengan para dua cecunguk itu. Lobi dimulai, akhirnya dua orang cecunguk itu mau menerima tawaran gue. Tapi sial bukan kepayang, gue malah diturunin di danau setu cikaret dan dua orang cecunguk itu membawa si sexy entah kemana, sebenernya kasian juga sih gue sama si sexy, diapain tuuh orang yaa, biarlah dari pad ague yang kena. Gu Cuma bisa berdo’a untuk si sexy agar engga kenapa.kenapa . .

Perjalan hampir disudahi, tinggal jalan kaki beberapa ratus meter akan sampai dirumah. Tapi perut tidak bisa diajak untuk kompromi. Terlihat warung dengan menggunakan lampu bermata 5 watt. Yaa, gue harus berhenti. Melihat dikantong cuma sisa 2 ribu, gue cari sekiranya makanan yang men gue cari sekiranya makanan yang menenagkan dengan uang 2 ribu. “beli.beli.beli” tapi engga ada jawaban juga, udaa aja langsung gue ambil kue berbentuk brownis yang nampaknya padat. Nyam.nyam.nyam, kalau orangnya engga keluar juga duitnya tinggal taro diatas box kuenya aja. Udaa abis satu potong ternyata perut masih belum cukup diganjel. Akhirnya gue ambil satu potong lagi, ketika tinggal beberapa gigit lagi, si pemilik warung keluar, “beli apa, aa . .??”. “ini, beli kue 2” kata gue, si pemilik warung langsung mencari box mana yang gue tunjukan itu ”aduu, ini mah kuenya udaa lama, aa”,”mungkin udaa basi”. Wuahh, kacau ada apa coba hari ini. Sambil membuang sisa kue yang masih di tangan dan membayar 2 potong kue yang basi, gue pulang kerumah dengan berharap tidak ada sesuatu yang menykitkan nanti . .

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -