The Pop's

Archive for September 2012

Road to MDB Tour

By : Harry Ramdhani
Saptu, 15 September 2012.

Hari itu gak akan gue lupain. Hari itu special bagi gue. Hari itu gue menulis sebuah sejarah baru. Hari itu gue mendapat pengalaman berharga. Hari itu gue belajar banyak. Hari itu gue… menjadi salah satu dari ratusan penonton Tur Stand-up Comedy Special Merdeka Dalam Bercanda, Pandji Pragiwaksono (@pandji).
Bumi Gonjang Ganjing. Langit Kelap Kelap

Gue sadar, ini adalah kali pertamanya nonton pertunjukan stand-up comedy berbayar setelah banyak event stand-up yang sudah bertebaran di seluruh pelosok Indonesia. Bukannya gue gak bisa bayar untuk begitu banyak event stand-up berbayar yang sudah ada, bukannya gue juga ingin sombong banyak uang untuk bisa menonton semua #gigs stand-up comedy. Tapi karena satu denganyang lain, akhirnya gue batal untuk bisa hadir, setidaknya untuk wilayah JaBoDeTaBek
.
Mungkin ada tur stand-up dari Ernest Prakasa, Merem Melek Tour saat di Gedung Kesenian Jakaarta. Charity Nite untuk YPKAI oleh @StandUpIndo dan gue cuma mentrasfer beberapa uang yang berhasil gue kumpulkan ketika membuat hal serupa di Kampus. Dan Provocative Proactive StandUp yang diadakan di Erasmus Huis. Gue yakin sudah banyak event stand-up comedy lainnya yang sudah digelar. Apa boleh buat, gue hanya bisa meresakan sensasi itu melalui stalking di timeline.

Tapi, kali ini gue gak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk jadi pendengar yang baik. Kali ini gue akan datang. Kali ini gue meyiapkan senjata-senjata untuk #turMDB, bukan penampilan, tapi senjata gue adalah membaca banyak referensi dari berbagai buku untuk tidak ‘cengo’ ketika melihat performer menyajikan beberapa materinya.

Satu bulan sebelum hari H, gue dapet kabar dari salah satu admin Stand Up Indo Bogor (@StandUpIndo_BGR) selesai Open Mic yang diadakan di Kampus gue sekalian buka bersama kalau #turMDB dilaksanakan tanggal 15 sept di aula SMAKBo. Mulai dari hari itu gue ngumpulin duit untuk bisa beli ticket, mulai dari hari itu gue meng-khususkan waktu dengan membuat reminder dihengpon, gue buat note dengan hitung mundur setiap harinya seperti -> “H-11 hari menuju #turMDB.” Dan begitu seterusnya sampai hari H.

Tangan gue semakin gatel untuk ngetwit event tersebut tapi, gue harus tahan. Ini bukan hajat gue, ini adalah hajat Pandji dan Stand Up Indo Bogor. Bahkan merekapun belum nge-share di twitter.

Lewat akun SUI BOGOR, mereka memberitahu kepada para follower-nya. Gue-pun gak pengen dikalahin mereka. Lewat akun sendiri, gue ikut nyablak event tersebut dengan versi gue. pokoknya dalam satu hari, minimal gue nyelipin satu twit gue untuk ikut nge-share.

Kembali gue baca buku Merdeka Dalam Bercanda, maksudnya sih buat gak nge’blang aja pas nongton. Judul turnya aja Merdeka Dalam Bercanda, pasti ada kaitannya sama buku MDB. Setelah selelai baca itu, gue baca NASIONAL_IS_ME (ebook), maklum, belum punya duit untuk beli bukunya. Tapi gue udah sering baca buku ini berkali-kali. Apa lagi ketika lagi dalam keadaan Writers Block (keadaan dimana penulis mentok dalam menulis. Begitu kata Raditya Dika dibuku antopoliginya dengan para pembacanya), seakan tulisan gue kembali ‘ngocor’ setelah baca buku itu. Tapi, sebagai pendengar yang baik saat hari H, gue ngerasa ada yang kurang bahan buku yang gue baca. Yup, buku Ngawur Karena Benar karya Presiden Jancukers Sujiwo Tejo (@sudjiwotedjo) rasanya cukup untuk nambahin bahan. Bagi gue, mereka berdua, Pandji dan Ki Sujiwo Tejo memiliki kemiripan. Mereka sama-sama bersuara untuk Indonesia tapi dengan gaya mereka masing-masing. Pandji, tampak New School (Jaman Sekarang, definisi nyablak penulis), sedangkan Ki Sujiwo Tejo itu Old School in the New School (membawa Jaman Dulu ke Jaman Sekarang, lagi-lagi definisi nyablak penulis). Buku Ngawur Karena Benar, gue pilih memang isinya ya membicarakan Indonesia. Cocok ‘lah.

FYI: gue ingin seperti Pandji dan Ki Sujiwo Tejo. Mereka ‘lah yang membuat gue percaya atas apa yang gue lakuini saat ini, Demi Indonesia.

Sedih tidak bisa ikut Meet and Great / Coaching Clinic / apalah kata orang-orang nyebutnya karena gue gak tau apa yang dilakukan di sana. Pertama, karena udah ada janji sama orang untuk Gathering  nerusin buku Indonesia Di Balik Pintu. Kedua, karena gue gak tau tempatnya, cukup sudah sebundel kisah nyasar gue selama hidup di Bumi Pertiwi. Jadi yasudahlah...

Sore hari gue bertolak ke SMAKBo, dasar namanya malem minggu, jalanan penuh. Padahal gue tahu mereka itu pada Jomblo. Belaga aja menuh-menuhin jalanan biar yang pada Mamingan jadi ogah keluar rumah gara-gara takut kena macet. Asuu…

Setibanya di SMAKBo rame juga yang dateng. Hanya ada dua kemungkinan untuk menjelaskan ini, pertama, ternyata Stand-up Comedy telah menjadi sesuatu yang mainstream di Bogor, dan kedua, ternyata Pandji terkenal juga yah. Padahal gue tahu, setiap EO atau komunitas Stand-up Comedy yang membuat event stand-up pasti yang ditanya adalah Raditya Dika. Tapi kalo di Bogor yaa Jui (@juijuijuijui <- bener gak sih ini akunnya ? ada berapa ‘jui’ disitu ?). Jujur, gue mengalami ini. setiap pengen bikin Open Mic di Kampus, adaaaa aja yang nyeletuk “Undang Raditya Dika, dooong. Biar rame.” Bahkan ketika gue bikin Open Mic di Perpustakaan Teres Baca (@TerasBaca), ada lagi yang ngoceh, “Kalo ada Jui, baru gue dateng.” Saran aja sih ke mereka berdua, bok ya bikin komunitas stand-up sendiri gitu. Kasian penggemarnya, kasian yang pengen bikin Open Mic baru, kalo mentalnya kendor pasti udah kapok bikin Open Mic. Misalnya, @StandUpIndo_Radit atau @StandUpIndo_JUI. Maaf… guyon.

Baru aja parkir motor, dari gerbang tiba-tiba dateng Chipmunk. Tiga orang laki-laki jalan dengan gaya sok macho. Badannya kecil, mungkin SMP tapi kalaupun udah SMU paling baru kelas. Dan yang paling menjijikan adalah salah satu dari mereka ada yang pake baju merah ‘JKT 48’. Wuuiiiiih, siapa ini yang ngasih tau kalau disini juga bakalan ada perform boy/girlband ? Okeh, siapapun yang tau Pandji pasti paham kalau Ia sungguh Nasionalis dan Nasionalis itu identik sama warna merah. Tapi, gak gitu juga tulisannya, JKT 48.

Baru sempet nyari posisi buat nunggu temen yang pengen nongton juga, gue malah disamperin dua orang yang umurnya 5-6 taun diatas gue. Asyik ngobrol, ternyata kuping gue nyantol juga dan telisik punya telisik kedua orang tersebut adalah alumni SMAKBo. Wuiih, hebat. Alumni-pun diajak untuk nongton acara di sekolahnya dulu. Nice crew.
Gak lama, dateng temen mereka dan saling bertukar cerita semasa sekolah. Anehnya, gue dikira Alumni SMAKBo. Udah ge’er aja gue, ternyata tampang yang ganteng gini ada tampang sekolah kece juga. Biasa aja sih gue. akhirnya mereka pergi ninggalin gue. gak jauh mereka pergi, terdengar suara “iyah, apa lagi pas kita praktikum trus ada yang sampe meledak kena mukanya”. HAH ! jadi gue dikira temennya itu yang pernah kena zat kimia di muka dan meletus di Lab. Dasar kalian, Blutut (Bluntelan Kentut).

Karena risih sama jacket yang gue bawa, gue inget twit Mpok Gamila (@gamilaarief), istri Pandji, minggu lalu. “Ketika packing, baju itu digulung. #TugasFoolower.” Kurang lebih seperti itu. Ternyata benar, dengan gue gulung, isi tas tidak terlalu menggelembung. Nice tips.

Open Gate jam 7pm. Inilah waktu yang gue tunggu. Tapi ada catatan penting, ternyata semenjak gue dateng tidak ada satu-pun orang yang rokoan disekitar area acara. Wuiiiiih, patut dicontoh. Gue sering dateng ke event-event besar dan disana masih saja banyak yang rokoan, walaupun itu di sekolah. Pintu  telah dibuka, dengan sabar gue mengantri untuk masuk. Gapapa deh gak dapet hot spot yang nyaman untuk nongton.

Acara dimulai, tiga komika Stand Up Indo Bogor membuka acara tersebut dengan sukses. Padahal gue udah liat mereka latihan ketika Open Mic dan masih tetap lucu ketika dibawakan. Itu’lah kekuatan materi yang dalam. Walaupun sudah dibawakan berkali-kali tetap saja bisa membuat tawa. Bahkan tak diduga, ada juga meteri yang baru aku dengar sekarang. Ketika dibuka oleh Hada (@HadaHitut), suara membahana saat Ia keluar dengan joget Gangnam Style. Sukses Hada, giliran Koide (@Koide_Namizo) dengan gaya khas-nya materi blue disampaikan hingga tidak terlalu sensual, nice perform. Disambung oleh Dede (@DedeKendor), ahh, gue suka logatnya. Entah sunda atau betawi, tidak jelas tapi membuat gue ngakak. Ini menjadi salah satu yang gue tunggu, Wanda (@UrbanWanda), ketika di referensikan oleh Jui saat Gathering di AgriPark (Taman Dinosaurus), nice. Gue senyum, karena gak tau bahasa sunda. Itu’lah kelemahan gue, tidak bisa mencerna dengan baik kalau bahasa yang digunakan tidak gue pahami.

Dan, saat Pandji keluar, tepuk tangan-pun menyambutnya. Hampir sepuluh detik tepuk tangan ini mengudara dan mungkin diserap oleh Pandji sebagai suatu kekuatan baru selain materi yang Ia punya. Takjup, gue ingat twit Ernest Prakasa dulu ketika Pandji menyelesaikan stand-up specialnya Bhineka Tunggal Tawa, “Stamina yang sangat luar biasa, gue ingin setangguh dia (pandji).” Mungkin hanya gue yang tidak ikut tertawa lepas dengan penonton lainnya. Masih takjub dengan gayanya menyampaikan bit-bitnya. Gue takjub karena gue ngerasa isi buku Merdeka Dalam bercanda benar-benar dibedah, benar-benar ditelanjangin, benar-benar kulitpun serasa bisa dimakan semanis isinya. Pernah beberapa kali gue mendatang pengarang yang membedah buknya, tapi baru kali ini gue terkesima oleh penulis yang membedah bukunya dengan seperti ini. mungkin Raditya Dika pernah melakukan hal yang serupa dengan ini, tapi gue rasa gak sekuat ini. satu jam lebih Pandji cuap-cuap di panggung dan selama itu juga gue ketawa. Artinya, setiap bit telah sukses dibawakan hingga menghasilkan tawa.

Suatu saat nanti, ketika gue bisa menulis sebuah buku. Gue akan melakukan seperti ini. mungkin tidak sehebat Pandji, tapi gue akan berusaha terus, demi Indonesia. Bersulang. Let’s Blak. Viva la Komtung.


Cerita tambahan :

Setelah acara selesai, semua keluar gedung penuh suka-ria. Seperti habis melihat pertunjukan sirkus. Keluar satu per satu dengan tertib, tapi diantara penonton, ketika gue keluar gerbang, sepintas gue melihat Joy (@guejoy), Komika Stand Up Indo Bogor. Ini malam minggu, Ia menuntun motornya dengan seorang wanita. Sungguh romantis. Tadinya gue pengen nolongin dorong motornya, karena gue tau itu bukanlah hal yang disengaja. Pasti motornya ngambek. Biarlah, bagi gue ini romantis. Hari yang romantis harus ditutup dengan yang romantis pula. Selamat mendorong motor bersama pasanganmu, Joy. Perhatikan muka pasangan lu, kalau tidak ada yang perubahan yang signifikan berarti pasangan lu udah cinte. Tapi kalau mukenye makin manyun, wuiiih buru-buru deh berkorban buat dia. Soalnya cinta tidak butuh pengorbanan, ketika ada pengorbanan didalam cinta maka saat itu pula cinta telah pudar.

Lumpur Lapindo

By : Harry Ramdhani
heii, gue nemu tulisan ini di warnet.


Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau lebih dikenal sebagai bencana Lumpur Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan  Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.

Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan. Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian itu adalah akibat pemboran.

Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu.

Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.

Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Press Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat di atasi dengan pompa 
 lumpurnya Lapindo (Medici).

Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.

Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS.

Dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PEMBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pemboran
Beberapa hasil pengujian
Parameter
Hasil uji maks
Baku Mutu
(PP Nomor 18/1999)
0,045 Mg/L
5 Mg/L
1,066 Mg/L
100 Mg/L
5,097 Mg/L
500 Mg/L
0,05 Mg/L
5 Mg/L
0,004 Mg/L
0,2 Mg/L
Sianida Bebas
0,02 Mg/L
20 Mg/L
Trichlorophenol
0,017 Mg/L
2 Mg/L (2,4,6 Trichlorophenol)
400 Mg/L (2,4,4 Trichlorophenol)














Berdasarkan beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena adanya patahan, banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, "gunung" lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bleduk Kuwu). Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik perhari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil "pemboran" selebar 30 cm. Dan akibat pendapat awal dari WALHI maupun Meneg Lingkungan Hidup yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas

Berdasarkan pengujian toksikologis di 3 laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan Bogorlab) diperoleh kesimpulan ternyata lumpur Sidoarjo tidak termasuk limbah B3 baik untuk bahan anorganik seperti Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa, Sianida Bebas dan sebagainya, maupun untuk untuk bahan organik seperti Trichlorophenol, Chlordane, Chlorobenzene, Chloroform dan sebagainya. Hasil pengujian menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di bawah baku mutu.[1]

Hasil pengujian LC50 terhadap larva udang windu (Penaeus monodon) maupun organisme akuatik lainnya (Daphnia carinata) menunjukkan bahwa lumpur tersebut tidak berbahaya dan tidak beracun bagi biota akuatik. LC50 adalah pengujian konsentrasi bahan pencemar yang dapat menyebabkan 50 persen hewan uji mati. Hasil pengujian membuktikan lumpur tersebut memiliki nilai LC50 antara 56.623,93 sampai 70.631,75 ppm Suspended Particulate Phase (SPP) terhadap larva udang windu dan di atas 1.000.000 ppm SPP terhadap Daphnia carinata. Sementara berdasarkan standar EDP-BPPKA Pertamina, lumpur dikatakan beracun bila nilai LC50-nya sama atau kurang dari 30.000 mg/L SPP.

Di beberapa negara, pengujian semacam ini memang diperlukan untuk membuang lumpur bekas pengeboran (used drilling mud) ke dalam laut. Jika nilai LC50 lebih besar dari 30.000 Mg/L SPP, lumpur dapat dibuang ke perairan.

Namun Simpulan dari Wahana Lingkungan Hidup menunjukkan hasil berbeda, dari hasil penelitian Walhi dinyatakan bahwa secara umum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia apalagi kadarnya jauh di atas ambang batas. Dan perlu sangat diwaspadai bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas yang telah ditentukan. (lihat: Logam Berat dan PAH Mengancam Korban Lapindo)

Berdasarkan PP No 41 tahun 1999 dijelaskan bahwa ambang batas PAH yang diizinkan dalam lingkungan adalah 230 µg/m3 atau setara dengan 0,23 µg/m3 atau setara dengan 0,23 µg/kg. Maka dari hasil analisis di atas diketahui bahwa seluruh titik pengambilan sampel lumpur Lapindo mengandung kadar Chrysene di atas ambang batas. Sedangkan untuk Benz(a)anthracene hanya terdeteksi di tiga titik yaitu titik 7,15 dan 20, yang kesemunya di atas ambang batas.

Dengan fakta sedemikian rupa, yaitu kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Maka bahaya adanya kandungan PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) tersebut telah mengancam keberadaan manusia dan lingkungan:
  • Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan)
  • Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit jika kontak langsung dengan kulit
  • Kanker
  • Permasalahan reproduksi
  • Membahayakan organ tubuh seperti liver, paru-paru, dan kulit
Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan lingkungan mungkin tidak akan terlihat sekarang, melainkan nanti 5-10 tahun kedepan. Dan yang paling berbahaya adalah keberadaan PAH ini akan mengancam kehidupan anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar semburan lumpur Lapindo beserta ancaman terhadap kerusakan lingkungan. Hasil analisis logam pada materi

Parameter
Satuan
Kep. MenKes no 907/2002
Lumpur Lapindo
Air Lumpur Lapindo
Sedimen Sungai Porong
Air Sungai Porong
Kromium (Cr)
mg/L
0,05
nd
nd
nd
nd
Kadmium (Cd)
mg/L
0,003
0,3063
0,0314
0,2571
0,0271
Tembaga (Cu)
mg/L
1
0,4379
0,008
0,4919
0,0144
Timbal (Pb)
mg/L
0,05
7,2876
0,8776
3,1018
0,6949

Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun.
  • Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
  • Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
  • Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
  • Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
  • Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
  • Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
  • Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
  • Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
  • Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah [2].
  • Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam [3].
  • Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
  • Tak kurang 600 hektar lahan terendam.
  • Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.

1.      Pada pusat semburan (big hole) di pasang semacam tabung raksasa dari besi atau semen cor sesuai ketinggian semburan lumpur dan di buat coakan yang mengarah ke selatan.
2.      Kemudian dibuat kanal dengan sambungan elastis dari semen atau bahan lainnya (misalnya campuran lumpur dan semen) dari coakan tersebut ke Kali Porong dengan konstruksi semi ponton (terapung) yang diperkuat dengan tiang pancang atau dudukan dari tanggul sirtu. Pembuatan kanal tersebut menyesuaikan dengan perbedaan ketinggian antara semburan dengan Kali Porong, dimana kanal lebih tinggi di pusat semburan dibanding dengan tanggul Kali Porong dengan perbedaan ± 20 meter.
3.      Pemasangan pompa air untuk mengalirkan dengan melalui pipa dari Kali Porong ke pusat semburan yang berguna untuk mempertahankan likuiditas lumpur sehingga lumpur akan mengalir dengan sendirinya ke Kali Porong.
4.      Pembangunan Bendung Gerak pada Pintu Air di Kali Porong tepat pada pintu air Jabon yang berfungsi untuk menggelontor endapan lumpur di Kali Porong dengan memanfaatkan volume air tertentu dari Kali porong dan Kali mati yang di perdalam dengan pengerukan. Pintu Bendung Gerak akan secara otomatis terbuka apabila mencapai volume tertentu yang cukup untuk menggelontor lumpur ke sepanjang Kali Porong.
5.      Penempatan Kapal Keruk di sepanjang aliran Kali Porong sampai muara yang berfungsi untuk mengurangi endapan lumpur di Kali Porong dengan menaikkanya ke sepanjang tanggul Kali Porong. Endapan ini akan dapat difungsikan untuk mempertinggi tanggul  tanggul pada pertambakan maupun urugan jalan.

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -