The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani March 06, 2014



Lelaki itu sempoyongan. Sambil memegang botol bir hitam, Ia bicara pada lampu tiang, "bisa kau terpejam? Kuingin berimu kejutan".

Usut punya usut, lelaki itu baru dari pub. Ia mabuk berat. Dan, sesekali, di tengah mabuknya, memanggil nama seorang perempuan. Aline.

"Aline. Aline. Aline," katanya. Tangannya menunjuk ke segala arah, seakan semua pengunjung pub, ialah Aline. Bahkan, kata seorang pelayan, 'aku lihat sekotak cincin tunangan, letaknya tak jauh dari minuman yang Ia pesan'.

'Aku pikir, lelaki itu habis ditolak lamarannya. Banyak yang seperti itu di fim-film roman,' lanjutnya. 'Mabuk berat dan tak bisa pulang'.

Tapi, kenapa Ia bisa memegang sebotol bir hitam? Dari mana Ia dapatkan? Kata seorang penjaga parkir pub, 'tak lama dari sini, sempat kulihat Ia di supermarket 24jam.'

"Ambil saja kembaliannya untukmu. Untuk tambah-tambah membeli cinta," tukas lelaki itu dengan jalan sempoyongan keluar supermarket 24jam.

'Oh, lelaki yang tadi?' sambar seorang perempuan yang baru saja diturunkan oleh mobil sedan abu-abu di ujung jalan. 'Mulutnya bau minuman. Bicaranya saja tak karuan'. Kata lelaki itu, "lamaran hanya soal pemanasan. Pernikahan tidak butuh itu, bukan?" Aku mengangguk bingung.

"Aline, kau boleh tolak lamaranku. Kau boleh anggap hubungan kita selama ini sebatas pertemanan yang abadi, yang sudah lama kita bina selama di perguruan tinggi," kata lelaki itu dengan nada marah-marah.

'pantas saja, kau ini pemabuk,' balasku.

"Aku pemabuk. Aline, sadarkah, bahwa kau yang telah membuatku mabuk. Dengan dosis perhatian yang semakin hari semakin kau tambah, aku mabuk dalam setiap caramu memarahiku ketika salah, mengingatkanku ketika lupa, dan mengajariku bagaimana caranya yang baik dalam bercinta."

'Dasar pemabuk!!' Ucap perempuan yang tadi baru diturunkan dari sedan abu-abu di ujung jalan.

Lelaki itu semakin tak karuan. Semakin Ia teguk bir hitam langsung dari botol, ucapan yang keluar dari mulutnya seperti orang tolol. "Aline, setiap kita kencan, atau yang lebih sering kau sebut 'hanya jalan-jalan' itu, aku terus lawan rasa ge-er dari orang sekitar. Bagaimana tidak? Mata orang-orang seperti radar mengikuti targetnya. Itu baru kencan, masih banyak lagi yang kurasa. Namun, bila kuceritakan semua mungkin akan jadi,… cerita cinta."

***

Tidak lama, tempat lelaki itu berdiri tadi mulai ramai. Ia di kerumuni layaknya semut menemukan gula. Di depan tiang lampu jalan, lelaki itu terlihat salah tingkah, apa saja yang di dekatnya dimainkan, dijadikan pengalih perhatian. Orang-orang yang sama sekali tak saling kenal mulai bertanya pada setiap orang yang juga ikut mengerumuni.

'Ada apa?'

'Siapa dia?'

'Kenapa, ya?'

***

'Saya pernah lihat lelaki itu. Satu minggu yang lalu di dua blok dari sini,' kata salah seorang tukang bersih-bersih jalan. 'Ia datang ke pub, mabuk berat, dan setelah itu pergi ke supermarket 24jam terdekat. Berjalan ke sana-ke mari sempoyongan sambil berteriak nama seorang perempuan: Aline.'




Perpustakaan Teras Baca, 05 Maret 2014
gambar: dari sini

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -