The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani March 23, 2013

Suara itu, terdengar memecah senja.
Matahari mulai malu akan dirinya.
Masuk,
ke dalam ruangan seperti bilik.

Kau datang dengan segudang cerita. Cerita yang membenamkan setumpuk asa. Kau terlihat lelah dengan kemeja tipis bergambar bunga. Entah, apa hubungannya, tapi, yang jelas bunga di kemaja-mu tidak mekar bak seorang juara. Malah terpikir, sepertinya ini bukan orang yang biasa yang sering datang mengetuk pintu lalu membukanya dengan paksa.

Kau, apa yang telah terjadi ? Kau, membuat seluruh isi ruang menjadi basi ? Belum sempat bercerita, awan telah berubah menjadi gelap. Yaa, tidak seperti biasa. Kau, bersandar dipundak dan lesu tak terkelak. Kantung kedua bola mata mulai membesar dan berwarna kemerahan. Itu tampak jelas karena keputihan di wajah-mu memancarkan kesedihan yang tertahan.

Kau, berbalik dan erat memeluk, juga menangis. Suaranya memang tidak keras tapi, air mata mengucur deras. Hela napasmu sampai terasa didalam pelukan. Tidak teratur. Kini Kau menatap, jauh kedalam mataku. Seakan ingin memberitahu beragam kejadian yg telah menimpamu hari ini.

"Aku hamil." katamu.
Kalimat singkat yg memecahkan kerasnya awan oleh kilat.

hanya sedikit yg teringat.

Lihat.
tubuhmu, kaku terkekang nafsu.
matamu, merayu berbinar malu.

meraba tubuhku mesra. menaikan libido dalam darah menjadi gairah. mencibir manja dengan goyangan lidah.

tanpa sehelai benang, tubuhmu, gairahmu, menampar-nampar imanku.

Kenikmatan ini, sesaat, tak jelas kapan terjadi. tak jelas kapan dimulai. dan, tak jelas kapan berakhir.

hanya tubuh ini, yg lelah karena terbius kecantikan berlebel surga berinti neraka. kehausan dalam sahara dipadang gurun oase membanjiri otak dengan liar.

pelan kataku, "Untuk apa Aku berpacaran denganmu jika hanya sebatas ciuman yg Kamu berikan. dimana tubuhmu yg orang lain bilang itu sebuah kenikmatan. Kamu, memberikan ini (ciuman), sama halnya dengan menyuguhkan sebotol beer tanpa kacang."

kepala di dada. wangi rambut meninggikan semangat. semangat yg telah tidak terkendali. kita, bercinta dengan cepat.

Aku tidak menganggapmu perempuan murahan. Tapi, sungguh, kini kenikmatan telah dirasakan. Sebatas menjilat madu dari sarangnya, terasa takut ketika belum dimulai tapi, nikmat setelah mendapatkan madu asli dari sarang lebah.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -