tag:blogger.com,1999:blog-3048575896731340422024-03-05T12:04:08.242+07:00Kangmas HarryBack in Black!!!Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.comBlogger462125tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-43432786253416929802022-02-04T07:55:00.000+07:002022-02-04T07:55:29.534+07:00meng... cepet sembuh, dong!!!<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgfgb0fuHPxxc1mvB_c9h8wy0nGDLc9SgI_Jt5Ua1I9IuG6_09EJRe5HSBR2tK5CLXncWEBbv7BEMssLWYnVN64908f5qhpct8TB3xjugnhQ1Ta7-OEYX1nElNpibEB_oA_PnCGo2gBZwS4QCPnOAKzbFiLL8DuohFqiShXZ5DoDy_oHFxU7te6LP0c=s1600" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgfgb0fuHPxxc1mvB_c9h8wy0nGDLc9SgI_Jt5Ua1I9IuG6_09EJRe5HSBR2tK5CLXncWEBbv7BEMssLWYnVN64908f5qhpct8TB3xjugnhQ1Ta7-OEYX1nElNpibEB_oA_PnCGo2gBZwS4QCPnOAKzbFiLL8DuohFqiShXZ5DoDy_oHFxU7te6LP0c=s320" width="320" /></a></div><br /><p></p><p>i'm tired. i'm so freakin tired. forsure. kerjaan tiba-tiba banyak. numpuk. itu minggu lalu. emng gak ada kerjaan yang engga bikin capek, sih. tapi, ngng... at the same time, lu juga kayaknya lagi banyak kerjaan juga --plus, deadline buku puisi. apalagi mesti ke luar kota. bukan gak mau ngabarin atau sekadar nanya ini-itu, tapi emng udah keburu capek sama kerjaan. i don't want to share segala capeknya kerja to you. untungnya dulu sempet dibikinin instagram: seengganya jadi tau lu lagi di mana and ngapain aja. for me that's enough. makasi, ya, ternyata ada gunanya juga punya instagram. but, i'm still tired. i'm so freakin tired. forsure. aku selalu punya pelarian, for any moment: lawakan. dari minggu lalu, tiap ada jeda buat istirahat, selalu cari and sengaja apa aja yang bisa bikin ketawa. kalaupun bukan tontonan, bacaan sampe semua peristiwa yang ada, yang dicari pasti lucunya. itu macem udah jadi algoritma. kebentuk sendirinya. sampe satu waktu: keknya enak potong rambut. tiba-tiba aja kepingin and kepikiran. capek kerja kali, ya? entahlah, ya. saptu siang, kerjaan lagi gak terlalu banyak, minta gomah buat potongin. i know you have been on the way ke ciawi. makanya coba beraniin sekadar kasih tau: mau potong rambut. i know the respond could be... yaudah. tapi, gapapa. dapet libur seharipun, hari minggu, dipake baut seharian tidur. gak mau ngapa-ngapain. malah gak mau buka laptop. cuma mau tidur and lurusin pinggang. that's enough. walau sekalian (iseng) buat berani nanyain kabar via story(?) i know the respond could be... yaudah. diambil lucunya aja. and i got some joke for that respond in my tweet~ dan, besoknya. dan, besoknya. jarang banget kebangun siang-siang tuh kalau bukan karena laper --kecuali ada kerjaan atau udah janjian. biasanya kalau lagi masuk malem, pagi tidur, bangunnya tuh selapernya aja. gak laper, ya, lanjut tidur. tapi, siang itu malah tiba-tiba kabanget kebangun. i have a bad dream. i dream of you. lupa tentang apa, gak begitu jelas juga. tapi tiba-tiba ngajak jalan, tapi perginya cuma mau angkotan. kita pindah dari satu tempat ke tempat lainnya naik angkot. udah sore, mau magrib, kita pulang. i know something's weird happening: you're allowed to go to the toilet, and make up there. mau pulang, malah dandan. apa mungkin semua perempuan ngelakuin itu? i not familiar for that. kita pulang. pas di angkot pun saling diem-dieman. i got off first. angkot lanjut jalan. angkot yang ditaekin... and you still on there... makin lama... malah bukan jauh, tapi ilang. ilang and jadi bayangan. tiba-tiba kebangun. tiba-tiba kek orang bingung. laper, engga; mau lanjut tidur gak bisa. i'm thinkin' of you a-day-long. i feel bad, but i dont know what will gonna be happen. "hopefully you're aight over there, meng. damnit. tadi siang, sialnya, malah gak baek mimpiin lu. :(((" and the first time i read "we lagi sakit", tiba-tiba badan lemes. dari minggu lalu, walau capek kerja, tapi selalu dapet cara buat ketawa-ketawa. padahal, di waktu yang sama, lu malah sakit. mungkin ada di satu waktu: pas gue lagi ngakak nonton family feud, justru lu lagi ngeringis kesakitan. mungkin ada juga di satu waktu: gue pilih-pilih makanan, justru lu lagi gak ada pilihan mau makan apa. inget hal-hal yang udah kejadian minggu lalu bikin gue sedih sendiri. gue inget, gue pernah bilang: "gue cuman takut ada apa2. and pas lagi bgitu... gue gak bisa ngapa2in. for that moment, i feel i'm a loser." setelah denger semua vn, i feel i'm a loser. gue gak mau (lagi) kehilangan orang-orang yang gue sayang, tapi gue gak bisa ngapa-ngapain. kejadian yang lalu-lalu jadi keinget lagi. semua. maafin gue, ya, meng. gue takut, takut banget. gue takut lu ada apa-apa, tapi gue gak bisa ngelakuin apa-apa. walau gue juga tau gak banyak yang bisa gue lakuin. tapi, gue janji, meng: kapan pun lu butuh sesuatu, gue bakal usahain sekuat yang gue mampu. meng... cepet sembuh, dong!!!</p>Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-88244436122641452842021-02-18T22:49:00.004+07:002021-02-18T22:49:41.217+07:00keyboard flexible<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNTjVrO0f_b8BZTWf9I5HfqLI-3y9kkhemCCy9fw2nR3Cy6c2rlEr8jV05efjD9dyafT6Yj5pYi_gQnIgeEehcrwn8SR8Sywl0waskz3t0Ya-9P3jPeizrEQqAlvEZ84SWEsBHL8u_Q1k/s2048/IMG_20210218_224550.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" width="320" data-original-height="1532" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNTjVrO0f_b8BZTWf9I5HfqLI-3y9kkhemCCy9fw2nR3Cy6c2rlEr8jV05efjD9dyafT6Yj5pYi_gQnIgeEehcrwn8SR8Sywl0waskz3t0Ya-9P3jPeizrEQqAlvEZ84SWEsBHL8u_Q1k/s320/IMG_20210218_224550.jpg"/></a></div>
tulisan ini dibuat menggunakan keyboard flexible. tolong hargai sedikit saja upaya saya menulis ini. tidak mudah! apa itu formula mengetik 11 jari, sepuluh jari. tidak ada apa2nya dibanding menulis --atau mengetik, mungkin-- dengan keyboard flexible. apakah ini teknologi yang kalian tunggu?Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-49485421518450861662020-11-28T23:33:00.001+07:002020-11-28T23:33:14.392+07:00diteror, ditipu, dikasih nasi minta lauk!<p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbgRdPJrZx3LYwVhK4dB5S_c1WAxYDHHjbGeJ1pkFpfy7wgEoFCVwZ4qFfsAscE_bpf8D4EP3qL4TMgRTFrGr8t3Fnq_cGVAM9_iBhs6zs7QQiLwKt1weMhyBgm_o_0maVKxoy7IZjyNs/s720/IMG_20201127_231906.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="601" data-original-width="720" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbgRdPJrZx3LYwVhK4dB5S_c1WAxYDHHjbGeJ1pkFpfy7wgEoFCVwZ4qFfsAscE_bpf8D4EP3qL4TMgRTFrGr8t3Fnq_cGVAM9_iBhs6zs7QQiLwKt1weMhyBgm_o_0maVKxoy7IZjyNs/w320-h267/IMG_20201127_231906.jpg" title="ntap! dah beres" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ntap! dah beres.</td></tr></tbody></table><br /></p><p>"Teror!" barangkali itu kata yang tepat untuk menggambarkan kejadian yang terjadi pada seminggu ini. Aku merasa takut, kaget, bahkan tertekan. Bukan hanya aku, begitu juga dengan tetangga-tetangga sekitarku. Kumulai dari mereka dulu mungkin, ya. Jadi dalam seminggu ini, tetanggaku menerima telpon tak dikenal. Bergiliran. Ada yang menelpon sekitar pukul 2 dini hari, pagi, atau setelah magrib. Ya, itu telpon penipuan. Ingat, kan, dulu pernah ada modus penipuan lewat telpon? Jadi keluarga kita, kata di penipu, mengalami kecelakaan atau musibah lainnya. Kita diminta transfer sejumlah uang. Itu mungkin sudah bertahun-tahun lalu. Aku masih ingat tetanggaku yang ingin ditipu seperti itu. Dulu waktu dia masih kelas 2 SMU malah, tapi sekarang dia (baru saja) sudah menikah. Anehnya, yang sampai sekarang aku bingungkan, mengapa si penipu itu bisa tahu nama-nama keluarga kita? Tetangga sebelah rumahku kini hanya tinggal berdua di rumah. Ketiga anaknya sudah menikah dan punya anak. Sudah tua. Tapi sekitar pukul 6 pagi, tetanggaku mendapat telpon penipuan itu. Kagetlah awalnya! Tetanggaku langsung datang ke rumah, minta bantuan Gopah. Panik sekali --hampir menangis. Aku yang baru saja tidur, jadi terbangun. Ada ribut-ribut di teras rumah. Gopah menyalakan motor, langsung pergi. Aku tanya Gomah ada apa? Katanya baru dapat telepon kalau anaknya tetanggaku mengalami kecelakaan dan diminta mentransfer uang untuk biaya rumah sakit. Gopah pergi menemui anaknya, kebetulan rumahnya tidak begitu jauh, kira-kira 2 km mungkin. Tidak sampai setengan jam, Gopah pulang. Anaknya baik-baik saja dan tidak ke mana-mana, alias ada di rumah. Karena tetangga lain jadi keluar rumah, mereka juga katanya mengalami kejardian yang sama: mendapat telpon serupa. Untungnya tidak ada yang langsung mentrasfer sejumlah uang. Penipu itu gagal total. Bagaimana denganku, apakah mendapat telpon serupa? Tidak! Mengapa? Karena aku tidak punya telpon rumah. Namun, aku mendapat teror lain. Seperti biasa, jelang akhir bulan, aku dan Gopah mengerjakan laporan pajak untuk beberapa perusahaan. Tapi, di antara perusahaan itu, ada 1 yang aneh. Tiba-tiba saja ada transaksi di perusahaan yang selama ini tidak pernah melakukan kegiatan. Biasanya saya laporkan "nihil", karena biarpun tidak ada kegiatan, tetap saja mesti dilaporkan. Tapi tidak untuk kali ini, angkanya cukup fantastis: ratusan juta. Ada satu kegiatan di perusahaan itu dengan nilai ratusan juta, tapi tidak pernah tercatat. Karena transaksi tersebut senilai ratusan juta, maka pajak yang mesti dibayarkan juga terbilang lumayan: puluhan juta. Sebemarnya itu biasa saja, asal transaksinya ada. Lha ini, tiba-tiba saja ada tagihan sebesar itu. Aku telusuri semua lawan transaksi yang pernah bekerjasama. Tidak ada. Itu perusahaan baru. Pernyataannya: siapa yang menerbitkan faktur? Dan, siapa yang menandatangani faktur tersebut? Gopah langsung menelpon direktur perusahaannya, ia bilang tidak ada transaksi apa-apa. Gopah tanya apakah tahu nama perusahaan yang jadi lawan transaksinya itu, tidak tahu juga. Aneh bin ajaib sekali. Untunglah sistem perpajakan yang baru ini sudah online, jadi sudah bisa ter-update secara otomatis. Besoknya, Gopah mendatangi kantor pajak mencari tahu. Takutnya memang ada yang ngaco dari sistem pajak. Ternyata laporan dari orang pajak benar adanya. Ada transaksi dari perusahaan lain kepada perusahaan yang Gopah urus. Gopah minta data perusahaan tersebut untuk menelusuri sendiri --walau ada opsi untuk membatalkan, sih. Singkat cerita, perusahaan tadi memberi beberapa nama dengan siapa mereka berhubungan. Nama-nama itu tidak ada yang Gopah kenal. Lebih anehnya lagi, direktur perusahaannya sendiri juga tidak tahu. Gopah coba hubungi orang-orang yang melakukan transaksi diam-diam itu. Mereka mengaku terpaksa karena ada pekerjaan, kasarnya proyek, yang lumayan. Gopah kesal. Ia merasa dilangkahi. Dia juga mengaku "sudah diberi izin untuk mengambil alih" perusahaan itu. Gopah tentu saja ada di pihak direktur utama yang lama. Karena tidak begitu cara mainnya. Kalau mau oper-alih, tidak bisa karena izin seorang. Mesti ada notaris yang mengurus itu. Dia bilang nanti akan mengurusnya. Tapi, untuk saat ini, ia minta semua akses perpajakan untuk melaporkan. Gopah masih tidak mau. Karena memang selama ini Gopah yang mengurus itu --meski tidak dibayar! Aku katakan saja untuk kasih saja semua akses dan aset perpajakannya, tapi dengan catatan: mulai saat ini sudah tidak lagi mau ikut campur dan mengurusi semua hal terkait perusahaan tersebut. Gopah sepakat. Orang tadi senang, karena (mungkin) merasa menang. Semua akses itu Gopah kirim via wasap. Seketika aku jadi ingat ketika dulu pernah mengurus perusahaan itu. Bahkan sampai ditawari kerja di sana. Sayangnya aku tolak karena sudah bekerja. Jadi aku dan Gopah hanya membantu saja jika ada yang bisa dibantu urusan perpajakannya. Cukup lama. Bahkan ketika perusahaan itu ada masalah, aku dan Gopah sampai datang ke kantor pajak. Sialnya, sesampainya di sana, laptop yang kubawa malah dikatain sama orang pajak. Katanya, laptopku bisa meledak kalau dipaksa untuk menginstal aplikasi pajak yang butut itu. Ya, bagiku, yang butut dan usang itu aplikasi pajaknya bukan laptopku. Sejak saat itu aku tidak mau lagi ke kantor pajak tersebut. Jika ada apa-apa, aku cari sendiri caranya. Googling sendiri. Bisa kok, tanpa dikatain di depan umum seperti dulu. Tidak sampai 2 jam setelah Gopah memberi semua akses, orang itu kembali menghubungi Gopah. Tidak bisa melaporkan, katanya. Orang itu bilang, tolong untuk transaksi ini dilaporkan dan untuk ke depannya akan diurus sendiri. Aku bilang saja katanya sudah tidak mau lagi berurusan dengan mereka. Gopah diam. Karena memang hanya aku yang bisa mengoperasikanya. Aku tentu tidak mau. Aku sendiri masih ingat Gopah pernah bilang kepada orang-orang semacam itu, "dikasih nasi, minta lauk". Gopah masih diam. Aku tinggal mandi, karena baru selesai main basket. Lalu ketika aku baru saja mau makan, Gopah bilang, "yaudah bantuin saja dulu yang ini, rezeki itu gak ada yang langsung jatuh dari langit, ada aja jalannya." Tanpa diberitahu seperti itupun aku sudah tahu. Aku hanya membayangkan, dengan lepasnya satu perusahaan itu, meski tidak dibayar, hilang satu penghasilan --namanya rezeki itu bukan hanya berbentuk uang kok-- buat Gopah. Aku taruh lagi piringku di meja. Dengan terpaksa aku kerjakan laporan pajak mereka. Aku tahu, jika sampai hari Senin tidak dilaporkan, maka mereka akan kena denda. Lumayan, 500ribu pula. Selesai. Aku kirim semua bukti lapor pada mereka. "Terima kasih," balas orang itu, tidak lebih.</p>Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-17641689557778584382020-05-13T02:56:00.000+07:002020-05-13T02:56:25.216+07:00diingetin pns!<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg071EHvz2yEQBScDjy3Ao_JBlohfxNFPo2Y4eU06dXA3sjOnV4etXRVpJ9LWHD29VWobEFuFTTH5GtRkLIXSBtfYzy0C2uh2QP9Ncwn4lfh5Lc2X-NTuacGn1PLA8krJ-O2lVBgjFqvCo/s1600/IMG_20200512_203839.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg071EHvz2yEQBScDjy3Ao_JBlohfxNFPo2Y4eU06dXA3sjOnV4etXRVpJ9LWHD29VWobEFuFTTH5GtRkLIXSBtfYzy0C2uh2QP9Ncwn4lfh5Lc2X-NTuacGn1PLA8krJ-O2lVBgjFqvCo/s320/IMG_20200512_203839.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">teraskerja. alias kerja diteras</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kira-kira piye perasaane dadi wonge nyang saban bilang "sayang" cuman dibales karo dia: makasih. Piye, coba? Uuh... lha mending. Nih yha... gimana perasaanmu setelah beres kerja, ngerjain ini-itu, terus lanjut laporin pajak-pajak, bikin csv segala macem, pas mau laporin, taunya situs pajak error? Piye hayooo? Masih mendinglah. Pas kamu lagi kerja, usahain ngeloporin pajak, mana internet butut, tapi tagihan tetep lanjut gak dipotong kompensasi terus dibilang sama PNS --PNS lho yha, alias angkatan lama-- gini: kalo kerja yang rajin. Kalo kerja yang rajin coba. Diingetib sama PNS: kalo kerja yang rajin. Piye coba, hah? Piye perasaane? Mana situs pajak masih error. Masih ndak bisa lapor! Kadang kokya aku jadi ngerti perasaane rengginang nyang terpakso dimasukin kaleng Khong Guan. Serius!Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-91678619190477263822019-06-04T04:14:00.000+07:002019-06-04T04:15:30.257+07:00Sudahkah?<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvHwes324gkAjVZd7pY0qGjCUDgz7lpueJY1qKT3piGrHuxGdpJYL9AVxdD7Lsppcw5rsIdRcC_360j6ECuxFWV5B3Xqb_RG2JyBJw4sEjWx3HxKEd7I69fXZtkXaQCuc9l2wY7MYGUwY/s1600/20190604_040522_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvHwes324gkAjVZd7pY0qGjCUDgz7lpueJY1qKT3piGrHuxGdpJYL9AVxdD7Lsppcw5rsIdRcC_360j6ECuxFWV5B3Xqb_RG2JyBJw4sEjWx3HxKEd7I69fXZtkXaQCuc9l2wY7MYGUwY/s320/20190604_040522_0.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bukan sekadar, buat nyang butuh, ini lebih dari segala hal.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sudahkah di tempatmu ada seorang mustahik alias orang yang berhak menerima zakat, tapi dikecualikan hanya karena (1) berbeda pilihan politik dengan pengurus dan/atau pengelola zakat? Atau, yang lebih buruk lagi, (2) mustahik tersebut tidak mendapat haknya karena ia poligami dan miskin? Tentu orang-orang tersebut acapkali dianggap buruk dari berbagai lapisan masyarakat sosial. Hanya karena ia membela atau membicarakan politik dalam kesehariannya, mustahik tersebut tidak mendapat zakat. Hanya karena ia memiliki lebih dari satu istri dan dianggap bukan lelaki setia atau ia seorang wanita yang (mau) dimadu tapi kemudian tidak diperhatikan oleh suaminya, maka keluarga mereka, yang poligami dan dipoligami, jadi tidak mendapat pembagian zakat. Apalagi hanya karena sekadar (dianggap) buruk oleh lingkungan sosial, mereka jadi tidak mendapat zakat. Jujur, aku sampai tidak habis pikir ketika nama-nama mustahik itu dicoret. Jika hal tersebut terjadi di tempat tinggalmu, jelaskan saja ini: (1) fakir, orang yang tidak memiliki harta; (2) miskin, orang yang penghasilannya tidak mencukupi; (3) riqab, hamba sahaya atau budak; (4) gharim, orang yang memiliki banyak hutang; (5) mualaf, orang yang baru masuk Islam; (6) fisabilillah (pejuang di jalan Allah; (7) ibnu sabil, musyafir dan para pelajar perantauan; dan (8) amil zakat, panitia penerima dan pengelola dana zakat. Jadi sila tempatkan orang-orang tersebut pada delapan (8) kriteria tersebut. Buatku itu sudah cukup. Tetapi jika memang orang-orang tersebut pada akhirnya menerima dan ocehan kalian tidak henti-hentinya mencibir, semoga ada yang bulan latihan lain buat kalian, selain ramadan.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-56666270156396944412019-06-02T23:04:00.000+07:002019-06-02T23:04:00.247+07:00Sebuah catatan tentang seorang laki-laki yang tidak memakai dompet<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6peBMxrhpBiGtXxJolY_sDVG3kskzyiWJT6cDsfllDG239219a_TgmPQCdJWOSXuyhTF8lr17XbI0sm5puj7REsmFH8-RnbFoMb37noxm9QJW1BTc3G_MImxplANPU-srgYVqygbKXBA/s1600/20190529_071326_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6peBMxrhpBiGtXxJolY_sDVG3kskzyiWJT6cDsfllDG239219a_TgmPQCdJWOSXuyhTF8lr17XbI0sm5puj7REsmFH8-RnbFoMb37noxm9QJW1BTc3G_MImxplANPU-srgYVqygbKXBA/s320/20190529_071326_0.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nasi goreng enak: rindu malam. lokasinya di depan kantor kompas gramedia, palmerah barat.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Beberapa temanku, sampai hari ini bahkan, masih suka terheran ketika aku mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dalam saku dalam kondisi yang menyedihkan: terlipat tidak kruanan. Dan karena itu pula aku jadi sering mengulang alasanku, bahkan pada orang yang sama, melakukan hal itu. Satu alasan yang utama adalah aku tidak suka menggunakan dompet. Sejak dulu bahkan. Sejak aku mulai mengenal dompet bisa dugunakan untuk menyimpan uang, selain celengan di rumah. Apalagi setelah aku mulai sering mengumpulkan uang jajan sekolah yang kemudian uangnya aku gunakan dengan sia-sia. Mentraktir makan pacar, misalnya. Sejak saat itu aku jadi akrab dengan dompet. Setidaknya aku menjadi laki-laki umum lainnya: di mana di saku celana belakangku akan terlihat sedikit membungbug karena tersimpan dompet. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama. Nyatanya aku tidak suka. Alias tidak nyaman ada yang mengganjal di kantung celana. Seperti ada kepalan tangan yang sedang menempel di bokong. Ih!!! Karena itu pula akhirnya aku tidak lagi menaruh dompet di celana dan aku ganti dengan menaruhnya di tempat lain: tas. Ternyata itu tidak menyelesaikan permasalahan, justru membuat dua (2) permasalahan baru, yaitu (1) aku jadi suka membawa tas ke mana-mana dan (2) setiap ada urusan bayar-membayar aku jadi suka membuka-tutup tas. Melelahkan dan ribet. Namun, pada satu kesempatan aku terselamatkan saat di mana aku jarang --atau tidak punya-- uang. Aku jadi tidak akrab dengan dompet. Dompet jadi sesuatu yang-tidak-ada-pun-tak-mengapa. Aku masih bisa baik-baik saja asal masih bisa beli rokok dan kopi dan buku dan jajanan murah pinggir jalan lainnya. Setidaknya uang yang kupunya sebatas untuk itu. Kantung celana, tentu saja, masih memungkinkan untuk itu. Kebiasaan ini ternyata mengikutiku sampai aku bisa punya penghasilan sendiri. Setiap ada kiriman uang bulanan, aku jadi suka mengambilnya sedikit untuk yang aku perlukan saja. Kalau ada kebutuhan lain, semisal mengetahui akan ada antrean di banyak mesin ATM, maka pada satu waktu aku akan mengambil uang dalam jumlah yang sedikit lebih banyak dari biasanya. Uang tersebut tetap aku simpan di kantung celana, tentu saja, sampai pada waktunya teman-temanku akan melihat aku mengeluarkan lembaran uang ratus ribuan dari dalam kantung celana, lalu ditanyakan lagi kenapa. Maka, bila laki-laki itu dinilai dari model dompet yang digunakan dan/atau isi dompetnya, tidak dinilaipun aku tidak mengapa. Sebab, dompetku akhirnya menjadi tempat di mana aku menyimpan segala macam tiket nonton bioskop, tiket nonton konser dan lain sebagainya yang pernah aku lalukan untuk sesuatu yang sia-sia, dulu, bersama pacar. Oh, bukan, barangkali mantan, lebih tepatnya.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-70255023785236502382019-04-23T19:56:00.002+07:002020-04-18T18:31:53.393+07:00Lelucon (tentang) pemilu serentak 2019<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-4DTOQgm_aY-tUztU5Sj-hDfGVos9vN1IhophVk176IyumQQIXZ3tXcMs_uJ2nVCrSi3MZKoXknjrtMWQLUKVo_3tR7CfZ3FdkbuYH-UJpOOyXC0Bsif3xevN7w6aqGDoKa3SJ30whQU/s1600/20190417_020100_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-4DTOQgm_aY-tUztU5Sj-hDfGVos9vN1IhophVk176IyumQQIXZ3tXcMs_uJ2nVCrSi3MZKoXknjrtMWQLUKVo_3tR7CfZ3FdkbuYH-UJpOOyXC0Bsif3xevN7w6aqGDoKa3SJ30whQU/s320/20190417_020100_0.jpg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Aku punya dua lelucon tentang Pemilu Serentak 2019: (1) ketika kerja petugas KPPS disamakan dengan tim kreatif Trans TV atau Net. oleh seorang yang namanya ada di Wikipedia; (2) bahwa tahun 2024 kembali diadakan pemilihan umum dan diselenggarakan oleh lembaga yang sama yang telah secara tidak langsung membuat 90 orang meninggal dan 300 orang lainnya sakit. Tidak lama, ahirnya finally, sebutan "pejuang demokrasi" muncul. Jika ada nyang lebih lucu dari ini tolong kabari. Aku tak ingin ketinggalan lelucon 5 tahunan ini.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-61987330343439570892019-04-04T23:54:00.000+07:002019-04-04T23:54:56.360+07:00Seberapa kuat aku menerima kehilangan?<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_9G_QAwflEAt-1Jyp6lh_9eb1CW915OzcxDdarqz5O3LtQp24uxBjlRNmg6nuEqSjNdZbExF654iRrfZXeLDuZoGZx6uAT3FKVofIQ3_pJZ9jlrSCWJmdAK0laX3jBg6D6ycFiIZ6lhQ/s1600/20190404_114850_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_9G_QAwflEAt-1Jyp6lh_9eb1CW915OzcxDdarqz5O3LtQp24uxBjlRNmg6nuEqSjNdZbExF654iRrfZXeLDuZoGZx6uAT3FKVofIQ3_pJZ9jlrSCWJmdAK0laX3jBg6D6ycFiIZ6lhQ/s320/20190404_114850_0.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">huntinghuji - jalan.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setidaknya sudah 2 malam, sebelum aku dan peang tidur, kami saling mengelitiki. Bercanda. Sampai kami lelah. Dan tidur. Begitu juga yang terjadi di malam ketiga. Bedanya setelah peang tidur, kali itu aku memikirkan sesuatu: akan sampai kapan kami bisa bercanda seperti ini sebelum tidur? Pertanyaan itu membuatku keluar dari kamar. Menuju teras. Membakar satu batang rokok dan berusaha menjawab pertanyaan tadi. Tidak ada yang aku temukan. Waktu sudah menunjukan pukul 12 lewat. Aku bakar rokok kedua. Sambil memikirkan itu aku coba merealisasikan apa yang aku bayangkan. Begini. Sekarang peang sudah kelas 3 SD. Sebentar lagi dia naik kelas. Dan begitu seterusnya. Bukan sekadar naik kelas, tentu saja, peang akan bertambah usia dan dewasa dengan sendirinya. Lalu aku membayangkan: apakah peang masih mau bercanda seperti itu, sebelum tidur, jika ia sudah kelas 6 SD, misalnya? Aku tidak yakin, mesti itu masih mungkin. Kenapa? Sebab aku ingat bagaimana dulu aku seusia itu. Aku masih "ngekor" gomah ke mana-mana. Kadang tidur dengannya. Nonton tv masih suka dimeminjam pahanya. Dekat. Sangat dekat --bila tidak ingin dikatakan aku ini anak mami, tentu. Dan itu aku bisa bayangkan terjadi hal serupa oleh peang. Itu jika aku bayangkan yang aku inginkan. Bagaimana jika tidak? Bagaimana kalau peang sudah kelas 4 SD, ternyata ia bahkan sudah tidak ingin tidur denganku? Tidak akan ada lagi keisengan-keisenganku sebelum tidur. Atau yang lebih menyedihkan: peang itu kalau tidur sukanya kalau tidak dipeluk, ia yang memeluk. Kadang, ketika aku masih kerja sambil menemani peang tidur di sebelahku, ia akan dengan sendirinya memiringkan badan dan memelukku. Tentu aku akan kehilangan. Tanpa terasa aku sudah menghabiskan 3 batang rokok dengan sekotak susu UHT rasa cokelat. Aku takut semua yang aku bayangkan terhadap peang menjadi kenyataan dalam waktu dekat --jikapun masih lama dan bila waktunya tiba apakah aku akan dan/atau sudah siap? Tidak. Tentu aku tidak siap. Rokok keempat sudah di tangan, tapi aku mesti tidur. Itu sudah hampir pukul 2 dan besoknya aku mesti berangkat pagi. Aku masih memikirkan itu dan pada kondisi yang sama. Tapi tiba-tiba terbersit pikiran untuk datang aksikamisan. Apa aku datang ke aksikamisan saja? Yha. Paling tidak datang dan menyaksikannya dari jauh bila aku tidak mampu mendekat, berkerumun dengan para penyintas dan peserta lain. Aku hanya ingin tahu: bagaimana tetap mampu menyikapi sebuah kehilangan? Paling tidak melihat mereka yang sudah terlebih dulu kehilangan, bukan oleh waktu, tapi kenyataan. Dan tadi, sialnya, aku datang dan aksikamisan telah selesai. Tidak ada sesiapa, kecuali aku, di sana dengan membawa pikiran yang sama. Seberapa kuat aku mampu merelakan kehilangan?Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-60813342674331037212019-03-19T19:54:00.000+07:002019-03-19T19:54:09.305+07:00Belerdikari, antara Dany Beler dan Komedi Hari Ini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinCebrbcL02DHpMFDwQFkIuhcbiTL8CpqD2KOOKUic7N9SExdMQsSnALoR9pRd5VcxC4sHNa5nThNTKqBJ9zULn44Aka5HI9DKPvMhcyxlwzQQrFYBqC-CRTNpAd2TDzz4aKhIkIYjKyE/s1600/IMG_20190316_131919.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinCebrbcL02DHpMFDwQFkIuhcbiTL8CpqD2KOOKUic7N9SExdMQsSnALoR9pRd5VcxC4sHNa5nThNTKqBJ9zULn44Aka5HI9DKPvMhcyxlwzQQrFYBqC-CRTNpAd2TDzz4aKhIkIYjKyE/s320/IMG_20190316_131919.jpg" width="240" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Ahirnya finally: satu per-satu komika (asal) Bogor membuat mini show stand-up comedy. Sesuatu yang (mungkin) sudah lama ditunggu --aku adalah satu di antara mereka itu. Sebelumnya, jika masih ada yang ingat, ada Kang Irawan, lalu yang belum lama ini Ridwan Remin. Baru 2 itu saja? Yha. Tapi dalam rentang waktu tersebut ada beberapa pertunjukan kolaborasi lainnya seperti Bergamis (Bercandaan Gang Mini Show), BlueNite, dan teater musikal ala stand-up comedy. Tidak hanya itu, masih ada Komika lain yang singgah ke Bogor untuk melakukan tur: Pandji dan Ernest. Tapi kini, pada Sabtu (23/03/2019) akhirnya Beler mencoba dirinya membuat stand-up special. Belerdikari, namanya. Tentu ini langkah besar, karena paling tidak ada dua hal yang membuatku menyimpulkan itu, (1) bisa merangsang setiap komika bahwa mereka mampu dan bisa dan sanggup untuk membuat stand-up special sendiri. Aku tahu ini tidak mudah. Jikapun ingin asal-asal saja, paling tidak, butuh keseriusan lebih. Beler itu... entahlah, sampai saat ini aku tidak sekalipun melakukan hal serius dengannya. Perkenalan dengannya selalu diisi dari satu kelucuan hingga kelucuan lain. Barangkali itu yang membentuk Beler sampai hari ini menjadi seorang Komika yang penuh guyon(an). Bukan. Tentu ini bukan seputar teman kita yang sering melucu ditongkrongan agar supaya menjadi pusat perhatian. Beler lebih dari itu, ia (jika boleh berlebihan) ada memang untuk melucu di tengah orang-orang melucu tersebut. Orang lain berusaha melucu, ia sudah lucu. Celetukannya, ceritanya, dan caranya menanggapi apa yang tengah diperbincangkan kadang jadi sesuatu yang ditunggu. Beler yya begitu itu --setahuku. Tentu aku masih ingat kali pertama melihatnya mencoba materinya ketika open mic. Kisah tentang penjual somay yang begitu lucu. Konstruksi komedinya memang seperti cerita: ada pembukaan, kejadian, momen, dan hal-hal bodoh yang menyertai. Juga tentang cerita teman-temannya yang suka mabuk-mabukan itu. Jokes tersebut pernah ia bawakan saat bersaing di SUCI 7, tetapi tidak utuh. Aslinya cerita tersebut mencapai 5-7 menit sendiri. Itulah yang membuat Beler, menurutku, (2) sudah ada di barisan terdepan jika kita bicarakan stand-up comedy hari-hari ini. Begini, sadar atau tidak, kini banyak Komika membuat bentuk komedinya menjadi dua: reaksi dan cerita. Untuk yang pertama, tentu saja, seorang komika cukup memberitahu kejadian atau peristiwa yang belakangan ramai diperbincangkan lalu memberi reaksinya atas hal tersebut. Lazimnya memang sebatas umpatan. Sedangkan yang kedua, seperti yang sudah aku jelaskan diawal tentang Beler, kini banyak komika naik ke panggung bermodalkan membawa satu-dua cerita yang ingin ia bagikan kepada penontonnya. Entah cerita itu penting atau tidak, ada kaitannya kepada penonton atau tidak, yang jelas (mesti) menarik. Tidak banyak memang komika yang melakukannya. Hanya saja, dari yang sedikit itu, semuanya telah berhasil membuat antitesis atas dogma-dogma teknik berkomedi yang sulit dipelajari itu --dan tentu Beler adalah satu dari sekian sedikitnya komika tersebut. Bayangkan saja, ketika semua orang sibuk beropini dan meyakini opininya benar --sedangkan yang lain tidak-- masih ada satu kanal di mana kamu bisa mendapat seorang yang rela menceritakan hal-hal lucu kepadamu. Barangkali nanti Beler akan melakukan itu pada penontonnya di Belerdikari.<div>
<br /></div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-71236968914860143832018-10-14T00:08:00.000+07:002018-10-14T00:08:28.650+07:00Nyanyian Kesedihan, Pablo Neruda<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLLCZdZUo3Tbf4ojvtMEhDu-3FxB_EpSa9YK3sGVKRo8ZtTMPtmBT-mBCgQ6hYobk6hA36qXdbIifP1jecNonANVrN97zAlTec85NsqvHD1vpb44kw2gctnVD3ERbqOP4DCu7hNQcHZzc/s1600/IMG_20180324_100138.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLLCZdZUo3Tbf4ojvtMEhDu-3FxB_EpSa9YK3sGVKRo8ZtTMPtmBT-mBCgQ6hYobk6hA36qXdbIifP1jecNonANVrN97zAlTec85NsqvHD1vpb44kw2gctnVD3ERbqOP4DCu7hNQcHZzc/s320/IMG_20180324_100138.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">lukisan karya anak-anak di rumah singgah Potads.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ingatanmu muncul dari malam di sekelilingku.<br />
Sungai itu membaur dengan ratapan kerasnya dengan laut.<br />
<br />
Gurun seperti dermaga saat fajar.<br />
Ini adalah jam keberangkatan, oh sepi!<br />
<br />
Kepala bunga dingin menghujani hatiku.<br />
Oh lubang puing-puing, gua ganas kapal karam.<br />
<br />
Di dalam kamu, perang dan penerbangan terakumulasi.<br />
Dari kamu sayap burung-burung lagu naik.<br />
<br />
Kamu menelan semuanya, seperti jarak.<br />
Seperti laut, seperti waktu. Di dalam kamu semuanya tenggelam!<br />
<br />
Itu adalah saat-saat bahagia dari serangan dan ciuman.<br />
Jam mantra yang menyala seperti mercusuar.<br />
<br />
Ketakutan pilot, kemarahan seorang penyelam buta,<br />
mabuk mabuk cinta, di dalam kamu semuanya tenggelam!<br />
<br />
Di masa kecil kabut jiwaku, bersayap dan terluka.<br />
Sebuah pencarian yang hilang, di dalam kamu semuanya tenggelam!<br />
<br />
Kamu berdukacita, Kamu berpegang pada keinginan,<br />
kesedihan mengejutkanmu, di dalam diri kamu semuanya tenggelam!<br />
<br />
aku membuat dinding bayangan menarik kembali,<br />
di luar keinginan dan tindakan, aku terus berjalan.<br />
<br />
Oh daging, dagingku sendiri, wanita yang aku cintai dan kehilangan,<br />
aku memanggilmu di jam lembab, aku angkat laguku untukmu.<br />
<br />
Seperti kendi kamu tempatkan kelembutan yang tak terbatas,<br />
dan pelupaan tak terbatas itu menghancurkanmu seperti guci.<br />
<br />
Ada kesendirian pulau-pulau hitam,<br />
dan di sana, wanita cinta, tanganmu membawaku masuk.<br />
<br />
Ada kehausan dan kelaparan, dan kamu adalah buahnya.<br />
Ada kesedihan dan reruntuhan, dan kamu adalah keajaiban.<br />
<br />
Ah wanita, kamu tidak tahu bagaimana kamu bisa menahanku<br />
di bumi jiwamu, di salib tanganmu!<br />
<br />
Betapa mengerikan dan singkatnya keinginanku terhadapmu!<br />
Betapa sulit dan mabuk, seberapa tegang dan rajin.<br />
<br />
Pemakaman ciuman, masih ada api di makammu,<br />
masih dahan-dahan yang digoreng terbakar, dipatuk oleh burung-burung.<br />
<br />
Oh mulut yang tergigit, oh anggota badan yang dicium,<br />
oh gigi yang lapar, oh tubuh yang terjalin.<br />
<br />
Oh gila harapan dan kekuatan<br />
di mana kami bergabung dan putus asa.<br />
<br />
Dan kelembutan, ringan seperti air dan tepung.<br />
Dan kata itu nyaris tidak mulai di bibir.<br />
<br />
Ini adalah takdirku dan di dalamnya adalah pelarian kerinduanku,<br />
dan di dalamnya kerinduanku jatuh, di dalam kamu semuanya tenggelam!<br />
<br />
Oh, lubang puing, semuanya jatuh padamu,<br />
kesedihan apa yang tidak kamu ungkapkan, dalam kesedihan apa kamu tidak tenggelam!<br />
<br />
Dari mengepul hingga mengepung kamu masih disebut dan bernyanyi.<br />
Berdiri seperti seorang pelaut dalam haluan kapal.<br />
<br />
kamu masih berbunga dalam lagu, kamu masih memecahkan arus.<br />
Oh lubang puing, terbuka dan pahit.<br />
<br />
Penyelam buta pucat, pengumban beruntung,<br />
penemu yang hilang, di dalam kamu semuanya tenggelam!<br />
<br />
Ini adalah jam keberangkatan, jam yang sangat dingin<br />
yang malam kencangkan ke semua jadwal.<br />
<br />
Sabuk gemerisik lautan membentuk pantai.<br />
Bintang dingin naik, burung hitam bermigrasi.<br />
<br />
Gurun seperti dermaga saat fajar.<br />
Hanya bayangan yang berliku-liku di tanganku.<br />
<br />
Oh lebih jauh dari segalanya. Oh lebih jauh dari segalanya.<br />
<br />
Ini adalah jam keberangkatan. Oh ditinggalkan.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-68020058062534066962018-09-28T01:05:00.000+07:002018-09-28T05:21:41.014+07:00Mendamaikan rindu dan dendam setiap tahun<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiWN2xXinIOwluHXLblFAXaunsAy1X2SJ3jz_VC7-GMaR-Qofz1ogOszaR6SLXDBVcyz1o9j5JxekCa6Ffvlm8clzFouQ6-mZA-Xgnl6FOBhNXmJ1HCN1JB0Vnh8eMMCl8fhyphenhyphenNBlcwTr0/s1600/IMG_20180324_095534.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiWN2xXinIOwluHXLblFAXaunsAy1X2SJ3jz_VC7-GMaR-Qofz1ogOszaR6SLXDBVcyz1o9j5JxekCa6Ffvlm8clzFouQ6-mZA-Xgnl6FOBhNXmJ1HCN1JB0Vnh8eMMCl8fhyphenhyphenNBlcwTr0/s320/IMG_20180324_095534.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bagus2 yha? gelang and gantungan, kesukaanmu.</td></tr>
</tbody></table>
Kamu ulangtaun dan aku lupa. Anehnya, entah kenapa, aku bisa merasakannya. Seperti ada yang berbeda seharian ini. Orang-orang, pekerjaan dan hal-hal lain yang menyebalkan tidak menghampiri. Sungguh, aku merasakan itu semua, hari ini, saat ulangtaunmu. Dan, aku ingat, ulangtaun, bagimu, bukan sekadar ucapan (basa-basi) dan perayaan tiup lilin belaka. Bagimu, yang aku tahu, ulangtaun adalah soal perenungan. Yha. Ini berlebihan. Sebab, selalu ada yang tidak aku tahu setiap ulangtaunmu. Sabab, setiap kali kamu ulangtaun, aku selalu tidak ada di dekatmu; selalu ada di jarak terjauh yang bisa dibayangkan akal sehat. Kamu selalu menjadi orang yang paling antusias setiap ada yang ulangtaun: keluargamu, keluargaku, aku, teman-temanmu dan (mungkin saja) pasangan barumu. Namun, di balik itu semua, kamu menjadi pengingat untuk selalu mawas diri. Bertambahnya usia dan berkurangnya umur mesti disikapi dengan pendewasaan. Kadang, tapi aku selalu lupa, ingin menanyakan padamu satu hal: mengapa kamu selalu ingin orang-orang di sekitarmu dewasa? Apakah tetap menjadi anak-anak bukan sesuatu yang menyenangkan? Yha. Maaf. Malah jadi dua pertanyaanku. Aku menduga, rasa-rasanya, bagimu seseorang tidak bisa hanya dibuat dewasa karena bertambahnya usia, bukan? Tapi juga keadaan. Karena kita, tentu saja, berpisah karena keadaan. Bukan takdir, bukan keinginan, apalagi nasib. Dan kita, aku dan kamu, dan segala keputusan-keputusan dalam menyikapi, selalu karena keadaan. Seperti buku yang pernah aku pinjamkan padamu: Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas. Aku sudah ikhlas kalau buku itu pada akhirnya kamu buang. Aku sudah tidak peduli walau di buku itu ada tanda tangan penulis kesukaanku. Sungguh. Tapi, aku hanya penasaran: kamu sudah baca barang satu halaman saja dari buku itu? Kalau tidak, justru ini yang membuatku kecewa. Malah mungkin saja marah. Kamu tahu itu, kan? Aku bisa saja marah pada hal-hal yang tidak penting sekalipun. Sial. Aku kangen memarahimu. Sikap pasrahmu, ketidakpedulianmu yang justru, aku tahu, mendamaikan itu. Kamu terlalu bodoh untuk dimiliki lelaki bangsat. Tapi, untuk sekarang ini, kebahagiaanmu yang terpenting tentu saja --sebangsat apapun lelakimu.<br />
<br />
***<br />
<br />
Apa yang kamu dapat di hari ulangtaun? Apa yang kamu harapkan? Ceritakanlah... biar dari jauh akan aku amin-kan.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-47675058193725102982018-08-25T11:56:00.000+07:002018-08-25T11:56:30.914+07:00Mari merayakan bengong!<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Jk6y1C5q8SjQuS5F_R0dDOLtbuAkZ8-NH9c25jyYjP1Afmr72IoY5-E4OCIk3EWs5-2zplRqTwjwRM8_dDLMygOW2X-5H8E2rIMH5smOO67TgUX0qk7uunZCdK0E-nfgbb70YzTkiUc/s1600/IMG_20180409_142528.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Jk6y1C5q8SjQuS5F_R0dDOLtbuAkZ8-NH9c25jyYjP1Afmr72IoY5-E4OCIk3EWs5-2zplRqTwjwRM8_dDLMygOW2X-5H8E2rIMH5smOO67TgUX0qk7uunZCdK0E-nfgbb70YzTkiUc/s320/IMG_20180409_142528.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nyang aing bayangkeun tentang gopah!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bengong itu ibadah. Menikmati bengong itu sama halnya dengan menghargai sepi dan sunyi. Sebab, tak ada yang khidmat, yang membuat lebih dekat, ketika bengong. Bengong itu seperti puisi; tidak cukup dibaca satu kali untuk memahami. Dalam bengong, tentu saja, kita bisa meringkus dengan ringkas atas apa yang dipikirkan, diharapkan, dan kenyataan. Dan bengong, sekali lagi, bisa menjelma apa saja. Kesepian. Keramaian. Kesedihan. Kebahagiaan. Kerinduan. Kegalauan, kalau perlu.</div>
<div dir="ltr">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr">
<i>Tak pernah ada cinta yang rapi. </i><br />
<i>Rindu membuatnya berantakan lagi.*</i></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Kehidupan ini, barangkali, terlalu cepat. Sehingga yang berubah jauh lebih tampak tinimbang yang berproses atau bertumbuh. Bengong adalah tanda, alarm bagi diri sendiri, untuk sedikit merenungkan --bukan menghentikan, karena konotasinya cukup negatif, mungkin-- semua yang berkejaran dan berlarian. Bengonglah untuk sementara. Sewaktu yang kita punya. Bengong juga tidak perlu diluangkan. Karena bengong bukan tentang lama atau sebentar, tapi bengong, barangkali, adalah soal memahami sejenak apa yang terjadi saat itu. </div>
<div dir="ltr">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr">
<i>Haruskah dengan bertengkar, </i><br />
<i>kekuatan cinta kita ditakar?*</i></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Laiknya nyala api yang mengeluarkan asap, bengong itu menghasilkan. Jika bukan sesuatu yang berbentuk atau nyata, bengong paling tidak menjernihkan. Ujudnya bahkan bisa menjadi ekstrem: bengong membuat kita menangis. Tidak perlu heran ada mata yang berkaca-kaca ketika bengong. Apalagi sampai menetes di pipi. Sebab dari bengong, adalah cara kita memasuki diri jauh ke dalam. Tempatnya mungkin jauh lebih gelap dari dasar laut terdalam. Dan, buat apa malu untuk menangis? Menangis itu obat yang hanya bisa diramu oleh orang yang sedang sakit itu sendiri. Menangis, paling tidak, menenangkan. Penyair pernah berpesan: airmata tidaklah jatuh untuk hal yang sia-sia.</div>
<div dir="ltr">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr">
<i>Jika cinta hanya soal segala hal benar, </i><br />
<i>maka mustahil kita bisa sebegini tegar.*</i></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bengong itu tidak terkotakkan dan terkatakan. Bengong adalah segala hal yang mustahil dirancang-rencanakan. Ketika bengong, selalu hadir hal-hal spontan yang tidak terikat. Bengong biar bagaimana pun juga adalah pergulatan batin. Dari bengong kita mampu merasa kesepian di antara keramaian, merasa sendiri sampai bayangan pun enggan menemani. Saat ini aku hanya ingin merayakan bengong itu sendiri, seorang diri.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
*) Dari puisi-puisi Candra Malik dalam bukunya: Fatwa Rindu </div>
<br />Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-20826881230650182642018-07-26T04:45:00.001+07:002018-07-26T04:45:30.474+07:00Kewajiban Para Penyair<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlT-EH1KilATRCJjXkDazNwDQ2mS3yHIF8nGtU_ap1nV08zjqjjoj7KjExMoyg7YIJNopu1CYEdNw9K7tndQtEql9Z_SlMje1Q7WxUKsuWQbVadY5JH1CrDISX12rGt65iWBrwmPetXBg/s1600/penya.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlT-EH1KilATRCJjXkDazNwDQ2mS3yHIF8nGtU_ap1nV08zjqjjoj7KjExMoyg7YIJNopu1CYEdNw9K7tndQtEql9Z_SlMje1Q7WxUKsuWQbVadY5JH1CrDISX12rGt65iWBrwmPetXBg/s320/penya.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi (pixabay)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Untuk siapa pun yang tidak mendengarkan laut<br />
Jumat pagi ini, kepada siapa pun yang terkurung<br />
di rumah atau kantor, pabrik atau wanita<br />
atau jalan atau saya atau sel penjara yang keras;<br />
kepadanya saya datang, dan, tanpa berbicara atau melihat,<br />
Saya tiba dan membuka pintu penjara,<br />
dan getaran dimulai, tidak jelas dan mendesak,<br />
sebagian besar guntur mulai bergerak<br />
gemuruh planet dan buih,<br />
sungai parau banjir laut,<br />
bintang bergetar dengan cepat di koronanya,<br />
dan laut berdetak, sekarat dan berlanjut.<br />
<br />
Jadi, tertarik oleh takdirku,<br />
Saya tidak henti-hentinya harus mendengarkan dan menyimpan<br />
ratapan laut dalam kesadaran saya,<br />
Saya harus merasakan jatuhnya air keras<br />
dan mengumpulkannya dalam cangkir abadi<br />
sehingga, dimanapun mereka berada di penjara,<br />
dimanapun mereka menderita celaan musim gugur,<br />
Saya mungkin berada di sana dengan gelombang yang menyimpang,<br />
Saya dapat bergerak, melewati jendela,<br />
dan mendengar saya, mata akan melirik ke atas<br />
mengatakan 'Bagaimana saya bisa mencapai laut?'<br />
Dan saya akan menyiarkan, mengatakan apa-apa,<br />
gema berbintang dari gelombang,<br />
pemecahan busa dan pasir apung,<br />
gemeresik penarikan garam,<br />
teriakan abu-abu burung laut di pantai.<br />
<br />
Jadi, melalui saya, kebebasan dan laut<br />
akan membuat jawaban mereka ke hati yang tertutup.<br />
<br />
<br />
<b><i>*) A minhas obrigações, Pablo Neruda. Sebuah terjemahan Puisi</i></b>Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-26758915833138254822018-07-20T14:13:00.001+07:002018-07-20T14:13:22.551+07:00Untuk yang akan kembali dalam waktu yang lama<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYZoBWTMdKU8vY-3jb7FaxA6eQWuZSEmKswxU37ug3QEohBmR5x9RHMzPOPaEqT0K1mSc4uBiG9j-yYCSKUcZRcr3c8_GGQDDzJ7JunhHv2TV7UOyTgNNeUvu1Uzwgb4gbfttx2sa8qfA/s1600/IMG_20180720_140838.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYZoBWTMdKU8vY-3jb7FaxA6eQWuZSEmKswxU37ug3QEohBmR5x9RHMzPOPaEqT0K1mSc4uBiG9j-yYCSKUcZRcr3c8_GGQDDzJ7JunhHv2TV7UOyTgNNeUvu1Uzwgb4gbfttx2sa8qfA/s320/IMG_20180720_140838.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">untuk yang ditinggalkan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
'Anaknya' Gomah yang lain yang terakhir mulai hari ini bakal tinggal di asramah. Kuliah. Momen pas pamit tadi waktu seakan tidak bergerak maju. Semua yang lalu hadir: ingatan dan masasilam. Mereka, ingatan dan masasilam tadi, mencoba menahan untuk sebuah kepergian. Menjadi pahlawan kesiangan untuk menolak semua. Karena kepergian, biar bagaimanapun, selalu melahirkan korban: yang ditinggal dan tertinggal. Tapi waktu, sekali lagi, tidak pernah bergerak mundur: waktu terus tumbuh dan tidak ada yang bisa menahannya maju --meski lamat-lamat kesedihan dan kerelaan yang menetap. Pada momen semacam ini manusia hanya bisa pasrah akan kehendak Tuhan. Adil atau tidak. Menerima atau tidak. Namun begitulah aturan mainnya. Andai manusia bisa meminta, jawabannya hanya satu: jalani.<br />
<br />
***<br />
<br />
Seminggu lalu 'anaknya' Gomah itu bolak-balik mencari peralatan untuk di asramah. Beberapa sudah didapat dan sebagiannya lainnya belum. Ia datang ke rumah, menanyakan tempat menjual bantal dan guling ke Gomah yang murah. Harga itu relatif, murah atau mahal, namun yang pasti yang murah, tentu saja, selalu kalah nyaman dengan yang mahal. Tapi waktu itu Gomah tidak menjawab. Gomah masuk ke kamar dan keluar dengan membawa dua bantal. Pakai ini saja, katanya, biar tetep bisa ingat rumah. Tidak ada yang bisa diharapkan dari sebuah kepergian selain tetap bisa ingat bagaimana ada orang-orang di masasilam ini akan setia menunggu kepulangan. Ia menirama kedua bantal itu. Duduk di teras dan memeluknya. Entah apa yang dipikirkannya. Entah apa yang tengah dirasakannya.<br />
<br />
***<br />
<br />
Gomah punya dua anak lain. Yang satu sudah akan lulus kuliah. Satu lainnya yang akan berangkat ini. Yha. Sedari dulu aku ingin punya adik. Sampai akhirnya tetangga ada yang lahiran dan anaknya, keluarga kami anggap seperti anak sendiri. Dan aku seakan punya adik. Begitulah kedua anaknya Gomah yang lain itu. Sedari kecil selalu di rumah. Pulang untuk tidur malam di rumahnya dan paginya sudah main lagi ke rumah. Kedua anaknya Gomah yang lain itupun memanggil Gomah dengan sebutan "Mamah". Seperti jua aku tentu saja. Dan Peang yang terakhir ini. Keduanya tumbuh. Menjadi remaja dan dewasa. Dan Gomah, sampai sekarang, tetap saja menganggap mereka masih kecil. Bila di rumah mereka sedang tidak ada makanan, misalnya, mereka akan datang ke rumah untuk makan. Atau, jika air dingin di kulkas mereka habis dan mereka ingin minum, maka mereka akan datang ke rumah: mengambil gelas dari lemari dan menghabiskan satu botol air dingin sendiri. Tidak ada sekat. Bahkan walau kami berbeda keyakinan. Hidup kami jauh lebih tentram dari apa yang kalian kotak-kotakan. Setiap lebaran Gomah selalu memberi ketupat dan teman-temannya itu. Dan ketika natal, Gomah akan memberi ucapan selamat dan mengamplopinya. Tidak pernah jua kami terganggu jika di rumah mereka sedang latihan atau beribadah dengan menyanyikan puji-pujian. Kami bukan lagi sekadar saudara, lebih dari itu, kami berkeluarga. Dan ketika satu anggota keluarga pergi, tentu saja, anggota keluarga yang lainnya bersedih. Termasuk Gomah dan Gopah dan aku.<br />
<br />
***<br />
<br />
Sebelum tadi aku berangkat jumatan Gomah memanggilku yang sedang buang air besar. "Dek, lagi pegang uang kes? 50ribu aja," kata Gomah. Sambil sedikit ngeden, aku jawab ada di kantung celana. Ambil saja. Tadinya aku tidak tahu uang itu untuk apa. Toh aku tidak begitu peduli jua. Namun setelah jumatan Gomah bilang kalau uangnya untuk membekali anaknya yang lain itu. Nambahin. Aku bilang, kenapa engga diambil semua aja yang di kantung celana. Seingatku ada seratus ribu. Tapi nanti jua dia balik lagi, kata Gomah, untuk nantinya tidak kembali dalam waktu yang lama.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-41429336905543736192018-07-20T10:14:00.001+07:002018-07-20T10:14:34.938+07:00Teka Teki<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9HjwnU7yRefRndCtrYGstvrOsocext1-yrUMJs892Fo5e2GqDniVGMjH4K2UQ7_pCMIep-QxaoPUVV5SGh-lbutPSjDJimG_2qDvwScsaUwXTH1K3YVbUpHZY3c9yHIZtu341CA1pqf4/s1600/IMG_20180720_101156.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9HjwnU7yRefRndCtrYGstvrOsocext1-yrUMJs892Fo5e2GqDniVGMjH4K2UQ7_pCMIep-QxaoPUVV5SGh-lbutPSjDJimG_2qDvwScsaUwXTH1K3YVbUpHZY3c9yHIZtu341CA1pqf4/s320/IMG_20180720_101156.jpg" width="226" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi: @kulturtava</td></tr>
</tbody></table>
<br />
kau bertanya kepada aku apa yang sedang ditenun lobster<br />
kaki emasnya?<br />
aku jawab, laut tahu ini.<br />
<br />
kau berkata, apa yang ditunggu ascidia secara tembus pandang<br />
bel? apa yang ditunggu?<br />
aku katakan itu menunggu waktu, seperti kau.<br />
<br />
kau bertanya kepada aku siapa Alga Macrocystis di pelukannya?<br />
belajar, pelajari, pada jam tertentu, di laut tertentu yang aku tahu.<br />
<br />
kau menanyai aku tentang gading jahat dari narwhal,<br />
dan aku membalas dengan menjelaskan<br />
bagaimana kuda laut dengan harpun di dalamnya mati.<br />
<br />
kau bertanya tentang bulu burung rajawali,<br />
yang gemetar di mata air murni dari pasang selatan?<br />
<br />
atau kau menemukan di dalam kartu pertanyaan baru yang menyentuh<br />
arsitektur kristal<br />
dari anemon laut, dan kau akan menghadapinya sekarang?<br />
<br />
kau ingin memahami sifat listrik lautan<br />
duri?<br />
stalaktit berlapis baja yang pecah saat berjalan?<br />
kail pemancing ikan, musik mengulurkan<br />
di tempat yang dalam seperti benang di air?<br />
<br />
aku ingin memberi tahu kau bahwa laut tahu ini, bahwa kehidupan di dalamnya<br />
kotak perhiasan<br />
tidak terbatas seperti pasir, tidak mungkin dihitung, murni,<br />
dan di antara waktu anggur berwarna darah telah membuat<br />
daun bunga<br />
keras dan berkilau, membuat ubur-ubur itu penuh dengan cahaya<br />
dan membuka simpulnya, membiarkan benang musiknya jatuh<br />
<br />
dari tanduk banyak terbuat dari ibu mutiara yang tak terbatas.<br />
aku bukan apa-apa selain jaring kosong yang telah berjalan di depan<br />
mata manusia, mati dalam kegelapan itu,<br />
jari-jari yang terbiasa dengan segitiga, garis bujur<br />
pada bola mata oranye dari oranye.<br />
<br />
aku berjalan seperti kau, menyelidiki<br />
bintang tanpa akhir<br />
dan di jaring aku, pada malam hari, aku terbangun telanjang,<br />
<br />
satu-satunya yang tertangkap, seekor ikan terperangkap di dalam angin.<br />
<br />
<br />
Enigmas, Pablo Neruda. Sebuah terjemahan puisi.<br />
<div>
<br /></div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-39433943490127505422018-07-07T00:02:00.000+07:002018-07-07T00:02:09.225+07:00absolutely state of the art!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVuBPtq4Qpgtsg5fRK0utVES7I1tXh79c7wrs3zHhUx6Gg8xP-Jp7PU3u3xla8Utc5nviAhqlR1SEDC7nl2fHXCsg91WkfC8WLByoNMjnbKsxTGl_Q4D3365OHflhtc4RHFRCROIK2rhQ/s1600/IMG_20180626_192128.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVuBPtq4Qpgtsg5fRK0utVES7I1tXh79c7wrs3zHhUx6Gg8xP-Jp7PU3u3xla8Utc5nviAhqlR1SEDC7nl2fHXCsg91WkfC8WLByoNMjnbKsxTGl_Q4D3365OHflhtc4RHFRCROIK2rhQ/s320/IMG_20180626_192128.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
"bareng2 ngerayakeun merdekanya negeri orang, atanapi abai sama nyang ingin (me)merdeka(keun) sendiri. absolutely state of the art!" --coretan tipe-x di gitar aing dulu.Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-51871436564365271342018-06-13T12:35:00.001+07:002018-06-13T12:35:41.630+07:00Cerita tentang Anak Kecil di Warung Makan yang Tetap Buka Saat Puasa<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicpDhik_0bRNbFsFHRA4w4_Cvd1IxymV-DA-Av2jlnBrg6NNsa-c8g4nvkiu-5ptCx9K7UpNWTVP0_np3wWCrq_0wjeIKM8izRk8pp0-Vpzwd5LzVHHVGA468DzZlhcjg3LMp0AeCmt0k/s1600/cils.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicpDhik_0bRNbFsFHRA4w4_Cvd1IxymV-DA-Av2jlnBrg6NNsa-c8g4nvkiu-5ptCx9K7UpNWTVP0_np3wWCrq_0wjeIKM8izRk8pp0-Vpzwd5LzVHHVGA468DzZlhcjg3LMp0AeCmt0k/s320/cils.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bocil nyang lagi tidur itu. Pules beut!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Anak itu tertidur pulas. Sesekali matanya terjaga, lalu
terpejam kembali. Sayangnya bukan di tempat tidur dan bantal yang empuk
untuknya, anak itu tidur di meja warteg. Kau pasti tahu seberapa luas meja itu.
Sekadar cukup untuk satu piring dan satu gelas --meski ukurannya panjang.
Mainan yang tadi dipegangnya sampai terjatuh ke lantai. Ibunya sedang sibuk
mencatat utang pelanggannya. Satu dari karyawan kantor, satu lagi oleh satpam.
Buku tulis yang semestinya digunakan mencatatan pelajaran, namun kini di
perlakukan sebagai pengingat tunggakan. "Tidak boleh kalah sama yang gajinya
bulanan," katanya, tidak ditujukan kepada siapa-siapa yang ada di
sekelilingnya.<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku pindahkan gelas dan bungkus rokok dari sebelah anak itu.
Takut tersenggol dan pecah ketika jatuh. Sebelum anak itu tertidur, ia manaiki
meja, menghampiri tv yang diletakan di atas etalase warung. Ia coba
berkali-kali tidak bisa. Mungkin aku sendiri sedikit risih dengan apa yang
dilakukannya. "Belum dicolokin kali kabelnya," kataku. Anak itu
menoleh dan lalu (seperti) tidak peduli. Barangkali anak itu semakin penasaran,
ketika kaki kanannya sudah terangkat, aku langsung menjulurkan tangan untuk
melarang. Ayahnya di dapur keluar. "Mau apa, dek?" Nonton tv,
jawabnya. Anak itu diturunkan dari meja, didudukan di sebelahku.
"Colokannya dipake buat kipas. Nanti saja ya." Anak itu paham. Meski
tidak mengangguk dan diam, aku tahu begitulah reaksi anak-anak jika habis
dinasehati. Mainan lego, sepertinya itu namanya, berbentuk pesawat terbang yang
ada di tangannya ditaruh di atas etalase. Anak itu duduk lagi. Tidak lama anak
itu berdiri untuk tidak duduk lagi. Anak itu berdiri sembari melafalkan
beberapa surat dan ayat. Surat Al Kausar yang aku tahu dan ingat. Kemudian
menyelonjorkan badan di meja warung, masih melafalkan itu, dan tertidur.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seketika aku ingat tayangan di MNC TV "Semesta Bertilawah". Setiap sahur sekeluarga aku menonton itu. Gomah senang ada
anak kecil yang bisa hafal Quran. Aku sendiri senang ayat-ayat Quran
disenandungkan. Aku kira Peang dan Gopah juga suka, meski aku tidak tahu suka
karena apa.Namanya program tv selalu mengedepankan drama-drama, apapun
didramatisir. Pernah satu episode di mana Seorang anak yang dititipkan di
Pesantren oleh ibunya sewaktu kecil ditanya-tanya oleh Arie Untung dan entah
siapa host perempuannya. Anak itu masih kecil, umurnya sekira 8-10 tahunan,
ditanya kabar ibunya saat ini, bagaimana ia mencari ibunya lewat facebook yang
dibantu oleh pihak pesantren dan lain-lain. Pedahal sudah jelas: anak itu
dititipkan ketika masih (sangat) kecil. Barangkali ingat wajahnya saja tidak.
Sudah tentu anak itu menangis. Ia diminta mengingat atas apa yang ia tidak
tahu. Betapa bodoh! Hanya pagi itu sahur jadi tidak terasa mengenakan. Aku
sendiri hanya memakan beberapa suap nasi dan keluar; merokok.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sewaktu kecil, setiap kali aku membaca Quran di rumah, jika
ada satu bagian yang aku baca keliru, entah dari dapur atau mana, Gomah selalu
memperbaiki dengan sedikit berteriak. Atau, ketika aku kesulitan membaca,
mungkin karena tidak tahu tajwidnya, jadi terdengar aneh, pasti Gomah akan
membetulkan. Aku sendiri tidak tahu apakah Gomah (sudah) hafal Quran atau Quran
memang gampang diingat, jadi mudah terdengar aneh ketika ada keliru saat
membacakannya. Membaca Quran selalu menyenangkan. Apalagi membaca
terjemahannya. Ini adalah fase di mana aku mulai mencintai puisi. Selepas
terawih atau sholat subuh, aku pergi ke perpus Teras Baca. Membaca Quran dan
terjemahannya. Tidak lama, paling 3 jam sahaja. Bahkan, entah mengapa, ketika
selesai membaca, aku merasa tenang. Terlebih senang karena arti ayat yang aku
baca tersusun sangat baik --laiknya puisi. Buku puisi terbaik yang pernah aku
baca, barangkali, adalah Quran. Anehnya lagi, setiap kali selesai membaca
Quran, aku tidak bisa berdiri. Kedua kaki tidak bisa digerakkan. Kaku. Malah
aku pernah dibangunkan Gomah yang membangunkan aku di Perpus dalam keadaan
tertidur dengan kaki menyila sambil memeluk Quran. Sudah pagi dan mau dipakai
tadarusan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ibu warung tadi langsung bercerita tentang anaknya. Katanya,
anak itu semestinya sudah kelas dua, tapi mesti berhenti sekolah karena ikut ke
Jakarta dengan ayah-ibunya. Maklum, keluarga itu datang untun bergantian dengan
kakaknya yang kebetulan aku kenal, mesti balik kampung. "Dulu sih
bilangnya cuman 3 bulan, lah ini udah hampir setahun. Ya gitu jadinya, dia gak
sekolah. Diajak pun ia nolak, cuma mau main dan ngaji saja," kata Ibu
warung. Umur anak itu kira-kira hanya berbeda satu tahun dari Peang. Jadi aku
tahu betul pada umur-umur segitu apa yang ingin dan tidak inginkan dari
anak-anak. Ibu warung bilang, anak itu memang tidak tidur semalaman. Dari siang
malahan. Kadang main dan baca Quran saja. Sampai tadi dia bilang, kata Ibu
warung, "mama gak saur, mama gak masak buat dagang?" Warung itu
memang tidak tutup ketika bulan puasa. Tetap buka, tapi aku sama sekali tidak
ingin menanyakan alasannya. Buat apa juga. Masih ada orang-orang yang tidak
berpuasa dan lapar. Aku pikir wajar saja kalau buka. Kami berbincang sangat
pelan takut-takut anak itu bangun. Namun, dalam obrolan kami itu, ada yang
terus pikirkan, seperti: bagaimana orangtua itu memberi tahu kepada anaknya
kalau puasa di bulan Ramadan itu wajib bagi umat muslim? Sedangkan sampai saat
ini saja warungnya tetap buka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mainan yang tejatuh di lantai itu aku ambil dan letakkan di
sela jari tangannya yang tertidur. Semula tidak ia genggam mainan, tapi saat
jariku menyentuh jarinya, ia langsung mengambil tanganku. Ibu warung tersenyum.
Aku lepaskan perlahan dan membayar makananku. Sambil keluar warung, spotify
tengah memainkan lagu "Breakfast at Tifanny's" dari Deep Blue Something.</div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-33100490910499959552018-05-21T15:42:00.000+07:002018-05-21T15:44:42.654+07:00Mandi di Siang Bolong!<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRqT3t8aU4WaZJSqCUuOrXU2ztMkxHiYqxfnmQEoXQn-9gLBjqr9UE3yeNMrisxN3EwOYl34y3hb6wJdi1hrFO1JPBPQBu1pyzjLpGCawvr-tEZGUwFbHBxohTM1q5zA4ZcVx2EdTRzsg/s1600/IMG_20180521_143756.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRqT3t8aU4WaZJSqCUuOrXU2ztMkxHiYqxfnmQEoXQn-9gLBjqr9UE3yeNMrisxN3EwOYl34y3hb6wJdi1hrFO1JPBPQBu1pyzjLpGCawvr-tEZGUwFbHBxohTM1q5zA4ZcVx2EdTRzsg/s320/IMG_20180521_143756.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">seger betul mandi pas siang bolong.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
Segar betul. Mandi pukul 2 siang saat matahari sedang
panas-panasnya di bulan puasa. Ketika hendak menjemur handuk keluar, matahari
seakan baru ingin muncul dari tidur panjangnya semalaman. Tidak ada suara ayam
karena ia berkokok terlalu pagi dan manusia tidak ada yang peduli. Pagar rumah,
tanaman yang digantung, sampai lantai teras serasa masih diselimuti embun;
dingin. Segar betul.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi tadi aku duduk sendirian di bangku-bangku di depan
Indomaret. Bingung. Bukan untuk berpikir antara batal puasa atau tidak. Bukan. Bingung
karena tidak tahu bagaimana caranya memperpanjang masa aktif akun premium
spotify. Susah betul. Pedahal bulan lalu gampang-gampang sahaja. Sekarang aku
lupa caranya. Keringat dingin mulai merambah dari tengkuk leher hingga lengan
tangan. Normal. Itulah reaksi tubuh ketika sedang kebingungan. Tadi di hadapan
ATM berulangkali aku mencoba peruntungan. Hasilnya: hanya kartu yang masuk dan
keluar. Sporify premium tidak berhasil di perpanjang, orang-orang mengantri di
kasir Indomaret membayar minuman dingin yang mereka ambil dari lemari
pendingin. Dua orang, tiga orang, mulai mengantri di belakang menunggu giliran
menggunakan mesin ATM. Aku kebingungan betul.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*** </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bulan puasa tahun ini seperti kembali menemuiku dengan
kegembiraan. Entah. Tapi itu yang aku rasakan. Anak-anak yang mulai ramai
datang ke masjid dan orang-orang yang berdagang di pelataran masjid. Aku
menduga: sepertinya kegembiraan ini muncul ketika hampir setiap hari –sebelum bulan
puasa ini– melulu diperbincangkan di media sosial –tapi orang-orang itu sendiri
tidak pernah ke masjid –tentang tumbuh-kembangnya orang-orang ekstimis. Mulai dari
isi ceramah sampai penceramahnya. Mungkin orang-orang yang melulu membincang
itu lupa: masjid tidak melulu seputar itu. Masjid adalah kediaman bagi siapa
saja, makanya ada yang dinamakan Dewan Keluarga Masjid (DKM). Keluarga, biar
bagaimanapun, tidak pernah lepas dari masalah. Jika, anggaplah asumsi
orang-orang yang tadi aku sebut benar, masjid sebagai awal mula tumbuh
kembangnya ekstimisme, maka biarlah keluarga dari masjid itu yang
menyelesaikan. Tidak perlu dipukul rata kalau semua masjid seperti itu, bukan?</div>
<br />
***<br />
<br />
Dua hari menjelang bulan puasa, anak-anak berkumpul di
pelataran masjid selepas magrib. Anak-anak itu menikmati betul rasanya keluar
malam dan bertemu dengan teman sebayanya. Waktu main mereka seakan
diperpanjang. Kemudian satu per-satu dari mereka diberikan obor. Entah ini
hanya ada di Indonesia atau di setiap negara seperti itu ketika menyambut bulan
puasa. Beramai-ramai mereka berjalan dari masjid melantunkan salawat menyusuri
malam, menerangkan jalan. Pawai obor. Perlu juga sepertinya aku beritahukan:
masjid di mana anak-anak itu mengikuti pawai obor, saban jumat di masjid itu penceramah
selalu melakuakan orasi melawan pemerintahan. Hanya ada dua hal yang bisa
menyelamatkan orang-orang yang jumatan itu tetap mau datang ke masjid: (1) mendengar
ceramah sambil main media sosial atau (2) melipir ke warkop yang letaknya
bersebelahan dengan masjid dan mendengar ceramah dari sana. Yang ingin aku
sampaikan adalah terlepas dari bagaimana masjid itu dikelola, ketika bulan
puasa tiba, selalu ada hati yang terbuka untuk semua. Anak-anak yang bergembira
dan kakak-kakak mereka yang manis-manis betul ketika mendampingi adiknya pawai
obor.
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kuhanya ingin puasa menghadirkan yang betul-betul segar. Semial:
kamu yang lagi suka ganta-ganti avatar twitter yang bikin temlenku jadi segar
betul.</div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-10436428516351905972018-05-09T21:41:00.002+07:002018-05-21T15:43:43.932+07:00Aku dengan Buku, Kamu (Sibuk) dengan Gawaimu<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIEgN84DBI_ADYMr6JSBkQ1PR8P9N3C8b0WnlvDt5Mszgyx40YeQJ8u7kwnxIICoKn963pZVjq4tYnbBlEocSVWHdJPmsjDmHGUanGt2zO-c44AhytWbaHheoS69oZBPVgczX0omMq6ck/s1600/IMG_20180509_173702.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIEgN84DBI_ADYMr6JSBkQ1PR8P9N3C8b0WnlvDt5Mszgyx40YeQJ8u7kwnxIICoKn963pZVjq4tYnbBlEocSVWHdJPmsjDmHGUanGt2zO-c44AhytWbaHheoS69oZBPVgczX0omMq6ck/s320/IMG_20180509_173702.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">andai orang2 nyang diajak ngobrol liwat hengpon pada nongol di kreta... yha ndak mungkin!</td></tr>
</tbody></table>
<div dir="ltr">
Ayu Utami telah membuat fantasiku liar terhadap
taman dari buku 'Saman'. Sebuah taman di mana Leila rela menemui Sihar
jauh-jauh ke New York. Taman yang ditinggali hewan hanya untuk hidup
bahagia. Gelandangan pun bisa tidur dengan nyenyak meski badannya
dipenuhi debu. Dan di taman itu juga, tulis Ayu Utami, tak ada yang
perlu ditangisi. Dosa seakan tidak tumbuh di taman itu.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dan karena cerita tentang taman itu pula akhirnya aku
membeli kumpulan cerita pendek 'Petang Panjang di Central Park' yang
ditulis (alm) Bondan Winarno.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Kemudian aku selalu membayang ini: datang ke sebuah taman
--seperti yang Ayu Utami gambarkan-- bersama pasangan. Aku membaca buku
sedangkan dia sibuk dengan (kehidupan) gawainya. Sesederhana itu memang. Dan di
taman itu kami saling memunggungi. Mungkin kami akan saling banyak diam.
Namun, di taman itu kami akan saling memahami: hakikat kebahagiaan
tidaklah satu, tapi saat di mana kita bisa saling mengerti kesukaan
masing-masing. Mungkin ketika aku pergi ke taman itu aku akan membawa
novel 'Le Petit Prince'. Entahlah. Sepertinya novel itu cocok saja. Lalu
seperti yang aku jelaskan di awal, kamu akan sibuk dengan gawaimu.
Mungkin kamu akan swafoto, mengunggahnya di Instagram dan menanyakan
caption apa yang cocok untuk mengilustrasikan kebahagiaanmu di taman
itu. Aku sarankan sebuah larik dari puisi Goenawan Mohamad: bersiap
kecewa/ bersedih tanpa kata-kata. Dan kamu akan menanyakan artinya. Dan
aku tidak akan menjawab apa-apa. Sebab keindahan antara taman, kamu dan
puisi adalah keindahan yang hakiki.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Hanya syukur yang bisa aku panjatkan manakala masih diberi
kesempatan membaca buku di kereta. Yha. Apalagi di sebuah perjalanan
pulang pada suatu sore di mana besok adalah hari libur. Kukira kamu bisa
bayangkan keadaannya dengan ilustrasi seperti itu. Aku keluarkan buku
dari dalam tas, melanjutkan bacaan 'Saksi Mata' yang belum tuntas.
Seorang perempuan masuk, sedikit tergesa dari stasiun berikutnya di mana
aku semula naiki. Kami saling memunggungi di kereta. Aku bisa merasakan
betapa tungkuk perempuan itu panas. Dan aku rasa perempuan itu
merasakan disundul-sundul kepalanya oleh ikatan rambutku. Perempuan itu
meletakan tasnya di bagasi atas. Sedikit mendorong ke depam karena
penumpang sedang ramai. Sepertinya ia meminta maaf, tapi aku tidak
terlalu jelas mendengar, telingaku tertutup pemutar musik.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Tidak ada gangguan. Kereta berjalan lancar. Hanya saja
terasa sedikit pelan. Aku sungguh menikmati (1) cerita dari buku 'Saksi
Mata' sekaligus (2) saling memunggungi dengan perempuan itu. Saat itu
kereta laiknya masjid ketika ada sholat jumat: memberi ruang seberapapun
banyaknya penumpang. Sesekali aku tertawa dengan bacaanku dan perempuan
itu tertawa dengan orang-orang lain di luar sana lewat gawainya. Andai
kereta ini sebuah taman --taman seperti yang digambarkan Ayu Utami--
mungkin aku akan seperti burung yang disinari matahari musim semi:
bernyanyian dan mengajakmu pacaran.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Sesekali aku masih mendengar tawanya. Renyah sekali.
Sedangkan aku, boro-boro bisa tertawa. Bagaimana bisa tertawa dengan
segala kekejaman yang ada dalam cerita-cerita dari buku yang tengah aku
baca: bola mata yang dicongkel dengan sendok untuk kemudian dijadikan
bahan tambahan tangkleng, telinga-telinga yang dipotong karena menguping
sebagai mata-mata sampai pembunuhan massal. Sesekali aku membayangkan
guyon seperti apa yang ia dapatkan dari orang-orang
nan-jauh-di-sana-itu? Jika aku bisa pelajari, aku akan mencoba menghibur
perempuan itu sesering mungkin.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Baru kemudian aku sadar ketika seorang di depan perempuan
itu hendak turun dari kereta di Tanjung Barat. Perempuan itu sedikit
mendorongku hingga hampir tersungkur ke depan. Aku menoleh. Dan dia
sedang memegang buku. Sekilas aku lihat sampulnya: didominasi warna
putih dengan warna tulisan biru dan merah muda. Buku itu sedikit tebal.
Aku ingat, itu novel 'Sophie Kinsella, My not so Perfect Life'. Buku
bagus. Beberapa kali aku membaca resensinya. Kereta masih berjalan
pelan. Aku sibuk dengan buku, begitu juga perempuan itu. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Andai kereta ini sebuah taman --taman seperti yang
digambarkan Ayu Utami-- mungkin aku akan diam saja, memintamu
menceritakan isi buku itu. Mendengarkanmu dengan saksama sampai selesai
dan kita berkenalan. Namaku, Harry. Harry Ramdhani, siapa namamu?</div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-13757303859226047502018-05-06T20:15:00.001+07:002018-05-09T21:49:09.712+07:00Tentang Kucing (Kampung) yang Lahir di Loteng Rumah<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1026"/>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]-->
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV24_Spd4abUPeBdoRzqJE_vlLAieEUULclN06xBgQ354Mh08fDpqnVKksTDP_VPHNHEsn6GwQz3bTTgqH5WHAZ-nbSI9v-rZ0ND-6lK57Z3l1sIW2Br6XYwAOOhYT4KExSfSvXErOkYo/s1600/IMG_20180506_182544.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV24_Spd4abUPeBdoRzqJE_vlLAieEUULclN06xBgQ354Mh08fDpqnVKksTDP_VPHNHEsn6GwQz3bTTgqH5WHAZ-nbSI9v-rZ0ND-6lK57Z3l1sIW2Br6XYwAOOhYT4KExSfSvXErOkYo/s320/IMG_20180506_182544.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kucing-kucing ucul nyang kurang satu. :(((</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal">
Kucing itu hamil. Seperti halnya kucing betina lain, tidak
ada yang tahu siapa yang menghamili. Tapi kucing itu, yang hitam warna bulunya,
sedang bunting besar. Gomah sesekali memberi sisa makanannya yang masih banyak.
Menyisakan, mungkin tepatnya. Dilahap dengan rakus nasi yang diaduk dengan
suiran ikan lele di depan rumah dekat pot bunga. Aku tambah lagi dengan tahu.
Kucing itu sekadang mengendusnya dan melanjutkan nasi aduk suiran lele itu.
Sial.</div>
<br />
<br />
***<br />
<br />
Besoknya tidak lagi kucing yang hamil itu. Entah pergi ke
mana. Kucing kampung memang suka seperti itu ketika ingin melahirkan: sembunyi
mencari tempat. Bahkan dulu ada yang sembunyi di belakang perpus Teras Baca.
Setelah melahirkan dan anak-anaknya bisa pergi mencari makan sendiri, barulah
mereka keluar dari tempatnya. Ada tiga anaknya yang lucu. Aku cuma bisa
memberikannya satu kardus mie instan dengan kain sebagai alasnya. Maksudnya
untuk mereka tidur. Setiap pulang kerja, setiap malam, aku suka mampir sebentar.
Anak-anak kucing yang mungil itu menyambut dengan berlarian menghampiri.
Pedahal aku tidak bawa apa-apa. Senang rasanya ada yang menyambut ketika pulang
kerja. Kapan yha bisa disambut kamu kalau aku pulang kerja kelak?<br />
<br />
***<br />
<br />
Setiap malam selalu ribut di loteng rumah. Kucing, tentu
saja. Berisik sekali. Tapi bukan kucing yang tengah berkelahi, hanya suara
kucing yang berlarian ke sana-ke mari. Kadang, hal-hal semacam itu ampuh untuk
menakuti Peang agar supaya cepat tidur. Menarasikannya seakan-akan kucing itu
sedang dikejar oleh Setan Kepala Buntung. Kucing itu tidak pernah keluar.
Selalu di loteng. Entah kucing yang mana. Yang aku tahu: setiap malam selalu
ribut.<br />
<br />
***
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kucing hitam itu akhirnya melahirkan. Kucing yang selama ini
ribut di loteng ternyata kucing hitam itu. Kata tetangga sebelah yang rumahnya
tingkat, ia melihat kucing hitam itu bersama kelima anaknya. Lucu-lucu,
mestinya. Aku tidak sabar seperti apa bentuknya. Tapi seperti kucing kampung
pada umumnya, kucing itu tidak ingin turun (atau tidak bisa mungkin?) dengan
anak-anaknya. Keenam kucing itu masih menetap di loteng. Sialnya, setiap malam
semakin ribut. Keenam kucing itu berlarian, main kejar-kejaran di loteng. Dan
satu malam, saking ributnya, remahan atap berjatuhan. Hadeeeeuh. Malam-malam
mesti nyapu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sore hari dengan matahari yang sinarnya cukup, kopasus (kopi
campur susu) dan buku puisi Aan, Cinta yang Marah, adalah caraku merenung. Buku
itu terlalu anarkis. Apalagi Aan Mansyur yang kadung populer dengan puisi
cintanya dalam buku "Tidak Ada New York Hari Ini". Dan terdengar
suara benda yang jatuh di depan rumah. Berkali-kali. Aku kaget, tentu saja,
lalu Gomah berlari keluar. Gomah selalu responsif jika ada suara-suara seperti
itu. Bahkan bisa membuat panik. Meski pelan, namun reaksi Gomah cenderung
berlebihan. Anak kecil kadang bisa nangis meski ia sekadar jatuh terpeleset.
Aku dan Gomah melongok keluar. Wuah, kucing-kucing yang di loteng akhirnya
turun (dengan terjun). Kelima anak kucing itu lucu-lucu betul. Kecil, sebesar
telapak tangan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Setiap ke warung untuk beli kopi titipan buat di kantor,
kucing-kucing itu selalu mengikuti. Mungkin menganggap aku keluar membawa
makanan. Pedahal tidak. Kucing-kucing itu melingkari kakiku. Kadang ada yang
hampir terinjak. Aku serasa rock star yang tengah diikuti penggemar. Tapi
memang, setiap ada sisa makanan, aku selalu memberikan pada anak-anak kucing
itu. Sialnya, malah sering dikuasi si Induk. Namun, senang rasanya bisa berbagi
makanan dengan yang membutuhkan. Berhenti sebelum kenyang dan (sengaja)
menyisakannya untuk anak-anak kucing itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Karena pagar rumah ada lubang yang cukup besar, sering kali
kucing-kucing itu masuk lewat sana. Seringnya memang malam, untuk tidur di
bangku teras. Tidak memberantak tempat sampah untuk mencari makan atau
memberantak buku-buku yang ada di rak di teras. Kadang terpikir membeli
kandang, tapi buat apa? Teras rumah rasa-rasanya cukup besar buat sekadar
tidur. Lagipula, pernah aku cek harga kandang kucing dan harganya mahal. Bukan
rezeki kalian, cing!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Barusan tetangga sebelah bilag kalau satu anak kucing itu
terpincang-pincang dekat pot bunga depan rumah. Sepertinya tertambrak motor.
Entah. Tidak ada yang melihat. Pedahal tadi siang baru aku kasih makan semua.
Daging rendang yang aku hancur-hancurkan dan diaduk dengan nasi. Nasi aduk
rendang. Namun, tadi Gomah sempat memberinya potongan ayam goreng. Kucing itu
tidak mau makan. Aku cari sampai sekarang tidak juga ketemu. Aku hanya ingin
berterimakasih, karena (1) tidak melihatnya langsung kalaupun mati. Pasti ini
sedih sekali. Aku pernah punya kelinci dan mati. Dua hari badanku panas dan
tidak masuk sekolah. Dan (2) jikapun kucing itu tahu siapa yang menabraknya
mohon maafkan. Manusia memang lebih suka merusak daripada menjaga. Ke manapun
satu kucing itu pergi, pesanku: jaga diri baik-baik.</div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-31515380298693959932017-02-28T12:48:00.001+07:002017-02-28T12:48:46.956+07:00(Se)Sudah Mojok, Terus Ngapain?<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgJLLjvDB7URO5z00DVbIqOVaghE337RqC8BtSPzXzb6wHLRNo5BUj6b3laVJt2xEqcm1qgJP5XWQPhSng3XYp6Bqib6sBJ-OLKI__BatADqLC6Az4HBV6bBAr-5aI5uu4QaT8NWIq8bQ/s1600/mojok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgJLLjvDB7URO5z00DVbIqOVaghE337RqC8BtSPzXzb6wHLRNo5BUj6b3laVJt2xEqcm1qgJP5XWQPhSng3XYp6Bqib6sBJ-OLKI__BatADqLC6Az4HBV6bBAr-5aI5uu4QaT8NWIq8bQ/s320/mojok.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber gambar: @mojokco</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada dua kenyataan pahit yang saya dapat hari ini, pagi ini:
(pertama) kembali berakraban dengan dinginnya AC kantor dan (dua) situs <a href="http://mojok.co/" target="_blank">mojok.co</a> yang bulan depan akan
ditutup. Keduanya saya terima tanpa melawan, dengan ikhlas tanpa
penolakan. Karena sebaik-baik melawan kenyataan adalah menjalaninya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tidak usah hiraukan yang pertama itu. Itu sudah saya jalani
hampir 2,5 tahun ini. Fokuslah pada yang kedua. Walau baru akan ditutup bulan
depan (28/03) kabar semacam itu sama saja seperti merencanakan kesedihan. Sudah tidak ada lagi yang direncanakan, kah?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jujur. Sudah hampir setahun belakangan saya tidak baca-baca tulisan dari mojok.co. Barangkali terlalu sibuk. Barangkali juga tidak ada lagi kesempatan untuk duduk menyendiri mojok di suatu tempat. Barangkali lupa. Entahlah. Tapi saya selalu meyakini: apapun isu yang tengah berkembang, orang-orang yang masih bisa <i>mojok </i>pasti selalu ikut meramaikan. Saking tidak pernahnya mojok, saya masih ingat betul kali terakhir mojok. Sebuah keseruan antara Agnez Mo dengan Netizen, kemudian disulam dengan penuh keriangan oleh Arlian Buana. Hasilnya: <a href="http://www.mojok.co/2016/01/alay-agnez-mo-bangkitlah-dan-lawan/" target="_blank">Alay-alay Agnez Mo, Bangkitlah dan Lawan!</a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Satu waktu di lini masa twitter, Gus Candra Malik <a href="http://www.mojok.co/2015/04/mojok/" target="_blank">membagikan tautan dengan judul Mojok</a>. Saya biarkan lewat. Tapi ada dua akun yang saya follow me-retweet. Lantas kembali terlihat. Sedikit penasaran, saya buka. Saya tertawa membacanya. Isinya sebuah surat. Surat dari seorang sahabat untuk sahabatnya yang nampaknya kurang mojok.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Itulah kali pertama saya membaca mojok.co dan lalu jatuh cinta. Dalam hati: ternyata ada juga di Indonesia media yang isinya satir begini. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya jadi ingat cerpen Agus Noor yang judulnya <i>Matinya Seorang Demonstran</i>. Ada satu adegan di mana Eka dibilang terlalu sinis oleh Ratna. Dengan sinis juga Eka menjawab: ”Kamu harus membedakan antara filsuf dan orang biasa. Kalau orang biasa sinis, akan dianggap nyinyir. Tapi kalau filsuf sinis, itu disebut kritis.”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hanya saja saya tidak percaya kalau semua penulis mojok ini filsuf. :*</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nasi hampir sudah dipastikan jadi bubur. Jika boleh asal menebak, selain angkringan yang membuat kantor mojok ini ngebul, mojok juga tengah sibuk-sibuknya menerbitkan buku bagus. Dari sekian banyak, saya sudah punya dua: Dari Twitwar ke Twitwar (Arman Dhani) dan Sebuah Kitab yang Tak Suci (Puthut EA). Benar, tak? Semoga akan lebih banyak yang bisa saya punya setelah dua buku itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Semuanya tidak boleh berhenti di sini. Semoga. Mesti ada yang lebih banyak dari mojok. Semoga. Biar asoy. Biar geboy.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nyesel juga pernah lost-contack sama mojok. Ah, penyesalan memang adanya di belakang, bukan di pojok. Sebab nyang mojok itu asyik.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Ditulis ketika sedang memaksa mojok di ruangan nyang lagi rame2nya.</i></div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-85536226056291585042016-09-08T13:16:00.001+07:002016-09-08T13:16:43.398+07:00Teka Teki Silang<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR74sVm2BmW1wQgAD_wzxmr1MkV3tVAoA48ozWTPJXMFJDKLU81azzybpbyirBuwMHhkv7L83zJkZ0RulF5Kba8WCz-iyRId3qKP9B3fLDc7iDYKrALspHXykQ9FAAlmXHY3WTeZA3vrA/s1600/12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR74sVm2BmW1wQgAD_wzxmr1MkV3tVAoA48ozWTPJXMFJDKLU81azzybpbyirBuwMHhkv7L83zJkZ0RulF5Kba8WCz-iyRId3qKP9B3fLDc7iDYKrALspHXykQ9FAAlmXHY3WTeZA3vrA/s320/12.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
Tubuhnya besar. Gemuk. Hidungnya juga besar, kulitnya tebal
dan keras. Suka bermain atau mandi di kubangan lumpur. Karena sering berendam
di sana, kulitnya jadi berwarna coklat-gelap. Biasa memakan tumbuhan, tapi
kalau tidak ada, apa saja disantapnya. Berkaki empat. Bila mulutnya terbuka,
mungkin satu sepeda motor matic cukup.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Alina menarik garis ke kolom sebelah kanan. Poin nomor enam:
"Kuda Nil."
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rumahnya terbuat dari rerumputan kering. Biasa disebut, sarang.
Ia bertelur dan mengeraminya di sana. Bentuknya tubuhnya sangat kecil. Paling
hanya segenggaman tangan. Berbulu coklat. Namanya mirip rumah peribadatan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Alina melewati yang ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buas. Gigi taringnya sangat tajam, bisa mengoyak daging
menjadi beberapa bagian. Berkaki empat. Kulitnya loreng-belang. Belakangan ia
sering dijadikan buruan; dibius, dibuat lumpuh, dibunuh, lalu dikuliti.
Akhirnya, kini semakin sedikit jumlah populasinya. Biasa ditemui di hutan
belantara yang jarang terjemah manusia.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tanpa berlama-lama Alina menarik garis lurus sejajar. Poin
nomor tiga: "Harimau."</div>
<br />
Bersayap empat. Memiliki buntut yang panjang ke belakang.
Kakinya delapan, matanya bulat. Kebanyakan orangtua sengaja memeberikan ini
kepada anaknya yang masih suka ngompol. Caranya: binatang ini ditempelkan
di pusar anak kecil dan membiarkannya supaya menggigit.<br />
<br />
Diam sejenak. Alina mengambil kembali pensilnya. Dibuatnya
titik yang cukup dalam pada kertas itu. Sedikit tidak yakin, Alina membuat
garis ke atas. Poin nomor satu: "Capung".<br />
<br />
Kepalanya botak. Ke manapun ia pergi, rumahnya selalu
dibawa-bawa. Berkaki empat. Termasuk binatang pemalu. Bisa hidup di darat
maupun air. Banyak yang mengatakan umurnya binatang ini bisa lebih dari seratus
tahun. Jalannya amat lambat, karena rumah yang dibawanya berat; hampir dua kali
lipat berat tubuhnya.<br />
<br />
Selesai membaca itu, Alina tersenyum. Seperti ada sesuatu,
seakan Alina mengingat masa lalu. Dibuatnya garis ke bawah. Poin ke tujuh:
"Kura-kura".
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lidahnya suka menjulur keluar. Bersahabat dengan manusia.
Bisa dikatakan ia hewan paling setia, bisa jadi penjaga rumah juga. Daging
adalah makanan kesukaannya. Berbulu halus. Jenis dan warnanya beragam. Sering
dibawa jalan-jalan ke taman. Di sana ia suka bermain bola lempar.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan cepat Alina menarik garis. Poin nomor empat:
"Anjing".</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tubuhnya kecil. Sering bergerombol dengan teman-temannya.
Amat suka pada yang manis dan amis. Kadang, bila terkena gigit olehnya bisa
gatal-gatal. Jika sedang jalan beriringan, ia akan baris dengan teratur. Jika
bertemu dengan temannya yang berlawanan arah, akan terlihat seperti salaman.
Warnanya antara merah dan hitam.
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu Alina membuat garis ke atas di kolom sebelah kanan.
Poin nomor dua: "Semut".</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Namun, dengan sedikit tidak yakin, Alina jadi tahu jawaban yang
sempat dilewatinya. Alina tarik garis ke bawah. Poin nomor lima sambil bertanya
dalam hati: "apa benar ada burung bernama Gereja?"
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku ini pun Alina tutup. Alina pergi tidur.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i>*) Seruni</i></b></div>
<div class="MsoNormal">
Sumber Gambar: shutterstock</div>
Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-67308459773022971352016-09-05T12:57:00.000+07:002016-09-08T13:17:18.589+07:00Maje<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHyx18Qf950TOw_b7rZVQkB0l3ubDAWjkLAeztcvgHG7kIy4HF5WxXCT45P0z4v89xCoTEjJgsBQLuFXrvhhohVvr0yo-wEXKEuiiH4Z1hAsVF-EWY9sc7QZ1MNndGX4BeynPPSzUKvvo/s1600/37lil+bub.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHyx18Qf950TOw_b7rZVQkB0l3ubDAWjkLAeztcvgHG7kIy4HF5WxXCT45P0z4v89xCoTEjJgsBQLuFXrvhhohVvr0yo-wEXKEuiiH4Z1hAsVF-EWY9sc7QZ1MNndGX4BeynPPSzUKvvo/s320/37lil+bub.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
MAJE MELIHAT DENGAN penuh harap sekawanan kucing rumahan di halaman depan yang sedang santap siang. Dari atas genteng itu, dengan jelas Maje tahu apa yang kucing-kucing itu makan: makanan khusus kucing, serupa biskuit tapi berukuran lebih kecil. Harganya juga setara dengan satu bungkus nasi padang, untuk satu kucing, untuk satu kali makan!<br />
<br />
Air liur lewat di tenggorokan Maje. Siang semakin terik, Maje semakin lapar. Ia tinggalkan pandangannya itu dan turun ke tempat sampah sebelah rumah sekawanan kucing itu.<br />
<br />
"Sudah dua hari ini tidak ada yang bisa aku makan dari tempat sampah," kata Maje dalam hati. "Biarlah, siapa tahu kali ada sisa makanan di sana."<br />
<br />
Maje kucing kampung yang kurus. Jarang makan. Kalau dihitung-hitung, paling tiga hari sekali. Itu pun dari sisa makanan di tempat sampah, atau yang sedikit lumayan berbagi makanan dengan sesama kucing kampung yang mungkin secara kebetulan mendapat makan dari seseorang di jalan.<br />
<br />
Namun, Maje berbeda dengan kucing kampung lain. Maksudnya, sering ia lihat teman-teman sesama kucing kampung yang mencuri makan dari dalam rumah-rumah. Makanan apa saja, yang terpenting dibawa lari dulu. Urusan akan dimakan atau tidak, itu lain cerita. Selain itu, Maje tahu kalau mencuri itu tidak baik. Maje juga tahu akibatnya bila tertangkap tangan oleh si pemilik rumah, bisa fatal akibatnya. Pernah Maje lihat dengan mata kepalanya sendiri kucing kampung yang tidak ia kenal ditembak dengan senapan peluru karet. Tidak hanya sampai di situ, setelah terkapar, perutnya ditendang hingga kucing itu terpental sekitar 5 meter. Sejak itu Maje tidak pernah lagi melihat kucing kampung itu.<br />
<br />
Maje menuju tempat sampah. Tepat di depannya ada Kunti keluar dari sana. "Tidak ada apa-apa, bungkus plastik semua," ujarnya. Keduanya pergi dan mencari tempat sampah lain.<br />
<br />
<br />
PINTU PAGAR ITU terbuka lebar. Pintu samping rumahnya langsung menuju ke dapur. Hidung Maje amat peka pada bebauan daging. Kali ini nampaknya di dapur baru saja selesai masak ayam goreng. Maje masih berdiri di seberang rumah itu. Matanya melihat kanan dan kiri. Sepi.<br />
<br />
Entah mengapa, keempat kakinya seperti melangkah sendiri ke arah rumah itu. Maje sudah di depan dapur. Beberapa langkah lagi ia masuk, tapi Maje masih diam saja. Kembali matanya seperti mengawasi sekitar, ke kanan dan ke kiri, juga sesekali ke belakang. Dan memang tak ada sesiapa.<br />
<br />
Maje maju tiga langkah. Tepat di daun pintu itu, terlihat beberapa potong ayam goreng tersaji di piring. Maje akhirnya masuk. Melompat ke meja dan kini ayam goreng itu di hadapannya. Hidungnya mengendus, aromanya sungguh nikmat. Ayam goreng itu masih hangat.<br />
<br />
"Ambil atau, tidak," ujar Maje dalam hati.<br />
<br />
Seakan ada yang langsung menggerakkan mulutnya untuk terbuka. Satu potong ayam goreng sudah terapit mulutnya.<br />
<br />
"Kucing sialaaaaaaaan!" teriak seseorang, yang masuk ke dapur.<br />
Sudah tentu Maje kaget. Ayam goreng dari mulutnya ia lepas. Maje bergegas pergi, sekencang-kencangnya berlari.<br />
<br />
<br />
KEMBALI, DARI ATAS genteng Maje melihat sekawanan kucing itu makan. Pemilik rumah itu memang penyuka kucing. Ada sekitar 8 kucing di rumahnya. Kucing-kucing itu pun dibuatkan semacam rumah yang terbuat dari kaca. Rumah-rumahan itu ada di halaman depan rumah itu. Untuk ukuran binatang peliharaan, itu cukup mewah. Di dalamnya ada beberapa tempat makan yang tidak pernah terlambat diisi makanan. Tempat tidur pun seperti tempat tidur bayi.<br />
<br />
Maje turun menghampiri sekawanan kucing itu. Hanya di luar pagar, tidak lebih. Seorang gadis kecil berlari keluar lewat pintu, lalu berhenti memerhatikan Maje. Keduanya saling melempar pandang dan tak ada yang berkata-kata. Suara laki-laki terdengar dari dalam rumah, memanggil-manggil nama gadis itu. Maje tidak begitu jelas mendengar, hanya sayup-sayup saja. Kembali perut Maje minta diisi. Sejak kemarin Maje belum makan.<br />
<br />
Lalu dari dalam rumah keluar seorang laki-laki. Ia mendekati pagar, menghampiri Maje yang ada di luar. Pagar itu dibuka. Laki-laki itu mengangkat Maje masuk bersamanya.<br />
<br />
<br />
TIGA MINGGU SUDAH Maje tinggal di rumah itu. Tidak, Maje tidak disatukan dengan 8 kucing lainnya. Malah, khusus untuk Maje, ia ditempatkan bersama dengan gadis kecil itu: di kamar.<br />
<br />
Anehnya 8 kucing lain sama sekali tidak iri dengan Maje. Bahkan, kedelapan kucing itu tidak peduli bila Maje mendapat lebih banyak perhatian. Kenyamanan yang mereka dapat selama ini memang sudah tidak bisa dibanding-bandingkan. Sudah lebih dari cukup.<br />
<br />
<br />
INI YANG TIDAK Maje tahu: setiap hari gadis itu ingin sekali merawat Maje, namun karena ia hanya kucing kampung, makanya selalu dilarang. Beruntung sekali hari itu Maje menghampiri rumah itu. Kebetulan sekali gadis itu sedang berada di luar juga. Pertemuan kedua yang ditambah sedikit rengekan gadis itu, akhirnya diperbolehkan juga.<br />
<br />
Gadis itu selalu mengajak Maje ngobrol. Sering juga gadis kecil itu bertanya betapa serunya hidup tanpa kemapanan pada Maje. Dengan bahasa masing-masing, gadis itu paham: memperjuangkan hidup jauh lebih membanggakan ketimbang bermanja-manjaan.<br />
<br />
<br />
*) ditulis oleh Seraya.<br />
<a href="http://dreamers.id/">Sumber Gambar</a>Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-71821750990316742032015-08-31T19:40:00.002+07:002015-08-31T19:40:24.164+07:00Menyurati Kamu Mengabari Rindu #11<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCZJ_MUq6vFHiMNbUBELfU2TVB4X2T2G7PJTpAvrCoDjiBIFk5IfMgjA3ofiWvGDcNmPoNsj5CPCvWOr1NodvnKqJXGAJctu5p6PJ_YEkWi5m4C3KHA7GP4kf3bxdwEw6Ovq-VZIkaPFg/s1600/akhir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCZJ_MUq6vFHiMNbUBELfU2TVB4X2T2G7PJTpAvrCoDjiBIFk5IfMgjA3ofiWvGDcNmPoNsj5CPCvWOr1NodvnKqJXGAJctu5p6PJ_YEkWi5m4C3KHA7GP4kf3bxdwEw6Ovq-VZIkaPFg/s320/akhir.jpg" width="320" /></a></strong></div>
<br />
<strong>1/</strong><br />
Ini bukan soal perasaan, Sayang. Ini
perihal saya yang sering sekali kamu bohongi, sambil seperti memasang
tampang keledai, anehnya saya pun sedikit demi sedikit jadi menikmati.
Ibarat racun, kamu bisa meraciknya dengan dosis yang tepat.<br />
<br />
<strong>2/</strong><br />
Tapi
ini tentu tidak bisa dijadikan barometer. Sebab saya hanya
mengkalkulasikannya dari apa yang saya lihat di sekitar saja. Dan ini
fakta!<br />
<br />
Ketika perempuan tidak bisa lagi diumpan cinta, maka
laki-laki, entah dengan cara yang seperti apa, mereka bersekutu: jika
tidak lagi kenyang oleh cinta, beri saja perempuan janji. Janji itu bisa
dibuat semanis madu, atau sepahit jamu.<br />
<br />
<strong>3/</strong><br />
Di
sebuah kitab usang yang baru-baru ini saya baca, Sayang, di sana
tertulis: racun tak mati oleh racun* –juga oleh madu. Tak perlu kamu
tanya di mana saya temukan kitab itu, kamu pun saya pikir sudah tahu,
ketika saya sedang membereskan buku-buku yang menumpuk di perpustakaan,
kitab itu terselip di antaranya. Sampulnya kuning dan kertasnya pun
telah menguning. Kitab yang cukup berumur. Saya pisahkan dan debu-debu
yang menempel saya bersihkan.<br />
<br />
Racun baik membuat cinta menjadi rindu. Racun jahat membuat cinta tak ubahnya nafsu. Lebih kurang, begitu kata kitab itu.<strong> </strong><br />
<br />
<strong>4/</strong><br />
Entah
sudah berapa purnama kita tidak bertemu? Tapi sepertinya, seingat saya
belum sekalipun. Apa benar, Sayang? Sayang, rindu memang mempercepat
jalan menuju kamu, tapi nampaknya saya mesti mampir ke Rumah Sakit Jiwa
dulu. Bila itu perlu, tak apa. Akan saya tempuh demi kamu.<br />
<br />
<strong>5/</strong><br />
Masuk
tengah malam, jam di ruang tamu mulai bernyanyi. Dalam sepuluh menit,
akan berbunyi tiap dua menit sekali. Seperti biasa, selang lima menit
setelahnya nyanyian di ruang tamu itu akan ada tukang pijit tuna netra
keliling, lalu disusul hansip yang mengikutinya dari belakang. Maklum,
akhir-akhir ini banyak rumah kemalingan. Dan hansip menduga tukang pijit
itu pura-pura buta, ia merangkap maling juga.<br />
<br />
Saya pejamkan mata
–dalam keadaan sadar tentunya– sambil sesekali mengintip sekitar kamar.
Dingin. Tiba-tiba dingin seketika seluruh kamar saya. Saya bangkit dari
ranjang, lalu terkejut: seluruh benda di kamar mengeluarkan air. Saya
cicip, asin rasanya. Itu air mata!<br />
<br />
<strong>6/</strong><br />
Tak adakah yang kamu takutkan dari malam? Gelap. Sunyi. Sepi. Juga lain-lain yang kini sudah kamu anggap teman.<br />
<br />
Rindu
bisa pelan-pelan menggerogoti isi kepala saya meski aslinya memang tak
ada apa-apa. Rindu juga bisa pelan-pelan menghantui saya kalau suatu
malam saya melihat orang-orang berciuman. Seperti dulu, Sayang.
Terakhir, rindu akan pelan-pelan membuat tutul air mata di pipi saya.<br />
<br />
<strong>7/</strong><br />
Sayang,
apa cinta bisa dihapus? Meski sekedar nama, tentunya. Bukankah
yang-lalu-sekalipun, dari cinta ialah kenangan? Dan kenangan, setahu
saya, muskil hilang.<br />
<br />
<strong>8/</strong><br />
Embun terbuat dari
air mata, "yang dingin itu keluar dari pemilik air mata yang sedang
senang hidupnya, tapi tidak pernah lupa bersyukur. Air mata bahagia,<br />
<br />
Masih
ada embun-embun yang lain, yang tidak mungkin diceritakan satu persatu.
Kau tak akan bisa ingat nama dan dari mana asalnya, karena saking
banyaknya. Namun jika kau ingin tahu sekilas, dekatkan saja kupingmu ke
cawan-cawan yang digunakan untuk menimbun embun. Lalu dengarkan kisahnya
tentang bagaimana embun itu tercipta,”<br />
<br />
<strong>9/</strong><br />
Semula
kita hanya hujan yang tak saling kenal. Tanah yang kering dan retak
itu, Sayang, adalah tempat yang barangkali tak mungkin kita lupakan dan
sesalkan. Kamu hujan yang malu-malu, seda saya hujan yang pendiam. Kamu
ingat, di tanah itu, kita hanya saling tatap-tatapan, tapi yang membuat
saya tiba-tiba terpikat adalah matamu yang rasa-rasanya selalu ingin
saya susuri dalamnya. Entah seberapa lama, entah sesabar apa saya.<br />
<br />
Kita
adalah sepasang hujan yang berjauhan tapi, masih sering mengabarkan.
Saya menyurati kamu, kamu mengabari rindu. Saya mengabari rindu, kamu
menyurati masa lalu. Rindu menyurati masa lalu, masa lalu mengabari
kamu.<br />
<br />
<strong>10/</strong><br />
Hari-hari saya kini hanya diisi
menulis puisi. Sebab tak ada cara terbaik merawat ingatan dan
menunggalkan kamu seorang dalam kenangan; selain itu –tentu sambil minum
kopi. Puisi-puisi itu tidak saya kirim ke media cetak atau saya unggah
ke media daring supaya dibaca banyak orang. Tidak! Saya sebatas
membuatnya dan menempelkannya di kamar. Selama masih ada tempat kosong,
di situ saya buka pintu rindu lebar-lebar.<br />
<br />
Kamu janji akan kembali
pada musim hujan tahun depan. Namun ini sudah lewat banyak, Sayang.
Menunggu adalah salah satu bentuk tawadhu’. Akan saya lakukan selama itu
masih di jalan kebaikan.<br />
<br />
Tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk
pundak. Adalah Joko Pinurbo yang berdiri, “pintar-pintarlah membuat
luka, darah penyair itu anyir.”<br />
<br />
<strong>11/</strong><br />
Kita bertemu. Rindu cemburu. Tak ada lagi surat untuknya, dari saya, juga kamu.<br />
<br />
Perpustakaan Teras Baca, 31-08-2015 | <a href="http://intentblog.com/5-tips-for-writing-the-perfect-love-letter/">ilustrasi</a>Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-304857589673134042.post-5470435187201877242015-08-16T20:06:00.000+07:002015-08-16T20:11:12.686+07:00Sepasang Sandal di Tempat Wudhu yang Hilang<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE7KTXDWgxccf2WnZZvYRfI-xRZxgR6sH5-LVAFs7Ru0hcupJVaOtidDjiSYrpBOEh2WRN9N4WlE9a16qj0svngNTMuUGfX-9pEqMFFKGZZne8elAmcwm03igWB9aCH_WESfu03Oe1kE8/s1600/sandal-jepit01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE7KTXDWgxccf2WnZZvYRfI-xRZxgR6sH5-LVAFs7Ru0hcupJVaOtidDjiSYrpBOEh2WRN9N4WlE9a16qj0svngNTMuUGfX-9pEqMFFKGZZne8elAmcwm03igWB9aCH_WESfu03Oe1kE8/s320/sandal-jepit01.jpg" width="320" /></a></div>
bukankah kita pernah sepakat, <br />
setelah reinkarnasi nanti <br />
: menjadi sepasang sandal di tempat wudhu<br />
yang dipakai orang-orang untuk membersihkan noda <br />
juga luka.<br />
<br />
kita juga pernah sepakat, <br />
setelah reinkarnasi nanti <br />
: meninggalkan keruwetan masa silam --<br />
yang melulu tentang kesedihan. <br />
biarlah air-air suci itu yang perlahan meluluhkan.<br />
<br />
kelak, percayalah! <br />
setelah reinkasrnasi nanti <br />
: kita menjadi sepasang sandal yang dikerubuti <br />
orang-orang. dan kamu hilang, setelahnya. <br />
tapi saya tahu mensti ke mana mencari <br />
kamu.<br />
<br />
<br />
Perpustakaan Teras Baca, 2015 | <a href="https://eskampiun.wordpress.com/2011/08/04/tips-trik-agar-tidak-kehilangan-sendal-di-mesjid/">ilustrasi</a>Harry Ramdhanihttp://www.blogger.com/profile/14545080558156523027noreply@blogger.com0