The Pop's

Archive for July 2012

GELAP

By : Harry Ramdhani

Siang itu aku terkesan oleh salah satu twit dari Wira Panda (@Wira_Panda) kalo dia ingin mengajak Followers-nya untuk ikut nulis cerpen dimana bahannya dari lagu2 dari Peterpan. #CerpenPeterpan itu tagar untuk memudahkan orang2 mencarinya. Aku ingin sekali bisa berpartisipasi untuk menulis cerpen, karna aku-pun kini sedang belajar menulis. Tapi sayang, aku hanya tahu lagu peterpan yang berjudul ‘Ada Apa Denganmu’. Aku ingat saat pertama kali belajar bermain gitar dan ketika aku tanya temanku yang sudah mahir main gitar katanya, “belajar aja pake lagu peterpan yang ‘Ada Apa Denganmu’. gampang kok kuncinya, cuma E, C, G, dan D. Begitu aja terus sampe lagunya abis.” Bahkan sampai gitarku patah... Ani. Dan itulah alasanku baru posting lagu ini sekarang bukan hari saptu (28/7) lalu seperti yang diminta oleh Kak Wira sebagai deadline.



Pagi itu, saat kuliah MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum) Sosial Budaya pada semester awal dimana seluruh mahasiswa angkatan baru digabungkan untuk mengikuti kuliah tersebut. Aku datang terlambat. Di luar kelas berdiri seorang wanita yang terlihat tampak panik karena nampaknya dia-pun terlambat. Rambutnya diikat secara sederhana kebelakang dengan ikat rambut berwarna kuning cocok dengan sepatu Jerry yang sama berwarna kuning.”Kenapa masih diluar kelas ?” tanyaku. “Aku terlambat,dan dosen ini kayaknya Killer. Jadinya aku takut untuk masuk” katanya dengan keringat bulat-bulat yang timbul dikeningnya.

Sebenarnya Aku tidak pernah terlambat untuk masuk kelas tapi kali ini karna perutku sedikit sakit karena semalem makan tempe penyet yang rasanya dapat membuat lidah melet tak karuan. Ketika sampai di kampus, Aku sudah dua kali masuk kamar mandi hingga terlambat seperti sekarang.

Aku memang bukan mahasiswa yang terlalu rajin untuk selalu masuk kelas, kalau sudah terlambat dan sudah bisa dipastikan nanti akan disembur oleh dosen ya aku tidak masuk kelas. Tapi, kali ini berbeda. Ia yang berdiri di luar kelas, Ia yang tampak takut masuk kelas karena terlambat, Ia yang memiliki semangat untuk tetap masuk kelas walau nanti yang Ia-pun tahu kalau nanti akan disembur oleh dosen, telah membuat ‘Jiwa Kelakian’ dalam diriku seakan keluar.

Ada dua posisi dimana ‘Jiwa Kelakian’ setiap laki-laki itu akan keluar secara tida diduga. Pertama, ketika Ia sedang merasa tertekan oleh orang-orang yang tampak ‘garang’ dan mengancam hidupnya. Dan Kedua, catechism Ia sedang bertemu dengan wanita cantik. Yaa, wanita cantik, seperti dia yang sedang berdiri di luar kelas.

“Jadi kamu mau masuk kelas ?” Tanyaku basa-basi.
“Iyah” Suaranya semakin pelan. Sungguh pelan sampai hatiku-pun bisa mendengar suara itu.
“masuk aja yuuk, siapa tahu itu Dosen lagi baik hari ini.”. Inilah posisi dimana laki-laki tidak boleh melakukan hal bodoh. Niatnya ingin serius malah jayus.
Ia diam. Aku tahu diamnya itu pasti seakan ingin menghiraukan ucapanku tadi dan dalam hatinya berteriak “APA SIH INI ORANG, SANA DEUH. GANGGU AJA”. Tiba-tiba Ia melangkahkan kaki meninggalkan luar kelas dan tanpa sadar tanganku mengayunkan kearah tangannya dan menggenggamnya. 
“Hey, mau kemana ?” ucapku tanpa sadar.
Ia memandangku dengean tajam. Aku-pun melepaskan genggaman, “Maaf”.

Disudut tangga, aku melihat sebuah dus yang bekas dipakai oleh BEM menggalang dana korban gempa. Inilah laki-laki, selalu keluar ide yang aneh untuk melakukan suatu hal. Bertindak dahulu tanpa memikirkan akan terjadi apa nantinya atau dalam istilah orang sunda “Kumaha Engke”.

 
“Kita pake ini aja untuk masuk kelas, yuuk. Pura-pura aja abis ikut baksos sama BEM.” kataku sambil mengajaknya.
“Hah, gimana caranya ?” jawabnya seakan tidak ada pilihan lagi untuk bisa masuk kelas.


“Kita pake ini aja untuk masuk kelas, yuuk. Pura-pura aja abis ikut baksos sama BEM.” kataku sambil mengajaknya.
“Hah, gimana caranya ?” jawabnya seakan tidak ada pilihan lagi untuk bisa masuk kelas.
“Udah ikut aja, biar nanti Aku yang ngomong. Kamu bawa Almamater ‘kan ?”
“Bawa sih, tapi cuma satu.”
“Kamu pake deh itu Almamaternya.”
“Bener nih ?”
“Yaampun, udah pake aja sih itu Almamaternya. Masih pengen masukkan ?” Aku jadi sedikit emosi karena Ia yang nampak ragu.

*tok tok tok,* Assalam’mualaikum. Aku membuka pintu sambil memegang dus tadi.

“Maaf, Ibu, kami terlambat masuk kelas. Tadi abis melaksanakan baksos untuk korban gempa”. Kataku sambil terbata-bata.
“Kamu tidak tahu kalau pagi ini ada kuliah saya ?”
“Iyah, kami tahu kok, Bu. Aaa, kami ingat kata Ibu minggu lalu tentang kegiatan sosial. Euum, yang menusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri. Maka, kami sadar bahwa saudara kita disana sedang tertimpa musibah dan kita tahu bahwa manusia tidak hidup sendiri, masih ada kami yang akan membantu”. Jawabku seakan itu sudah Aku persiapkan sebelumnya. Lancar.
“Ouw, jadi kamu masih ingat pelajaran minggu lalu. Tapi kenapa harus sepagi ini dan bawa dus bekas itu ? sangat tidak elegan.”
“Yaa, karena kami melakukan ini di jalan raya, maka waktu yang tepat adalah pagi. Kalau kami tunggu sedikit siang, jalanan sudah sedikit renggang. Dan, dus ini memang tidak pantas untuk melakukan bakti sosial. Sama saja seperti mengemis atau minta-minta, bedanya kita rapih dan memakai almamater dan pengemis tidak.”
“Kamu tau kalo islam itu…”
“Iyah, Ibu, Islam itu tidak mengajarkan untuk mengemis atau minta-minta tapi Islam mengajarkan kita untuk  memberi. Tapi, kita hanya mediator untuk menyalurkan ini kepada orang-orang yang membutuhkan” ucapanku yang tadi memotong pembicaraan Dosen.
“Yasudah, duduk sana”. Kata Ibu Dosen.
“Maaf, Bu, karena kami terlambat.” Aku jalan menuju bangku.
“Oiyah, siapa namamu ?”
“Aku, Rama dan ini…”
“Aku, Agnes”. Jawabnya dengan tegas. Aku-pun sedikit terkejut, betapa berbedanya Ia tadi ketika diluar dan di dalam kelas. Dan… namanya Agnes, sungguh cocok dengan kecantikannya.
“Rama dan Agnes, mulai saat ini kalian jadi Asisten Dosen untuk mata kuliah Sosial Budaya dan jangan duduk dibelakang, duduk didepan”, Kata Ibu Dosen.

Kelas mata kuliah Sosial Budaya selesai. Aku kembali bersama teman-temanku dan… Agnes kembali bersama temannya pula. Aris, temanku langsung menyambar, “kamu beneran tadi baksos ?”. memang dia ini terlalu serius dalam menanggapi hal sekecil apapun tapi dia pintar, “Yaa, engga lah. Orang itu aku nemu dus di luar kelas”. 

Ketika asik nongkrong di Kantin, Ringga menepukku dengan sedikit keras. 
 
“Ram, hebat bener kamu yah.” Kata Ringga.
“Hebatlah, urusan ngomong begitu sama Dosen mah nih Rajanya.” Kataku sambil menepuk dada.
“Bukan, tapi Agnes. Jadi semalem Aku smsan sama dia sampai jam 12an lewat malah dan pas adegan aku mau nembak dia ternyata Agnes salah sms gitu ke Aku, engga penting sih isinya tapi intinya Aku tahu kalau dia udah punya pasangan.” Ringga menceritakan itu dengan serius.
Aku tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Ringga. “Tapi kamu udah pernah ketemu dia ? atau paling engga yah udah sama-sama kenal gitu?” tanyaku penasaran. Dan Ringa menggeleng. Ketika ingin pulang, “Ram, pengen nomornya Agnes gak nih ?”. kata Ringga. “Hah, nomor apa ? dalemannya ?” menimpaliku dengan sedikit becandain RIngga yang telah pasrah mendekati Agnes. “Bukaaaaaan, nomor HP-nya ‘lah.” Ringga semakin geram padaku. “Engga ahh.” Tolakku atas pemberian nomor itu.

Malam hari ketika Aku sedang mengerjakan tugas ada sms masuk, dan itu dari… Agnes. Singkat sekali sms-nya, ‘Thx, Rama. Agnes’. Senang sih karena dapet sms dari dia tapi Aku binggung dapet nomorku dari siapa ? Tak penting.
Aku : ‘Iyah, Agnes, singkatnya sms kamu tadi. Kalau diingat-ingat, lebih panjang ucapan kamu ketika ngomong sama Dosen Killer tadi pagi.’
Agnes : :) diam adalah emas.
Aku : Okeh, udah ahh Aku ngerjain tugas dulu nanti keburu malem.
Agnes : Tugas apa, Ram ?
Aku : Diam adalah emas :)
Agnes : ihh, Rama, tugas apa sih. Kayaknya tadi gak dikasih tugas deh.
Aku : :)
Agnes : RAMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.
Aku : Heh, Kamu sama Aku ‘kan beda jurusan. Jadi ini mah Aku lagi ngerjain tugas Prodi Aku, wle:p
Agnes : ouw, bilang dong dari tadi.
Aku : :) diam adalah emas.
Agnes : RAMAAAAAAAA, rese ihh.

Mulai saat itu, Aku dan… Agnes jadi dekat. Aku tahu dimana batasku dengan Ia yang sudah punya pasangan dan Aku… single. Kita berdua hanya Asisten Dosen untuk Mata Kuliah Sosial Budaya.

Tidak terasa, sudah 2 tahun Aku dekat dengan Agnes. Saling bertukar cerita antara satu dengan lainnya. Kini, teman Agnes di Kampus adalah temanku juga. Begitu sebaliknya. Pernah aku satu kali mengadakan kegiatan penggalangan dana yang tadinya dulu hanya basa-basi tapi kini menjadi kenyataaan.

Aku ingat ketika Aku mengajak Agnes pulang bersama. Yaa, pertama kalinya. Aku tahu ketika itu hubungan Agnes dengan pasangannya sedang tidak bagus. Hal pertama yang Aku lihat adalah matanya yang memerah, mungkin habis menangis di kostan temannya. Lama berbincang dengan Agnes, akhirnya Ia-pun bisa balikan lagi dengan pasangannya. Aku sebenarnya tidak usah ‘belaga’ ngasih nasehat, karena Aku tahu bahwa mereka  tidak akan bisa berpisah lama-lama. Dan akan selalu begitu selama mereka berhubungan. Putus-Nyambung.

Sore itu berbeda, Agnes datang menghampiriku dengan tangis. Dan mengatakan “Rama, tolong jangan dekati Aku lagi”.

Sampai malam datang, aku masih tidak tahu maksud dari kata-kata itu. Eumm, yang Aku tahu memang mereka kini sedang berpisah. Tapi… apa hubungannya denganku.

Aku berdiri dalam gelap. Tersungkur dalam keheningan malam. Berlarian dalam pikiran. Terkapar oleh angin yang liar.

Aku melihat tiga bintang yang berdekatan, bentuknya mirip anak panah yang sedang meluncur memecahkan malam, meleburkan dinginnya malam, menghancurkan dinding keterpaksaan perasaan.

Aku tidak habis pikir kenapa dengan kau sekarang ini ?

Apa salah yang telah Aku buat sampai Kau seperti ini sekarang ? tell me, please.

Jika kemarin Aku sempat membuatmu merasa kecewa, tolong  maafkan aku. Tidak perlu diucap, karena kita-pun saling memahami.

Sampai kapan ini ? Embun diatas rumput sudah mulai bermunculan, Ayam sudah siap membangunkan orang-orang. Matahari perlahan memperlihatkan fajar-nya, tidak seperti putri malu yang menguncup ketika disentuh.




@MOTION975FM (motion 97.5 fm)

By : Harry Ramdhani
Tulisan ini bukan untuk menjelaskan bagaimana atau seperti apa ia. Tulishanya berdasarkan sedikit pengetahuan yang aku tau. Mungkin bisa saja seperti sebuah Delusi. Aku sadar, sebuah Delusi dapat menyebabkan suatu kesalah-pahaman antara satu dengan yang lain. Dan ini adalah sebuah alasan kenapa aku ‘nge-follow’ orang tersebut. aku hanya kesal karena pernah membaca sebuah coretan yang entah dimana itu, aku lupa pastinya, “ALASAN HANYA UNTUK SEORANG PECUNDANG”. Sederhananya seperti ini, aku Follow seseorang berdasarkan WAWASAN yang aku tahu, berdasarkan PENGETAHUAN yang aku tahu dan ini adalah sebuah alasan. Alasan yang membawa aku untuk ‘follow’ seseorang. Dan itu adalah KAMU


RADIO…


Eum… aku ingat ketika stasiun televisi dirumah rusak. Saat itu keadaan ekonomi keluarga kami sedang tidak baik. Papah sama sekali tidak punya uang untuk memperbaiki televisi, padahal saat itu acaranya sangat menarik seperti pemutaran video klip anak2 dimana lagu ‘diobok-obok’ dengan tuan Tukul yg menjadi model lagu tersebut yang sangat nge-hits. Dea Imut masih benar2 imut (aaa, sampe sekarang-pun masih imut ahh). Trio Kwek-Kwek masih pada cempreng2 suaranya. Aahhh, aku merindukan masa-masa itu.

Aku hanya bisa menerima dengan apa adanya. Terpaksa setiap ada acara tersebut aku selalu pura2 main ke rumah tetangga 2 jam sebelum acara, berharap cuma bisa numpang nongton. Dan berhasil. Aku melakukan itu selama 2 minggu. Hingga pada akhirnya papah hanya sanggup membeli Tape bekas di Poncol (yaa, ketika itu Poncol masih jual segala macem barang2 bekas). Merknya Pollytron. Hal pertama yang terlintas dipikiran adalah bisa mendengar lagu2nya Joshua walau lewat kaset. Ternyata eh ternyata, hanya bisa digunakan mendengarkan radio. Apa boleh buat, namanya juga bekas. Ucapan Papah ketika tidak bisa aku lupakan “seengganya di rumah gak sepi, masih ada orang yg ngoceh”.

Tidak ada stasiun radio yang memutarkan lagu2 anak, kebanyakan yaa… dangdut. Dan yang sangat senang pastinya Mamah, dari pagi sampe ketemu pagi dangdutaaaaaaaaan mulu. Saat itu aku masih kelas 2 SD dan aku sudah hafal lagu2nya Meggy Z, Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, dll.

Singkat cerita. Masih dengan radio yang sama, masih tidak bisa digunakan untuk memutar kaset.
Saat itu hari Minggu, tidak ada orang dirumah, hanya ada aku, televisi yang sudah diperbaiki, dan radio tentunya. Aku iseng menyalakan radio, memutar Tuning untuk masih mencari radio dan taraaaaa… aku menemukan suara Desta Club 80’s. wuah, ternyata Desta selain sebagai Drumer Club Eighties juga seorang penyiar. Dan aku putuskan untuk tidak merubah saluran radio, karna ketika itu aku sangat nge-fans sama Club Eighties.
Tak diduga dan tak dinyana, itu adalah sebuah stasiun radio legendaries, Prambors. Suara Desta menemaniku setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Ia sangat cocok ber-partner dengan Arie Dagienkz (@dagienkz) yg aku juga tahu dari acara Reality Show H2C (Harap-Harap Cemas). Aku sama sekali tidak merubah-rubah saluran radio, hanya Prambors.

Entah mungkin karena sering dinyalakan, akhirnya radio itu rusak. Lagi2 karena keadaan ekonomi, aku tidak bisa memperbaiki radio tersebut dan alternative hiburan kembali ke televisi. Sedih ? sudah pasti. Menungu radio bisa diperbaiki itu sama saja seperti menunggu panen buah. Setahun mingkin hanya satu kali.

Singkat cerita. Aku harus mencari Prambors diradio. Aku lupa tepatnya tahun berapa, kalau tidak salah awal Januari 2008 Desta dan Dagienkz tidak kembali siaran pagi di Prambors. Panda ‘lah yg mrnggantiakn posisi mereka siaran. Selama kurang lebih selama 2 tahun aku secara munafik masih mendengarkan Prambors. Aku sama sekali tidak menjelekan Prambors atau Panda, tapi untuk apa aku masih mendengarkan Radio itu kalau bukan oran yg aku suka yg siaran.

Kita akhiri membahas Prambors.

Seperti biasa, aku mulai mencari beberapa Frekuensi. Dan aku menemukan seperti Jak FM. Sungguh fantastis Radio ini. Sama sekali jarang ada orang yg siaran. Hanya rentetan 10 lagu yg terus diputar. Lama aku mendengarkan radio tersebut, seperti biasa, frekuensi hilang begitu saja. Kesal.

Aku harus putar-putar kembali tunes radio yg telah rusak untuk membaca angka. Berputar begitu saja. Kalau aku tidak salah ingat, pukul 9am. Yaa, aku mendenar suara yang telah lama hilang dari radio. Suara itu adalah suara Arie Dagienkz (@dagienkz). Wuihh, aku menemukannya kembali. Menemukan suara yang dapat membuat aku duduk manis didepan pesawat radio untuk mendengar Ia siaran. Dan nama Radio itu adalah MOTION Radio. Saat itu aku tidak tau frekuensinya krna alat pembaca di radioku telah rusak.

Aku langsung lari ke meja untuk mengambil solatip. Menyolatip pemutar tunes agar tidak bisa diputar2 lagi oleh siapa-pun.

Sungguh senang aku bisa mendengar suaranya kembali mengudara. Serasa menyempitkan seisi rumah yang telah sempit dengan suara khas dan banyolan2 tak karuan. Banyolan itulah yang sangat aku rindukan oleh seorang penyiar.
Dagienkz siaran berdua dengan wanita, tidak tau siapa tapi aku rasa Ia adalah pengganti Desta80s yang tepat. Mamah sempat berkata “suara siapa itu ? jowo tenan. Kayak logat orang jawa tengah”. Aku pun tidak tau, yang jelas membuat perutku terkocok oleh materi siaran mereka.
Kerap aku mencoba rekwes lagu ketika mereka siaran tapi sama sekali tidak pernah dijawab. Aku terus mencoba dan teuteup aja gak dijawab. Hhu :(


#FYI: ternyata wanita itu namanya (at)miund







Minggu siang, aku kembali memantengi Motion Radio.

Dan yang siaran ketika itu adlh Dinda Poerbono (kini udah gak siaran, entah kenapa?). aku coba rekwes via sms dan masih saja gak dijawab. Hingga pada akhirnya terlintas di kepalaku untuk membuat akun Twitter saat itu juga. Soalnya yang aku perhatikan yg dijawab oleh penyiar hanya orang2 yg rekwes via Twitter.

Aku membuat akun twitter dengan nama (@HarRam). Binggung juga maeninnya ktka itu. Maklum, anak pesbuk. Tak peduli, yang penting bikin, follow, trus rekwes. Itu yg aku tau di pesbuk kalau orang2 pada baru bikin twitter “Follow gue ya ditwitter @blablaaa”. Baru aku bikin dan follow @MOTION975FM ternyata lansung di Folbek. Begitulah yang aku tau dipesbuk setiap orang yg baru bikin twitter selain minta di follow ya minta di folbek. Aku senang, baru aja bikin akun ternyata langsung di folbek sama @MOTION975FM. Wuuuiiiihhhh.

Menjelang 2 tahun Motion Radio.
Ada salah satu teaser yg mengatakan bahwa nanti Hilbram Dunar (@HilbramDunar) dan Artasya Sudirman (@myARTasya). Yeay, Hilbram-pun ikut siaran di Motion 97.5fm. wuiih. Aku juga baru tau kalo ulang taun Motion selalu ada kuis yg namanya ASBAK (Asal Semua Tebak). Lama aku mengikuti radio ini sampai hafal nama2 Programny seperti siaran pagi itu #SlagiAda (Selamat Pagi Anda Semua) dari jam 6-10 pagi dan penyiarnya adalah Arie Dagienkz (@dagienkz) dan Asmara Miund (@miund). Aku suka siaran pagi ini, penuh dengan semangat, penuh dengan tawa, penuh dengan informasi. Aku paling suka adalah ketika adegan dengan Pak Polisi, Arie Dagienkz sebagai pak Polisi dan Asmara Miund sebagai pengguna jalan. Percakapan mereka sungguh menggelitik, seperti,

“Mbak dari mana ?” kata Pak Polisi.
“Dari Bogor”, kata Miund.
“Jauh juga, yaa. Berapa lama kesini ?”
“yaa, kira2 dua hari berkuda”.

Tidak hanya itu, setiap siang-pun ada Program Chik-Chat. Seru ‘loh, Isinya tentang wanita. Apa lagi penyiarnya Thisi Trensi. Kalau tidak salah, Ia dulu yg jadi penyiar #SeleraKita sebelum Hilbram Dunar dan Artasya Sudirman.

Dan ini, siaran sore. Mereka berdua menemani orang2 yg kena macet di Jakarta dengan menyayat-nyayat hati pendengar. Hilbram Dunar seorang penulis yg paling jago mengkondisikan suasana ditambah Artasya yg menimpali dengan lihai. Tapi, tetap dengan porsi yg tepat dan dibalut comedy. Hebat sekali mereka berdua itu.



Hilbram Dunar(@HilbramDunar) dan Artaya Sudirman (@myARTasya)

Sungguh sajian yg bisa membuat gue ‘wajib’ mendengarkan setiap waktu siaran Motion Radio. Kalau samapi ada yg kelewat, rasanya seperti ketika ujian tapi lupa bawa pensil 2B… (lebay gak sih ? enggak ahh)



Berkat Motion Radio, gue tau apa itu Stand Up Comedy.

Berkat Motion Radio, gue tau ada komunitas untuk lagu2 anak. Namanya Mari Nyanyi (@Lagu_Anak)

Berkat Motion Radio, gue jadi semakin yakin dengan radio. Bahwa radio adalah proses komunikasi dua arah. Lebih tepatnya Monolog dua arah. Penyiar bicara, kita bicara sambil membayangkan.

Berkat Motion Radio, gue mulai belajar menulis. Karna setau gue crew Motion itu rata2 penulis.

Berkat Motion Radio, gue jadi maenan twitter.


Kini Motion sudah 3 tahun. Andai suatu saat nanti ktka aku sudah waktunya untuk magang, mungkin gue akan memilih radio ini. Mungkin… kalau diterima.

Motion Radio ‘lah alasan gue maen twitter, Motion Radio ‘lah segalanya. Kini mereka sudah jadi anggota baru keluarga gue di rumah. Suaranya terus mengudara di seantero rumah gue anpa berenti.


#FYI: gue belajar maen perwayangan lewat sandiwara ‘Asal Muasal Pandawa dan Kurawa’. Kalian bisa donglot podcastnya di web Motion Radio. Kocak banget, sumpah. Melestarikan budaya Indonesia dengan sesuatu yang baru. Tidak penting kemasannya seperti apa, tapi isinya yg membuat kita nyaman untuk terus melestarikannya. Dan, sempet ditanyangin juga di Indosiar.



NB: dear, Miund. Maaf atas yg gue lakuin di Twitter dan semoga tidak terjadi apa2 nanti ketika proses melahirkan. Sakses.

sakses MOTION RADIO

segitu dulu aja kali yaak, gak cukup nih di blog.
rakyat Motion : 
Anton Nugroho, salah seorang yg bikin Pandawa dan Kurawa :

#SlagiAda :

ini Vito Gamma, yaa ?




SAYA Motioners, Kamu ?

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -