The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani January 29, 2014



Tahukah kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari.*

Pada hujan yang turun tengah malam, cintaku
yang kurasa menyelimuti celah-celah sempit kalbu.
Kaulah pujaan hati, sampai nantinya
khayalan terhapus pahitnya realita.

seperti korek bagi perokok,
cinta, mudah hilang
dan sulit (kembali) ditemukan.

Ada kalanya dirimu, cintaku,
menjadi alarm; pengingat masa lalu
yang membunyikan dengan berisik rindu.

Tuntunlah aku ini, Pujangga
yang gemar melukis kata-kata ketika senja,
ketika hujan turun, dan ketika birahi jadi juara
di dalam kamar yang sesak kepulan asap bayang-bayangmu di sana.

"Hidupku lebih tenang denganmu, dengan puisi-puisimu
yang setiap kali kubaca hanya perihal kesedihan dan rindu," katamu.
Di jaman di mana orang-orang butuh kepastian tindakan,
kau masih percaya bahwa puisi mampu membuat hatimu tenang.

"Menulislah," kataku
Dan, di jaman yang serba endan,
perempuan yang (sekarang) gemar menulis sepertimu pun ternyata masih bisa ditipu oleh uang.
Kau pergi meninggalkanku.

Kini, yang tersisa hanya semua tulisan-tulisanmu,
yang rapih ku-tata di dalam tas gemblok
supaya setiap kuberteduh menunggu
hujan, aku bisa baca-baca berulang kali seperti orang goblok.

Kau tetap pujaan hatiku, cintaku,
seorang perempuan yang gemar menulis ini-itu,
yang telah dibawa pergi oleh tumpukan uang.

Hujan lagi.
Rindu lagi.
Kau yang pergi.
Aku tetap di sini.




Perpustakaan Teras Baca, 28 Januari 2014
*) Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations 
gambar: dari sini 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -