The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani December 30, 2012


Aku hanya tidak ingin ini seperti Kotoran Air Besar
Dikeluarkan lalu bisa hilang dengan sekejap.

Kini pikiranku sedang liar.
Lalu terbit ide-ide yang menular.
Menyatu beriringan sampai akar… buah zakar.

            Lihat…
            Ini adalah tanah liat.
            Tanah yang dikuasai oleh Konglomerat.
            Dan rakyat jelata, makin melarat.

Tidak perlu mencari kesalahan dalam kekalahan.
Tidak perlu mencari pembenaran untuk kemenangan.
Tidak perlu memcari peluang demi bertahan.
Tapi disini, Aku berjuang…
           
Benarkan ini Negara GAGAL ?
Asumsi bermunculan.
Persepsi membingungkan.
Delusi menyesatkan.
Komunikasi tidak berjalan.

            Kita telah ditakdirkan untuk berjuang.
            Bukan hanya duduk berpangku tangan dibawah tiang.
            Menyingsingkan baju kedua lengan tangan.
            Mari berjuang, Kawan…

Akan ‘kah kita seperti kambing dengan macan ?
Yang terikat kedua kaki dan tangan.
Gerundang tinggal di kubangan.
Ayo kerjakan sesuai keahlian.

Tengok sejarah sebagai pemantik.
           
Tertawalah kalian sampai menggelitik.
            Kini kebenaran sudah mulai terkuak.
            Melihat gayamu, Aku muak.



Duduk sambil mengeluh karena tidak bertindak.
Bersembunyi sampai tidak nampak.
Aku percaya ada penyelesaian kelak.
Mari bertindak…

            Harapan baru dengan serangkaian pertanayaan.
            Kenapa Aku harus berjuang ?
            Kenapa AKu harus bertindak ?
            Untuk apa ?

Ingatkah kalian dengan lima ayat Kalimasada ?
Siapa ingin kaya, perbanyak berderma.
Siapa ingin pandai, mengajarlah.
Siapa ingin dicinta, mencintailah.
Siapa ingin bahagia, bahagiakanlah sesama.
Siapa ingin mati sempurna, maka sempurnakanlah kematian sahabatmu.

            Perhatikan…
            Dari Sabang samapi Merauke.
            Dari Kupang samoai Ternate.
            Dari Kalimantan sampai NTT.
            Inilah Indonesia… Inilah Tanah Surga…

Debu tak mengeras jadi batu.
Sudah saatnya Indonesia bersatu.
Bersatu tidak harus satu.
Tapi bersatu sudah pasti menyatu.
Langkahkan kaki menuju peradaban baru.
Tengok lagi ke belakang, saatnya Bersatu.

            Mulailah denan mencintai.
            Mulailah dengan hati nurani.
            Mulailah dengan pikiran yang murni.
            Kaena ini semua berawal dari mimpi.

Indonesia merdeka karena terjajah.
Sudah banyak korban yang terpanah.
Tanah-pun berubah merah tertutup darah.
Bagai semut terinjak gajah, rasa pesimis untuk menyerah dan kalah.
           
Berinjak kaki kanan siap melompat seperti tupai.
            Apa yang harus dimulai ?
Pemuda dan anak muda berbeda.
Pemuda ditakdirkan berjuang untuk sesama.
Anak muda ditakdirkan untuk ngengkang sambil foya-foya.
Tidak adanya korelasi diantara keduanya.
Pilihan ada ditangan, wahai Rakyat Indonesia.

            Tidak bisa kita mengesampinkan sejarah.
            Banyak pemuda dan pejuang yang gelah merelakan darah.
            Dengan gagah memegang panah.
            Menari-pun tiada arah.

Ssttt…
Ada yang terlupakan oleh kita.
Rakyat Indonesia ditakdirkan untuk berjuang.
Tapi…
Rakyat Endonesa ditakdirkan untuk ngengkang.

            Coba ingat, apa yang sudah Sampean lakukan ?
            Coba ingat, apa yang sudah Sampean eluhkan ?

Aahhh…
Sudahlah, pegel Aku ngoceh panjang lebar.
Aku tau, kita hidup di tanah yang sama.
Aku juga tau, kita memandang matahari dari arah yang sama.
Tapi Aku tidak tahu, apa kita satu bangsa ?
Aku berdikari diatas semua posisi para politisi.
Karena Aku Oposisi.
Karena Aku rakyat Indonesia bukan Endonesa.

byuuuuuuuur… .

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -