The Pop's

Archive for April 2012

Sosial Urban Fest #2

By : Harry Ramdhani
Sosialisasi adalah proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan (sampai tingkat tertentu) norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan harapan-haraapan orang lain. Penting untuk ditegaskan bahwa sosialisasi tidak pernah “total” dan merupakan proses yang terus berlangsung – bergerak sejak masa kanak-kanak sampai orang tua. Beberapa norma, seperti peraturan-peraturan dasar mengenai makanan dan makan, disampaikan kepada individu sewaktu masih kanak-kanak; beberapa norma lainnya, seperti norma-norma mengenai pacaran, ditangguhkan sampai usia selanjutnya. Beberapa lagi melibatkan pengajaran yang terus-menerus sepanjang kehidupan manusia. Hal-hal semacam ini yang telah ditanamkan oleh Sang Maestro dalam sebuah dunia kebudaya Indonesia, yaitu Pak Raden. Melalui karya yang paling terkenal adalah Si Unyil. Kini, jarang ada media yang ingin mengekspose kehidupan seoarang laki-laki tua itu. Hasil ciptanya yang telah mendunia telah tenggelam terkubur oleh perkembangan jaman. Tidak hanya itu, karena ciptaannya belum didaftarkan ke MENKUMHAM agar citanya dipatenkan dan tidak sembarang orang bisa menggunakannya. Sosial Urban Fest (SORBAN) sedang mencoba untuk merangkak agar semua kegitan yang tedapat didalamnya bisa berlangsung rutin. Ketika SORBAN #1 lalu, kami melakukan kegiatan penggalangan dana untuk para penderita penyakit kanker anak di Indonesia pada 30 Maret lalu. Dan, pada saat ini, ketika membaca dari salah satu aktivis Fadjroel (@fadjroel) -> #Gerakan1MiliyarUntukPakRaden, kamipun selaku mahasiswa ingin sekali berpartisipasi didalam kegitan nasional, yang memang bukan aksi Demonstrasi. Tetapi kami selaku mahasiswa tergereak untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang telah kami lakukan lalu, yaitu membuat penggalangan dana untuk Pak Raden didalam Sosial Urban Fest #2. Kami ingin melakukan ini dilingkungan sekitar kampus dan sama sekali tidak menutup kemungkinan untuk orang-orang selain lingkungan kampus untuk ikut berpartisipasi dalam kegitan penggalangan dana tersebut. acaranya yang akan diselenggarakan pada 11 Mei 2012 di CafĂ© Merah Putih Universitas Djuanda.

24 Jam Berbahasa Inggris

By : Harry Ramdhani
Tantangan di Era Globalisasi saat ini adalah persaingan bebas. Era Globalisasi memberikan kesempatan tanpa batas bagi mereka yang siap bersaing. Dan penguasaan bahasa asing terutama bahasa inggris adalah mutlak di era persaingan global saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menuntut seorang profesional di bidang apapun bisa berkomunikasi dalam bahasa inggris. Namun, meski bahasa Inggris telah diperkenalkan sejak bangku Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), kebanyakan level penguasaan bahasa Inggris hanya berkisar pada level elementary (dasar) dan intermĂ©diate (menengah). Dengan demikian, efektivitas pola belajar bahasa inggris selama ± 10 tahun masih terasa sangat kurang. Oleh karena itu, kami mengkreasikan sebuah inovasi pembelajaran bahasa inggris melalui podcast, kami menyebutnya “24 Jam Berbahasa Inggris”. 24 Jam Berbahasa Inggris adalah sebuah produk gabungan antara podcast, e-book, serta video untuk membantu seseorang menguasai bahasa inggris dalam tempo 24 jam saja. Tidak hanya sebatas teori yang hanya membuat jenuh, 24 Jam Berbahasa Inggris mengajarkan bahasa inggris dengan cara alami yaitu, mendengarkan, mengucapkan, membaca, dan menulis. Karena itulah, dalam prakteknya anda akan belajar memahami suatu percakapan diucapkan dalam bahasa inggris, berusaha mengulanginya, dan membaca transcript berisi penjelasan lengkap struktur, tata bahasa, dan kata – kata dalam percakapan tadi. Beberapa keunggulan metode belajar bahasa inggris dengan “24 Jam Berbahasa Inggris” adalah pertama anda tidak perlu menghamburkan uang untuk les bahasa inggris yang tidak memberikan “hasil apa – apa”. Efisiensi dan kesenangan menjadi kekuatan utama produk kami, anda bisa berlatih bahasa inggris dimanapun anda berada. Ketika bersepeda ke kantor, bermain games, atau istirahat makan siang, anda tetap bisa meningkatkan skill bahasa inggris anda. Dilihat dari prospek bisnis yang ditawarkan, bisnis online atau yang terhubung langsung dengan internet saat ini sangat menjanjikan karena tidak memerlukan biaya besar dan mudah digunakan. Cukup sebuah komputer tersambung Internet, bisnis online ini bisa dijalankan. Disamping membutuhkan perangkat – perangkat penunjang lain, bisnis online adalah bisnis “murah” dengan resiko keuntungan melimpah. Dalam konsep website yang ditawarkan, website 24 Jam Berbahasa Inggris juga bisa mendapatkan pemasukan lain dari situs – situs sponsor seperti Google, diantaranya melalui Google Adsense. Produk 24 Jam Berbahasa Inggris adalah produk sepanjang masa yang akan dibutuhkan oleh setiap orang yang ingin menguasai bahasa inggris. Penggunaan format Web dalam penjualan produk ini juga memastikan produk ini tidak akan hilang sepanjang internet itu masih ada. Selain itu, Apabila bisa terus tumbuh dan berkembang, maka Web ini dapat dijual kepada beberapa perusahaan untuk bisa dikembangkan lebih lanjut seperti yang dilakukan oleh pencipta Facebook. Dalam bisnis online kemungkinan mendapat kerugian sangatlah kecil, karena kita hanya menggunakan situs-situs pembuat Web yang sudah ada seperti WordPress, Joomla, Blogspot, atau yang lainnya. Semoga dengan adanya e-Book ini dapat membantu masyarakat kita agar dapat bersaing dengan negara lain dalam Era Globaliasi terutama penguasaan bahasa inggris. Keywords : Belajar, Bahasa, Inggris, 24 jam belajar bahasa inggris, BAHASA INGGRIS, kamus bahasa inggris, belajar bahasa inggris online, kursus bahasa inggris, cara cepat belajar bahasa inggris, cara belajar bahasa inggris, kursus bahasa inggris online, pelajaran bahasa inggris, bahasa inggris online

Berbagi Untuk Sesama

By : Harry Ramdhani
Ditengah riuh-rendah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa untuk menyuarakan harga kenaikan BBM, Badan Eksekutif Mahasiswa Ekonomi melakukan kegiatan penggalangan dana untuk para penderita Kanker anak Indonesia pada hari jum’at (30/3) lalu di Kafe Merah Putih Universitas Djuanda, Bogor. Kegiatan amal yang dilakukan selama sehari penuh ini diusung oleh para anggota BEM-FE. Berbanding jauh dari yang dilakukan kebanyakan oleh mahasiswa yang pada saat itu. “Saya sangat mengapresiasikan kegiatan ini, ternyata masih banyak yang harus dibenahi di Negeri ini, salah satunya dari bidang kesehatan”, ucap Dekan Fakultas Ekonomi saat membuka acara Social Urban Fest #1. Dalam Social Urban Fest #1 ini terdapat pagelaran music akustik dan Stand Up Comedy yang dibalut dengan sempurna menjadi acara penggalangan dana. “sudah lama kampus ini tidak mengadakan acara seperti ini, acara positif bagi seluruh kalangan masyarakat Universitas”, cetus Nurlaeli sebagai Ketua BEM- FE ketika diwawancarai. Tidak hanya acara music yang menjadi sumber pemasukan untuk penggalanagan dana ini, tapi ada lukisan yang dibuat sengaja oleh para calon pelukis cilik dari TK Amaliah. “Ini merupakan kali pertamanya mahasiswa mengadakan kegitan melibatkan anak-anak TK, tidak melulu anak SMU saja yang menjadi sasaran. Acara ini harus terus berlanjut, atau menjadi agenda tahunan kampus ini” kata Deska Alvriani selaku Ketua Pelaksana. Acara tersebut dibagi menjadi dua Season, yaitu Day Season dan Moon Season. Day Season ditunjukan untuk para penikmat musikustik, dan Moon Season ditujukan untuk para pecinta Stand Up Comedy. Semua tumpah ruah menjadi satu di Kafe Merah Putih, tidak ada lagi jarak antara dimana pejabat kampus maupun mahasiswa. “Pokoknya harus ada lanjutan dari Social Urban Fest yang kedua” tambah Ipung seorang Comic, sebutan para comedian stand up yang sempat mengisi acara malam. Ternyata penonton sampai membludak ketika malam hari. Kafe Merah Putih disesaki oleh pengunjung yang haus akan alternative hiburan. Tempat duduk sudah penuh sampai panitia harus menyediakan karpet untuk para pengunjung bisa menikmati acara tersebut. Ditengah-tengah acara, ada musisi jalanan juga yang ingin ikut menyumbangkankan suaranya dalam acara ini yaitu, Oncom Hideung. Coim, yang merupakan vocalist dari Oncom Hideung-pun merasa bangga bisa ikut menjadi bagian ini, “gue sangat bangga bisa diundang dalam acara ini, karena Unida merupakan rumah ketiga gue. terima kasih untuk panitia yang telah menyelenggarakan acara ini”. Semua hasil donasi akan diserahkan sepenuhnya untuk Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, Community for Children with Cancer (YPKAI_C3), “semoga hasil yang tidak begitu banyak ini bisa membantu mereka disana, Indonesia the Land of Free, The Land of Hope and Dreams” kata Vienza yang saat itu menjadi MC.

Mencipatakan Budaya Malu

By : Harry Ramdhani
Budaya Malu bukanlah berarti kita malu untuk belajar ditempat yang serba kurang fasilitas, bukan berarti malu untuk berbagai terhadap sesama. Bukan itu. Tetapi bangsa ini membutuhkan Budaya Malu sebagai tempat untuk merenungkan sejumlah kegiatan yang telah atau akan kita lakukan. Seperti pada dasarnya, manusia tidak hanya ‘terbit’ dimana hanya ada semangat dan gairah akan tetapi manusia masih butuh ‘senja’, yaitu waktu dimana manusia untuk merenung.
Tidak hanya itu, Budaya Malu juga merupakan salah satu identitas bagi umat muslim, karena malu merupakan sebagian dari iman. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar malu”. Kami berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami malu, Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)”. Rasulullah SAW bersabda, “Bukan begitu, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu itu ialah kamu menjaga kepala dan apa yang ada di dalamnya, kamu menjaga perut dengan segala isinya, dan hendaklah kamu mengingat mati dan kehancuran. Barangsiapa menghendaki akhirat dengan meninggalkan kemewahan dunia, orang yang berbuat demikian, maka ia telah malu yakni kepada Allah dengan sebenar-benar malu”. [HR Tirmidzi juz 4, hal. 53, no. 2575].
Salah satu penyebab sulitnya bangsa ini untuk maju adalah karena rakyatnya sendiri kurang dan atau tidak memiliki Budaya Malu. Apa lagi kita, sebagai Mahasiswa, yang (dahulu) sering dibilang “Agent of Change”. Tetapi kini, dimana peran Mahasiswa ? pergerakan mahasiswa memang ada, dengan bukti Demo besar-besaran terjadi hampir diseluruh Indonesia. Dan itu dilakukan oleh siapa ? Mahasiswa. Pergerakan itu sama sekali kurang disokong oleh tindakan yang solutif untuk bisa memecahkan masalah itu sendiri.
Paling tidak ada 3 hal Budaya Malu yang dibutuhkan oleh Mahasiswa pada saat ini. Sebagai Mahasiswa memiliki rasa malu untuk kearah yang lebih baik.tidak memiliki Budaya Malu bisa saja dikatakan tidak bisa lagi membedakan antara yang baik maupun yang buruk.
1. Pendidikan.
• Ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan oleh Allah SWT adalah Iqra. Dapat diartikan menurut bahasa adalah Bacalah. Sebagai mahasiswa, pastinya kewajiban pokoknya merupakan belajar. Malu sebagai mahasiswa yang hanya ‘nongkrong’ membuang-buang waktu yang telah diberikan Allah SWT kepada kita. Karena itu sama saja tidak menjalankan perintah-Nya. Oleh sebab itu, malu kewajiban kita sebagai mahasiswa adalah belajar. Cara yang paling tepat untuk belajar adalah dengan mencintai belajar. Maksud dari mencintai belajar adalah kita sebagai mahasiswa yang mendapat pendidikan lebih dari pada orang lain harus bisa kita bagikan kembali kepada orang lain yang kurang dapat pendidikan yang layak dari pada kita. Oleh sebab itu, pepatah lama menyebutkan “makin berisi makin merunduk”. Semakin tinggi pendidikan yang kita capai maka semakin tinggi pula tanggung jawab kita terhadap pendidikan tersebut.

2. Pengabdian.
• Seperti yang telah dibahas diatas tentang pendidikan, kesalahan terbesar kedua bangsa ini adalah beranggapan, mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas guru. Salah. Mencerdaskan kehidupana bangsa adalah tugas kita yang memiliki pendidikan. Malu sebagai mahasiswa tidak bisa mengabdikan sedikit hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Sebagai contoh, Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang tidak mendapat pendidikan yang lebih kala itu, tetapi melalui pengabdiannya terhadap bangsa ini, dia mendirikan sekolah rakyat pertama di Indonesia dimana saat itu sekolah hanya untuk orang-orang ningrat. Ilmu pendidikan adalah sebuah ‘amanat’, sesuatu yang harus disampaikan kembali. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang lain.

3. Berani Mengubah.
• Pentingnya strategi ecodevelopment, yang intinya mengatakan bahwa masyarakat dan ekosistem di suatu daerah harus berkembang bersama-sama menuju produktivitas dan pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi; namun yang paling utama adalah, strategi pembangunan ini harus berkelanjutan baik dari sisi ekologi maupun sosial. Malu sebagai mahasiswa hanya bisa menuntut perubahan dibanding menciptakan perubahan.
• Selama masih banyak orang yang berpikir Pemimpin adalah jabatan, maka Indonesia akan susah untuk maju. Bisa, tapi susah. Menjadi pemimpin tidak perlu menunggu jabatan. Yang jadi pemimpin bukanlah mereka yang punya pangkat atau predikat. Menjadi pemimpin adalah pilihan. Siapapun bisa menjadi pemimpin untuk lingkungannya, siapapun bisa menjadi pemimpin untuk negaranya. Indonesia butuh lebih banyak orang yang sadar bahwa menjadi pemimpin adalah pilihan. Indonesia butuh lebih banyak orang yang mau menjadi pemimpin. Karena pemimpin adalah orang visioner yang mau berjuang untuk yang lain. Pemimpin adalah orang yang mau mengambil inisiatif. Apabila masyarakat Indonesia banyak yang menjadi pemimpin maka tidak ada lagi kejadian orang orang menunjuk keatas meminta perubahan. Tidak ada lagi kejadian anak muda menunggu “pemimpinnya” untuk memerintahkan sesuatu. Apabila masyarakat Indonesia banyak yang menjadi pemimpin maka banyak yang akan ambil inisiatif untuk Indonesia.
Sebagai penutup, Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu berdasarkan ‘apa yang kita mau’, karena Nabi Muhammad SAW bersabda: Apabila kamu sudah tidak punya malu, maka berbuatlah sekehendakmu. Dan ini berarti, manusia membutuhkan Budaya Malu untuk melakukan apa yang mereka bisa, bukan apa yang mereka mau.

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -