The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani October 15, 2013

Tema itu biasanya kata benda. Dan, tema saya menulis ini adalah rokok.



Apa pun yang ada di dunia ini pasti isinya pro-kontra. Yang pro biasanya membawa hal-hal positif; menyenangkan, menggembirakan. Dan, yang kontra isinya cuma hal-hal negatif; menakutkan, menyeramkan.

Jujur, saya ini perokok. Perokok yang tidak suka rokok. Tapi kalau masih ada orang yang tidak suka rokok dengan alasan klise, pingin rasanya saya keplak: Dari pada duitnya buat beli rokok, mending beli yang lebih berguna. Perokok itu tolol, beli rokok cuma untuk dibakar. Sama aja bakar uang.

*plaaak*

Gini, boleh tidak suka rokok, asal punya alasan yang asyik. Semisal: Daripada kamu beli rokok, mending beli kondom. Lebih aman, kan? Nah, kalau begitu, sih saya setuju.

Orang-orang yang masih pakai alasan klise semacem itu, sama aja kayak orang beli pulsa: Beli pulsa lebih berguna dan tidak menyakiti oranglain.

Coba telaah lebih lanjut, kalau beli pulsa terus pulsanya dipaketin internet dan nanti menggunakan internet untuk mesra-mesraan sama pasangannya. Itu juga menyakitkan, kok, menyakiti oranglain yang jomblo. Hargai juga oranglain yang gak bisa mesra-mesraan sama pasangan, seperti menghargai udara bebes untuk oranglain yang tidak merokok.

Pro-Kontra memang tidak akan ada habisnya. Biarkan saja perbedaan tidak dijadikan alasan lahirnya perselisihan. Berdamailah dengan oranglain yang berbeda pandangan.

Saya juga tahu, perokok tidak ada niat untuk 'mengkotori' udara. Saya ingat ucapan Guru Bimbingan Konseling ketika masih kelas satu SMP, "Sebenarnya dengan merokok dapat menghilangkan pikiran-pikiran yang menggumpal di otak. Lewat asap rokoknya, mereka buang pikiran yang memberatkan di dalam otak."

Saya juga tidak suka perokok yang merokok di sembarang tempat. Dulu, di angkot saya hampir berantem dengan penumpang lain yang merokok di dalam angkutan umum. Tapi namanya hampir, ya, tidak jadi. Badannya lebih besar daripada saya. Jadi, lebih baik diurungkan niat untuk berantem.

Saya juga belum pernah lihat pasien-pasien di rumah sakit yang tergelatak karena terlalu banyak merokok. Pun sakit mereka diperparah karena merokok. Bukan karena rokoknya.

Pastinya tahu catatan kesehatan yang ada di bungkus rokok, "MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN" Pernah ada penelitian tentang catatan ini, hasilnya: Font yang digunakan terlalu kecil, jadi tidak terbaca oleh perokok-perokok pemula. Brengseknya dosen saya yang perokok malah bilangnnya, "Saya itu buka rokok dari depan bungkusnya. Jadi, ya, benar, tidak terbaca. Catatannya di belakang bungkus," bener juga, sih.

Tapi, menurut logika asal saya adalah Merokok dapat menyebabkan kaknker dan lain-lain, ya, karena rokoknya boleh 'dapat', coba beli sendiri rokoknya, pasti tidak terkena penyakit menyeramkan itu.

Merokok saja asal kuat. Asal hidup para petani tembakau di Indonesia sejahtera. Toh, memberikan yang kita sayang (baca: uang) untuk menghidupi oranglain lebih bermanfaat daripada mencuri uang negara.


Perpustakaan Teras Baca, 13 Oktober 2013, ketika asbak tumpah di karpet.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -