The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani December 30, 2012


Untuk kali ketiganya gue dibilang, “Lu tuh unik tapi, uniknya kok ketagihan gitu.” Ahh, entah udah berapa orang yang ngomong miring tentang gue  dan yang jelas kalimat umptan itu kerap muncul saat Pameran Sampah gue lalu.
Hanya gue (setidaknya yang gue tahu), yang berani bikin pameran tunggal di kampus ini. B aru gue (setidaknya yang gue tahu), yang berani berlakuin ticketing untuk bisa masuk ke dalam Pameran. Ahh, hanya unmpatan miring yang terdengar dan tidak ada ucapan bagus yang baru yang bisa gue denger. Semua mencibir karena merasa tersingkir, atau semua diam karena merasa dilangkahi.
Gue, anak baru diantara para dedengkot seniman yang ada di Kampus. Gue, bukan seniman karena bikin Bgaris lurus aja gak bisa tapi, inilah perjuangan gue. Berjuang untuk para seniman yang ada di Kampus agar semua karya yang mereka hasilkan dapat dihargai ‘secara layak’. Bermula dari semua postingan gue di blog dan sedikit tambah tulisan baru gue juga beberapa tulisan baru untuk Pekan Anyaman HUJAN menghiasi dinding secretariat Fisikom.
Pameran Sampah sangat sukses bila indikator sukses sebuah acara adalah ticketnya jebol. Pasti sering dengerkan istilah ‘nunggu jebolan aja biar bisa masuk gratis ke sebuah acara tanpa beli ticket’ ? Nah, itu yang terjadi saat Pameran Sampah. Semua orang bisa leluasa masuk dan keluar Pameran sesuka hati. Belum lagi, ticket yang dijual via ‘calo’ gak adayan g balik. Beuh, pokoknya Pameran Sampah sukses. Sukses untuk pengunjung, sukses untuk calo, dan sukses untuk para pencibir. That’s all about them.
Secara pribadi, gue gagal. Karena itulah gue, melakukan sesuatu pasti gagal dan gak pernah bosen untuk gagal. Namanya juga Pameran Tunggal jadi, ya cuma gue sendiri yang ngerjain. Dari tata letak sampah, tata letak dekorasi, tata letak orang-orang yang datang, dan semua kacau. Indah memang bila ingin berkarya di Negeri (Kampus sendiri) ini. Banyak ‘loh yang ngasih masukkan tapi, namanya juga masukkan via celotehan, ya masuk kuping kiri-berenti sebentar di otak-keluar kuping kanan. Banyak ‘loh yang pengen beli ticket, ya namanya juga pengen mau ini-mau itu-gak ada abisnya (Manusia itu banyak mau-nya).  Banyak ‘loh yang mencibir, ya namanya juga cibiran hina sini-hina situ. Over all, gue bangga sama apa yang telah gue lakuin, gue bangga punya kakak yang ngedukung, gue bangga punya papah yang (selalu) diam saat gue berulah, gue bangga punya mamah yang gak pernah berhenti doain, dan gue bangga punya #peang yang terus nunggu gue pulang ke rumah buat main  bareng.
Kini, Pameran Sampah sudah siap diberesin karena jangka waktu display adalah satu minggu. Tanggal 31 januari semua kembali seperti semula. Back to nature. Alam gersang untuk orang yang berjuang, Alam diam untuk orang yang kelam. Semua kembali seperti tidak terjadi apa-apa dan anggaplah semua gak pernah ada.

Nb: oia, katanya nanti pertengahan Januari ada Pameran lagi ‘loh di Kampus. Bukan karya gue tapi, karya Eboy. Nama pamerannya, “All About Eboy.” Tunggu aja, pasti seru.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -