The Pop's

Archive for December 2011

Ada yang Salah Part 1

By : Harry Ramdhani
Eumm, mau mulai dari mana yaa nulisnya . .
Mungkin kalau lu tau sedikit tentang lagu-lagunya Pandji, di salah satu album itu ada lagu yang judulnya “Ada Yang Salah” . .
Yups, mungkin ada yang salah disini. Tapi bukan mau gue untuk menyalahkan sesuatu tentang hal apapun, karena setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu objek. Dan dilagu itu (Ada yang Salah) nyeritain tentang sudut pandang orang yang sedikit keliru. Bukannya salah.
Tapi gue engga akan berlama-lama tentang lagu “Ada Yang Salah”nya-Pandji. Lu semua bisa beli album ato download lagu-lagunya dan nilailah sendiri . .
Mungkin sekarang saatnya ngasih tau alasan gue tentang potongan rambut yang begini . .
Keliatan kayak orang stress, memang gue akui itu koo . .
Dari potongan rambut yang begini, daya imajinasi orang mendadak langsung tinggi, yaa inilah, yaa itulah, yaa beginilah, yaa begitulah. Banyak banget, sampe bingung mau ngejabarinnya . .
Jadi, pada awalnya gue penat akan kehidupan politik di negeri ini. Bayangin aja, setiap hari lu dijijilin berita-berita politik yang begitu semerawut. Mungkin, maksud media itu baik, masyarakat disuguhkan acara seperti itu agar menyadarkan rakyat akan kebusukan kepemerintahan sekarang. Dan itulah yang bikin gue engga ngerti, terus lu (media massa) mau apa kalau tau pemerintah sekarang itu bobrok . . ?? pengen ngadu domba antara rakyat sama pemerintah . . ?? nih gue kasih tau, didalam dunia politik itu “kawan bisa jadi lawan dan lawan bisa jadi kawan, yang abadi didalam politik hanyalah kepentingan”. Garis bawahin kalau perlu “YANG ABADI DIDALAM POLITIK HANYALAH KEPENTINGAN” engga ada lagi yang lain . .
Aduh, kepanjangan euy latar belakangnya buat cerita yang engga penting gini . .
Akhirnya gue nemuin satu solusi untuk segala kepenatan itu, dan maksud dari penat itu udaa mulai apatis dengan kegiatan perpolotikan negeri ini. Akhirnya gue botakin aja rambut setengah doang. Jadi setengan panjang (gondrong) dan setengah lagi botak. Ini juga dapet sedikit inspirasi dari salah seorang following gue yang namanya @wira_panda . lu bisa follow dia juga koo. Dia ngelakuin dengan membagi dua belah mukanya jadi setengah panda setengah muka sendiri. Kereen menurut gue.
Senang rasanya nemuin sebuah solusi dari masalah, dan yang terberatnya adalah bagaimana kita mebuat mentalitas untuk merealisasikan suatu ide menjadi suatu tingkah nyata . . ?? tiap hari nanya keorang-orang “ehh, kiranya rambut setengah gitu masih bisa diiket engga sih . . ??” atau “kalau dibotakin, mendingan yang kiri apa yang kanan yaa . . ??”. semakin gue banyak nanya, maka semakin pusing gue dengan segala jawaban yang udaa engga rasional lagi . .
Hampir 3 minggu gue berpikir keras, dan tertanggal 30 November 2011, akhirnya gue brangkat kesalon yang ada dideket rumah. Kedatang pertama sunggu mendebarkan, karena jujur saat kenaikan kelas 3 SMP merupakan hari terakhir gue berhubungan lagi dengan tukang potong rambut. Bayangin, berapa taun gue engga pernah ke tukang cukur rambut . . ?? hampir 5 taun , ngem.
Baru sampe depan salon, nyali gue mendadak ilang sekejap. Balik lagi dah gue ke rumah karena parno akan Barber Shop.
Minum segelas air mineral, nyali terkumpul lagi buat motong rambut. Dan yaa , benar sekali, gue dipotong juga. Dengan segala kalimat hafalan yang udaa gue pelajarin dirumah tentang cara ngomong mau potong rambut. Udaa lupa, ngem, 5 taun engga ketukang cukur . .
Pemotongan selesai dan taraa, rambut sebelah gue botak dan sebelah lagi gondrong . .
Mulai saat itulah imajinasi orang seakan meningkat, ada yang ngomong gini : *gue akan menyamarkan nama orang-orang dengan nama si pulan, semuanya*
Si pulan : potongan rambut apa sih, udaa kayak anak punk yang tinggal dijalan aja . .
*dalam hati* : emang kenapa dengan anak punk . . ?? mereka itu baik cuma kebawa pergaulan aja jadi begitu, dari pada koruptor tuuh, baju keren, mobil mewah, potongan rambut rapih,tapi kelakuan bejat .
Si pulan : idiih, lagi stress yaa engga punya pacar . . ?? nge’galau mulu sih . .
*dalam hati* : hahh, sepenting itukah punya pacar. Gue sama sekali engga peduli akan hal remeh temeh kayak gitu, kalau emang gue udaa dikacangin mah yaa udaah mau gimana lagi. Pacaran bukanlah hal yang urgent bagi gue. Ngerti . .
Si pulan : keren.keren, kayak anak IKJ banget sih lu. Mantap . .
*dalam hati* : gue yakin, buat orang yang ngomong gitu pasti belum pernah ke IKJ. Kalau mau ngomong liat dulu geura, waktu gue main ke IKJ semua mahasiswa biasa aja ahh. Sama kayak yang lain. Lu aja yang lebaii . .
Si pulan : orang gila, orang gila, orang gila . .
*dalam hati* : ini lagi, lu pernah ketemu orang gila . . ?? seperti apakah mereka . . ?? orang gila itu engga pernah mau bertindak apa-apa, segala yang dilakuin cuma buat sendiri. Engga pernah sekalipun mikir buat orang . sayang banget yaa, itu sama kayak lu . . sedangkan gue, heii, Teras Baca adalah hasil dari karya gue dimana itu didedikasiin langsung buat orang banyak. bukan buat diri sendiri. Tapi lu, apa yang udaa lu perbuat . . ??
Dan banyak orang bilang gue kayak gini, “si pulan : iii, rambutnya kayak Hudson . .”
*dalam hati* : hahh, Hudson . . ?? sejak kapan gue pernah bertingkah laku kayak cewek . . ?? perasaan dari rambut gue gondrong, engga pernah sekali-pun gue pengen kayak cewek. Lu tau Hudson kan . . ?? dia itu setengah cewek dan setengah cowok. Sedangkan gue, cowok tulen, suer.
Dan masih banyak lagi yang lain . .
Inilah yang terjadi pada masyarakat kita, emang sih bener apa kata Mario Teguh yang kira-kira kayak gini bunyinya “sebenernya kita cukup melihat cover bukunya saja, semakin bagus cover itu maka semakin bagus juga isinya”. Gue amin-in untuk itu, tapi saran gue buat lu semua cuma satu “engga semua yang lu denger itu bener” . .
Bayangin dehh, apa yang terjadi kalau gue termasuk orang yang sensi . . ?? mungkin gue akan bikin keributan dimana-mana. Setiap orang yang ngomong asal gue langsung marah-marah. Sensi banget kalau begitu. Mau sampe kapan kita sensi kayak gitu . . ?? faktor terjadinya sensi menurut pandji “sensi ada itu karena kita terlalu focus dengan apa yang diucap daripada apa yang dimaksud”. Gue coba itu dan berhasil. Disetiap omongan orang tentang rambut gue, gue anggap memiliki maksud yang bagus tapi perlu sedikit cara buat mahamin maksud itu sendiri . .
Padahal, selain karena penat akan politik di bangsa ini karena ingin menggambarkan sikap seseorang terhadap suatu hal. Setengah-setengah. Apa pun yang dikerjain selalu tanggung, engga pernah sampe selesai. Ketika kita ingin ini, dikerjakan baru setengah udaa berenti, ngerjain baru lagi, sampe ditengah, berebti lagi. Terus dan terus seperti itu. Pesan dari gue, selesaikanlah pekerjaan itu dan ambil pekerjaan baru lagi . .
Ada yang salah disini . .

Nb : maaf engga ada photonya,soalnya gue udah lupa pose orang mau photo KTP. Tapi kalau masih penasaran juga. Mendingan lu ngaca terus ambil setengah bagian rambut dan anggap itu botak setengah. Yups, seperti itulah rambut gue . .

Suster dan Baso

By : Harry Ramdhani
Apa sih kaitannya suster sama baso . . ??
Gue menemukan fakta ini disalah satu tempat makan baso legendaries ditempat gue. Siapa yang engga kenal sama tukang baso ini, berawal dari gerobak keliling terus mangkal hampir 10 tahun di SD negeri dan kini sudah punya kios baso sendiri. Yups, kalau yang ada dikepala lu itu adalah Baso Mas Gun.
Jadi gini, eumm, mau mulai dari mana yaa . . ??
Okok, saat itu tanggal 24 desember 2011 *kalau yang baca postingin ini baru-baru mah, belum lama koo kejadiannya* gue nganterin peang (buat yang belum tau dia siapa, engga usah dipikirinlah) yang ngerengek mulu minta naik motor dan sekalian aja beli makan malem buat dia, menu makan malam peang malam ini adalah baso. Wuaaw, anak umur 2 taun udaa kepengen baso buat makan malem, kayak orang pacaran aja sih.
Berangkatlah gue sama peang beli baso di Mas Gun, sambil nyanyi hujan rintik-rintik dengan nada yang engga karuan kemana arahnya. Kolaborasi gue dan peang kayaknya layak untuk dinobatkan menjadi best duo/grup dalam Grammy Award deh. Cuaca saat itu juga emang abis ujan yang begitu deres.
Sesampanya disana, gue pesen menurut keinginan peang. Basonya aja engga pake sambel cuma kecap. Seperti itulah peang, laki-laki takut makan pedes
Sambil nunggu dibuatin baso, ada dua orang suster kayaknya yang lagi asik makan baso. Lahap banget. Dan ini adalah kali kelimanya gue liat dia makan baso. Koo suster tiap makan tuh baso mulu yaa . . ?? apa ini disaranin sama dokter yaa . . ??
Oia, jadi di seberang jalan baso Mas Gun itu ada rumah bersalin gitu. Jadi jelas dong kalau ada suster disana yang kelliweran.
Terkesima gue sama cara makannya. Ada 2 bungkus plastik kerupuk yang udaa kosong. Gue yakin ini punya dia, karena engga mungkin kalau punya orang masih ada dimeja tanpa dibersihin dulu. Pertanyaan yang sempe tersirat diotak gue tadipun muncul. Otak gue langsung bekerja sepersekian detik dengan berbagai kemungkinan dan penjelasan yang logis.
Gue : suster itu orang yang merawat dan baso itu makanan yang merakyat. Apa biar dibilang ‘merakyat’ terus suster makannya baso . . ?? bisa juga sih . .
*peang : mas, bebek, mas, Minnie mos* *sambil nunjuk gambar Donald duck sama Minnie mouse*
Gue : atau mungkin karena tempatnya yang deket jadi mereka (suster) engga mau jauh-jauh beliu makanan.
*peang : mas, bebek, mas, Minnie mos*
Gue : atau-atau, ini emang udaa ada waktu para suster masih belajar yaa. Jadi ada mata kuliah khusus tentang pola makan suster terhadap baso terus setelah ada penelitian dan ternyata baso merupakan penambah asupan gizi yang harus diterapkan suster dalam ke-primaan saat merawat pasien. Tapi kalau emang itu bener, gue curiga kalau nanti pasiennya diwajibin makan baso pasca kelahiran. “bu, jadi ibu harus makan baso sehari 3 kali untuk terus menjaga asi para ibu yang baru melahirkan” kata suster, misalnya. Bahaya juga tuuh.
*peang : mas, bebek, mas, Minnie mos* *masih sambil nunjuk gambar Donald duck sama Minnie mouse*
Gue : atau karena bentuk baso itu yang bulet-bulet gimanaa gitu dan jadi kebiasaan suster karena sering ngeliat itunya ibu-ibu yang melahirkan. Biasanyakan orang itu makan berdasarkan apa yang sering dia liat. Bisa jadi.
*peang naikin nadanya ke 7 oktav* *peang : MAAAAASS, BEBEEEEK, MAS, MINNIIIIIIIEE MOS*
Gue : iyeee,iyeeeeeeeeeeeeee, itu donal bebek terus itu Minnie mouse . .
Selesai beli baso dan kami-pun pulang sambil bernyanyi dengan merdu lagu hujan rintik. Buat produser, kami siap untuk masuk dapur rekaman koo.
Sesampainya dirumah dengan pertanyaan yang masih mengganjal ini, rasanya mau buka baju terus berenang di kolam renang juga rasanya engga enak banget, soalnya emang gue engga punya kolam renang dirumah. Ada juga kobakan bekas ujan tadi tuh. Bengong. Kenapa suster doyan banget makan baso yaa . . ??
Sholat maghrib dulu biar enak kalau udaa ketemu Tuhan. Bergegaslah gue ke tempat baso Mas Gun lagi untuk nanyain pertanyaan yang mengganjal pikiran dan dompet gue, karena paling engga gue harus jajan baso disana dulu baru ngobrol-ngobrol sama Mas Gunnya.
Makan baso disana dan nanya-nanya ke Mas Gun.
Gue : *sambil ngunyam* mas, koo suster-suster sini seneng banget sih makan baso . . ??
Gun : yaa, emang baso puny ague enaklah, makanya mereka seneng makan kesini.
Gue : yee, dongo *maaf, bawaan, maklum kalau gue ini preman* yang bener atuh, masa engga logis gitu jawabannya. Perasaan mereka engga pernah nyamperin Mas Gun dehh waktu masih mangkal di SD . .
Gun : yaa mana saya tau, mungkin karena mereka butuh pemandangan yang bikin mereka bikin seger kali yaa, soalnya kan disana (rumah bersalin) perempuan semua. Dan mereka kesini buat liat saya yang tampan.
Gue : *kepala mendidih* *genggem botol kecap*
Jawaban yang didapet engga memuaskan bdari narasumber dan terasa sia-sia makan baso disana, walau perut kenyang.
Pas mau pulang, datenglah suster yang tadi makan baso. Mata kita bersatu. Plis, tolooooong mata kita nempel nih, toloooong lepasin. Dalam hati gue ngomong “masa iaa gue engga berani nanya sama ini orang” *mata sinis*.
“mba-mba” kata gue. Dia nengok kearah gue dengan rambut yang terikat menjadi terguray *saaah*. Gue engga mau kalah, rambut gue pun diguray gitu juga *saaaah*. “kenapa sih, mba kalau suster itu doyan banget makan baso . . ??” sambil malu-malu kucing yang lagi belaga nolak dikasih cumim asin. Suster itu senyum 227. 2 cm ke kanan, 2 cm ke kiri, 7 gigi keliatan. Gue malah takut, mba ini suster apa pencari nasabah bank mandiri yaa . . ?? ada daun seledri yang nyangkut di gigi depan lagi. Mba, biasa aja yaa, saya cuma nanya gitu doang koo.
“bukannya kami doyan makan baso, tapi karena baso itu seger aja” kata suster. Dih, sekarang gayanya jadi kayak Rita Subono gitu. “kamikan seharian kadang engga ada yang ngelahirin tapi harus tetep stand by disana, udaa gitu sekalinya ada yang lahirin tuh repotnya setengah mati. Bau obat-obatan, segala tetek bengeklah nyampur jadi satu. Nah, biar kami engga terlalu nge’drop banget, nah, makanya kami milih baso sebagai makannya” suster itu ngejelasin panjaaaaang banget. Mata gue sampe muter dibawa dia kealam bawah sadar.
*dalam hati* “terus apa hubungannya, mbaeee . . ??” samber gue nyeletuk sendirian.
Semangatnya bertambah karena ingin menceritakan banyak ke gue “kuah baso kan seger tuh, jadi kita bisa tetep seger kalau makan itu. Misalnya ketemu pasien juga keliatannya seger kalaupun ubadan udaa capek juga”. Dan gue pun harus cari cara buat suster ini menghentikan khotbahnya ke gue. Tengok-tengok kesekitar engga ada benda keras buat mukul kepala ini suster biar diem.
Lampu pijar menyala terang dikepala gue, AHA. Gue tending secara pelang Mas Gun sambil ngasih isyarat buat ngasih pesenan dia dan suster bisa bertugas lagi ke klinik. Isyaratnya kayak gini, mat a gue ngedip 3 kali, pundak bergerak kayak ombak dari kanan ke kiri 2 kali, dan mangap tanpa suara 1 kali.
Perbincangan kami selesai, dan gue pun dapat narik kesimpulannya gini. Ternyata kalau baso itu bisa buat kita terlihat lebih seger dari biasanya, karena didalem kuahnya itu terdapat resep rahasia yang engga mungkin gue kasih tau. Namanya juga rahasia, kalau dikasih tau mah namanya bukan rahasia atuuh. Tapi biar engga ngilangin rasa seger itu dari baso, makannya jangan terlalu pedes, cukup sedikit sambel dan 1 sendok makan kecap, INGAT JANGAN PAKAI SAOS dan kalau bisa jangan pake vaksin juga. Jadi suster makan itu biar terlihat tetep seger dimata pasien walau gue tau rasanya kalau berlama-lama denkat dengan setumpukan obat yang bisa bikin kepala pusing itu akan nampak lesu.
Wuah, satu pelajaran berharga yang gue dapet antara suster dan baso. Berikanlah segalanya dan lakukan segalanya dengan baik, agar semua bisa berjalan dengan baik pula. Tersenyumlah agar orang lain bisa tersenyum seperti kita.

Mungkin seperti ini . .

By : Harry Ramdhani
Sedikit mengingat sejenak, dulu kalau engga salah hari kamis dan gue lupa tanggalnya. Dia (Irene septianasari) sama sekali engga ngehubungin gue, seharian (sampe sore sekitar pukul 4pm). Emang sih gue tau kondisinya saat itu akan adanya event besar di STIKES pada hari Jum’at-nya dan gue pun ada yang harus diselesaikan, yaitu kompetisi Inovasi Bisnis Muda di Kampus gue sendiri.
Gue sibuk dan dia sibuk. Gue sibuk dengan deadline Proposal yang harus selesai besok tapi sampe sekarang sama sekali belum rampung. Mencoba terus berpikir positive dengan segala sesuatu. Berpikir positive kalau proposal ini akan selesai sesuai deadline dan juga berpikir positive tentang dia. Sedikit rehat dengan pergi ke portal untuk membeli Pop Ice dan rokok, gue pun sms dia. “lagi sibuk apa sih . . ??” 5 menit menunggu balesan dan masuk juga sms dari dia “ni lgi nungguin panggung”. Sontak gue kaget, engga memberi kabar sedikit-pun ke gue Cuma gara-gara nungguin panggung.
Walau gue tau, tolong di garis bawahi ini, GUE INI EMANG BUKAN PACAR DIA, TAPI DIA ITU MASIH GUE ANGGAP PACAR GUE”. Kata orang waras, “engga usah segala ngakuin gitu”. Kata orang yang nguping, “dasar cowo tolol, mana ada hubungan kayak gitu”. Kata temen deket di kampus “udaa sih, masih aja ngarep bisa pacaran lagi sama dia, lu itu jelas UDAH DIPUTUSIN, dia juga ogah kali balikan sama lu, lu kan homo.”. yups, gue terima itu, terima kasih kalian udah perhatian sama gue dengan segala masukannya dan setiap manusia memang punya filsuf yang berbeda dengan orang lain dalam masalah apapun.
Seperti itulah pandangan mereka terhadap pengakuan gue itu. Terus mau apa lagi . . ?? cinta bertepuk sebelah tangan, mana ada tepuk tangan pake tangan sebelah. BEGO. Meski maksudnya sama yaitu lu itu udah putus dan sama sekali dia engga nganggap lu.
Tanpa piker panjang, gue bales smsnya itu,”iket aja itu panggung biar engga lari”
“bukan nungguin panggung, tapi nungguin panggungnya dateng trus dipasang buat acara besok,” balesnya begitu.
“ouw, yodaa biar cepet datang itu abang panggung, kamu angkat aja celana kamu sampe bates engga bisa dinaikin lagi. Aku yakin abang panggung pasti cepet datengnya” bales gue begitu. Akhirnya dia seketika tampak marah sama gue. Semua balesan smsnya sama sekali memperlihatkan bahwa sedang marah. Padahal itu Cuma gue praktekin sama apa yang gue tau di film WARKOP. Dan kesalahpahaman-pun muncul.
Karena deadline proposal harus selesai besok maka gue engga terlalu memprioritaskan masalah tersebut dan berpikir akan kembali seperti semula kembali dengan sendirinya. Tolol yaa gue, mana ada masalah bisa selesai dengan sendiri. Emangnya siapa yang nyelesein . . ?? setan, dukun, sang pujangga hati . . ?? yaa kita sendirilah yang nyelesein itu masalah. Belum pernah ada teori yang mengatakan bahwa “masalah akan selesai dengan 2 cara : pertama, lu tinggalin ada masalah tersebut dan semua akan kembali seperti semula dan kedua, anggap masalah itu engga ada”
Hari jum’at selesai dengan penuh keringat, mengejar deadline proposal untuk dikumpulkan ternyata bukan perkara muda. Tapi gue engga akan ngebahas itu, karena gue tau diapun engga suka apalagi peduli tentang lomba ini.
Sama sekali engga ada kabar dihari jum’at. Tapi gue juga masih belajar sama proposal ini. Dan tolong digaris bawahin “ENGGA ADA KABAR JUGA SAMA SEKALI”. Dan sekali lagi gue ingetin kalau “GUE INI EMANG BUKAN PACAR DIA, TAPI DIA ITU MASIH GUE ANGGAP PACAR GUE”. Secara logika, emang engga apa-apa sih, gue sama dia engga terikat hubungan apapun. Nothing. Tapi gue percaya, kalau dihati gue sama dia masih sama-sama memiliki *persepsi sendiri*.
Lomba dimulai, tanpa pikiran apapun dan berjalan seperti yang diinginkan. gue dapet juara harapan 2 dari 7 pemenang yang diperebutkan dan 15 peserta.
Dimobil gue sms, dan balesannya “muup, aku sibuk banget dan pulsa abis”. Gue Cuma bisa percaya pasrah.
Minggunya gue sms berkali-kali dan masih saja engga diperhatiin. Engga dibales. Jam 2 kalau engga salah, dia bales “sebenernya aku tuh sebel sama kamu kckckckckckckckckkckc” <- maaf kalau engga kayak yang biasanya, jujur sama sekali gue engga pernah nulis ketawa menjadi sebuah kata.
Hanya sekedar itu, dan hari demi hari sms gue engga pernah dibales lagi. Jarang. Bisa dibilang 5 hari sekali baru dibales satu sms. Prihatin banget. Makanya gue ingin suatu waktu nantang wartawan untuk wawancara dia. Apakan sanggup untuk itu . . ??
Marah, kesel, emosi engga kekontrol mulai menjadi. Okok kalau emang engga bales sms untuk kegiatan yang bikin berguna dan kesibukan lagi jadi alasan. Coba.coba lah gue check pesbuknya di http://facebook.com/ireneilen buat yang belum ‘add’ bisa langsung aja. Ternyata dia pengguna pesbuk yang sekali. Sibuk dengan kegiatan tapi masih bisa update dipesbuk untuk bermain dengan yang lain dan gue engga pernah dibales smsnya. Sampe pulsa sms gue abis yang super sms dan harus beli lagi. Bayangin, super sms. Abis untuk sms yang engga pernah dibales. Masih ada juga adegan telpon, tapi engga akan gue bahas disini
Ini masih terus berlanjut sampe sekarang, 18 desember 2011. Masih aja begitu. Gue sms dan dikacangin. Yang jadi pertanyaan gue, sesibuk apa sih lu . . ?? preseden sekali pun engga maksimal banget , dia itu ngurusin lebih dari 230juta. Tapi dia masih bisa berkomunikasi sama keluarganya koo . .
Bukan maksud aku untuk mojokin kamu, tapi ini yang aku pengen bisa tau. Ada apa sih . . ?? kalau jawan tanpa solusi mendingan BUNGKAM.

Postingan : harry ramdhani follow me on twitter @Har_Ram

mentalitas merealisasikan

By : Harry Ramdhani
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan buah hasil dari Reformasi bangsa ini. Walaupun umurnya masih terbilang baru dibanding dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yaitu pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128 anggota DPD dilantik dan diambil sumpahnya. Tetapi gagasan tentang terbentuknya DPD sebenarnya sudah sejak sebelum jaman kemerdekaan. Tidak lain dari fungsi utama dibentuknya DPD merupakan untuk dapat mengembangkan daerah atau Provinsi dimana para anggota itu dipilih. atau saat ini kita lebih familiar dengan sebutan otonomi daerah.
Sesuai dalam Undang-Undang Dasar, DPD merupakan salah satu anggota Parlemen yang masih dibawahi oleh MPR. Oleh sebab itu, dalam perubahan UUD 1945 diperubahan ketiga inilah muncul suatu gagasan untuk membentuk parlemen yang menganut sistem bicameral, yang kemudian melahirkan secara legal formal DPD yang ada sekarang.
Permasalahan demi permasalah yang terjadi di bangsa Indonesia sekarang memang sangat semerawut, tetapi kalaupun kita dapat memilah dengan baik, permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Dan disanalah DPD berada, hasil yang paling kita rasakan dari otonomi daerah sekarang hanyalah “Kawasan Tanpa Rokok”, hampir disetiap daerah ada hal semacam ini. Padahal kalau kita lihat dalam Undang-Undang 1945 Bab VII Pasal 22E yaitu, Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Begitu banyak yang dapat dilakukan DPD dalam menjalankan konstitusi tersebut.
Andai saya anggota DPD RI, maka ada 5 hal yang harus saya lakukan dalam membangun karakter-karakter suatu daerah temapt saya terpilih menjadi lebih baik. Pertama, Integritas yang tinggi dari dalam diri sendiri karena indikasi dari integritas menurun adalah problem korupsi yang kerap kali sulit untuk dihentikan. Kekuatan intelektual yang memiliki dan menguasai state of the art knowledge bukan hanya sekedar mengetahui setengah-setengah dalam melakukan hal. Ketiga, kepemimpinan, dengan kepemimpinan yang berkarakter agar bisa menggerakan lingkungannya, masyarakatnya, daerahnya, sampai bangsanya untuk meraih kegemilangan. Keempat, kemampuan mengantisipasi perubahan zaman, dengan memproyeksikan apa yang terjadi dimasa yang akan datang bukan terus melihat kemasa lalu. Kelima, menjadikan mentalitas merealisasikan ide menjadi tindakan nyata, karena perubahan yang signifikan bukanlah dari suatu wacana yang mengahasilkan suatu solusi melainkan solusi tersebut dapat direalisasikan menjadi tindakan nyata guna membangun daerah serta bangsanya.Walaupun hal semacam ini sering terbentur dengan sistem yang begitu rumit, tetapi apabila kita memiliki kesungguhan dalam mengerjakannya maka aka nada suatu jalan tersebut.

Andai gue tau apa yang gue banggakan

By : Harry Ramdhani
Hal paling mendasar yang terjadi pada remaja saat ini adalah mereka bangga dengan apa yang mereka tidak tau. Memakai jersey terkenal tapi tidak mengerti maksudnya dari jersey tersebut, mendengarkan music keras tapi tidak pernah tau maksud dari music tersebut. ini sama saja dengan meminum obat tapi tidak tau kegunaannya. Globalisasi yang secara tidak kita sadari telah masuk kedalam pola pikir kita sebagai manusia yang berpendidikan.
Sebenarnya kalau kita bisa menelaah lebih dalam tentang Globalisasi tersebut, maka kita tidak akan salah kaprah seperti sekarang ini. Banyak kehidupan dari negara asing yang sekiranya tidak tepat bagi kita tapi karena kita tidak tau maksud dan artinya maka kita hanya menirunya saja. Jelas sekali, itu datang dari mereka dan sangat berbeda dari kita. Salah satu contoh nyata pada kehidupan tentang Globalisasi adalah cara kita mendengarkan music, kita-pun sudah mengetahui bahwa music merupakan bahasa universal, bahasa yang diketahui banyak orang. Tapi, yang jadi permasalahan adalah apa kita mengerti musik yang dibawakan tersebut . . ??
Music memang bahasa universal, kita dapat mendengarkannya dengan suasana hati seperti apapun dan yang terpenting rnak untuk didengar. Terkadang bila kita sampai ketahap ‘menyukainya’, kita akan secara tidak langsung meniru gaya yang kita suka tersebut sampai kecara berpakaian kita, cara bicara kita, cara kita bertindak sama persis dengan musisi kesenangan kita. Tapi, kita sebagai manusia berakal, alangkah baiknya ketika itu terjadi pada diri kita maka kita akan mencari tau maksud dari music yang dibawakan musisi tersebut bukan hanya sekedar ‘BERGAYA’ doang. Bergaya modis agar dibilang keren, bermusik sesuai pasar agar dibilang gaol. Padahal musisi tersebut menjual music yang didalamnya ada lirik, nada, dan buah pemikiran mereka.
Menyukai mereka tetapi tidak tau yang sebenarnya mereka jual itu sama saja seperti beli anjing dengan mata tertutup. Kita tau itu anjing, kita tau itu hewan, kita tau itu menggong.gong, tapi kita tidak tau itu anjing jenis apa.
Bicara music ber-genre metal, itu dahulu dinyanyikan oleh sekumpulan musisi untuk memberontak pemerintahan tentang negaranya yang semakin semerawut. Mereka berteriak dari suatu garasi ke garasi agar memiliki komunitas sendiri dan suara mereka didengar. Hardcore, begitulah para ahli music menyebutnya. Seiring dengan berkembangnya perindustrian music, merekapun ikut berkembang tapi dengan gaya yang sama, gaya ‘selengean’. Baju sobek, tato besar disekujur tubuh, celana panjang yang disobek-sobek dan itulah mereka.
Muncul sebuah symbol 3 jari atau 2 jari, ini sebenarnya bukan symbol dari music mereka tapi mereka (para musisi) yang memakai symbol ini adalah musisi yang memiliki paham yang berbeda, paham “FREEMAON”. Gue engga akan bicara banyak tentang ini. Tingga kalian cari sendiri. Sudah ada GOOGLE, Yahoo! Atau yang lain.
Carilah arti dari yang lu suka, bukan hanya GAYA DOANG . .
Jadilah penggemar yang benar-benar mengerti yang digemari, orang yang hanya bisa berGAYA doang tetapi memiliki otak kosong sungguh tidak layak dibilang penggemar. Dia (orang yang digemari) akan malu memiliki penggemar seperti kalian yang tidak dapat menangkap apa yang dimaksud.
Jangan bangga dengan apa yang kalian tidak tau . .
Tidak usah cape-cape membela jika masih tidak mengerti . .
NB : itu yang berkacamata besar yang dibilang pake spion mobil adalah basist dari EFEK RUMAH KACA, bang Adrian. Matanya sudah tidak bisa melihat dengan jelas tapi sampai sekarang dia masih bisa berkarya dengan baik. Pemikirannya ditumpahkan kedalam setiap album EFEK RUMAH KACA. Orang seperti dia saja masih ingin terus belajar dengan segala kekurangan. Enggali lebih dalam tentang kehidupan sosial. Ini bukan tulisan untuk meerindu, tetapi untuk membuka pikiran kalian. Salam hormat gue untuk Bang Adrian ERK. Get well soon

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -