The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani November 01, 2013



Ternyata otak bisa lebih encer daripada sperma ketika uang tidak ada. Pantas saja banyak tukang tipu seliweran di setiap tikungan jalan.


AKU tahu, uang tidak bisa membeli semua tapi, dengan uang apa pun bisa diusahakan untuk didapat. Bahkan, cinta yang baru seumur jagung.

Masih saja teringat November tiga tahu lalu ketika aku datang ke pesta pernikahanmu. Rasanya biasa saja, sama sekali tidak ada sedikit pun sedih yang menghampiri. Kalimat terakhirmu itu yang buatku biasa saja kala itu, "semoga ini bisa jadi keputusan terbaik untuk hubungan kita. Kau dan aku memang mesti dapat orang yang lebih baik lagi," katamu dulu, "aku bukan yang terbaik untukmu dan kamu bukan yang terbaik untukku." Aku sepakat. Karena yang baik hanya setia bukan cinta yang terbagi dua.

Baju pemberianmu dulu yang bertuliskan 'Setia adalah perbuatan baik' masih kusimpan rapih di lemari. Walau tidak (lagi) kukenakan, tapi biarlah terlipat rapih di sana. Daripada kukenakan untuk terus mempermainkan banyak wanita, rasanya itu seperti dosa yang sulit ditebus ketika ingin masuk surga.

***

Di pusat perbelanjaan, yang ramai menjelang akhir tahun adalah potongan harga. Apa pun yang dijual harganya dipotong. Bahkan, ada yang sudah dipotong harganya dan masih dipotong lagi. Dua kali potongan. Entah dapat untung darimana? Yang aku tahu, potongan harga hanya soal subsidi silang. Ketika satu barang dipotong harganya, maka harga barang yang lain dinaikan. Jadi tidak ada yang berubah. Andai dulu aku melamarmu menjelang akhir tahun, pasti ada potongan standar untuk jadi pendamping hidupmu. Andai,…

Aku sempatkan untuk mampir di Kedai Jus ketika lelah melihat potongan harga di mana-mana. Toh, untuk apa potongan harga kalau uang saja tidak punya?

Di sini jus alpukatnya murah dan ada potongan harga pula. Aku suka minum jus alpukat karena dalam alpukat tidak ada lemak jahat. Lemak yang terkandung di dalam buah alpukat adalah lemak baik. Tidak membuat gemuk dan benjolan-benjolan yang rasanya tidak pantas di tangan. Semua lemak membuat badan terlihat berisi dan kencang. Nah, tidak perlu bingung kalau banyak wanita suka minum jus alpukat, untuk wanita, lemak di dalam buah alpukat bisa mengencangkan payudara. Jadi di sini aku lihat banyak payudara-payudara yang sedang dikencangkan, khususnya Ibu-ibu muda yang baru memiliki anak barang satu atau dua. Surga dunia.

Segelas jus alpukat aku rasa cukup untuk mengisi tenaga hari ini. Tapi tidak jauh dari tempatku duduk, sepintas aku lihat Laura, mantanku itu yang menikah November tiga tahun lalu. Mirip. Atau memang dia?

Dengan kereta bayi di dekatnya dan badannya yang kini juga berbadan dua, aku coba dekati. Dan memang, itu Laura. Semenjak Ia menikah, aku sudah tidak lagi menjalin komunikasi. Kini aku senang bisa melihanya yang bahagia. Pastinya tetap cantik.

"Laura?" kataku yang berdiri di depannya.

"Ya," jawabnya bingung, "Dias? Hei, apa kabar kamu? Long time no see. Ayo sini duduk."

Ia masih seramah dulu. Senyumnya tidak pernah surut dari bibir tipisnya yang mungkin sudah habis dilumat suaminya. Laura memang ramah, tapi tidak baik, karena yang baik hanya soal kesetiaan.

Aku lihat ke kereta bayi, ada seorang lelaki lucu di sana. "Lucu. Namanya siapa?" tanyaku seraya mencubit pipi tembemnya.

"Novando. Novando Andrias. Aaa,…" Laura ragu-ragu meneruskan kalimatnya, seakan tersangkut di ujung mulut.

"Apa?"

"Ah. gapapa, kok,"

Perbincangan kita mulai tidak tak karuan. Menceritakan ulang kisah-kisah kita terdahulu. Kenangan memang manis bila dikenang, tapi pahit ketika kenyataan berkehendak tidak sejalan.

"Aku harap Novando kelak sepertimu. Karena nama Andrias memang sengaja kuselipkan supaya aku terus bisa melihat dan mengenangmu," rasanya aku paham maksud ucapan Laura. Karena memang itu yang ingin kutanyakan sedari tadi. Novando mirip denganku. Dari hidung dan matanya.

***

November tiga tahun lalu, kita habiskan satu malam bersama sampai lupa kita di ranjang dari malam bertemu malam. Banyak yang kita lakukan. Banyak yang kita keluarkan. Air mata, keringat, dan sperma. Tapi itu semua kita lakukan atas kehendak cinta. Cinta yang mungkin tidak lagi tumbuh setelah kita turun dari ranjang.

Beberapa minggu setelah itu, kau menikah. Menikahi seorang lelaki yang umurnya hampir dua kali lipat umurmu.

Aku terima saja ketika kau ucapkan kalimat perpisahan. Karena aku tahu, keluargamu sedang butuh uang untuk menutupi hutang perusahaan. Dan, pernikahan adalah jalan keluar satu-satu dari permasalahan.

Memang aku tidak mampu penuhi mau keluargamu, maka kau pasrah dimadu demi membayar hutang perusahaan. Ketika tidak punya uang, otak memang bisa lebih encer daripada sperma. Kau tipu suamimu dan mengatakan ini anaknya.

Jadi, Novando Andrias adalah anakku? Darah-dagingku?



Perpustakaan Teras Baca, 1 November 2013
gambar: dari sini

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -