The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani January 15, 2015


1/
IA menanyakan hal yang sama, pada semua orang di peron dua: kereta terakhir ke neraka pukul berapa? Mendengar pertanyaan (yang aneh) itu, tentu ia tak mendapatkan jawaban apapun –selain dianggap gila.

Tapi perempuan itu tak urung putus asa. Ia kembali lagi ke ujung bagian selatan peron dua, dan menanyakan kembali hal yang sama. Alis mata orang-orang mulai diruncingkan. Ada yang menggelengkan kepala. Malah, ada yang menganggap perempuan yang bertanya itu seperti tidak ada saja. Raut mukanya memelas. Makin lama makin terlihat cemas.

Namun, bagi saya, perempuan terlihat sedikit cantik bila sedang bingung. Dan terlihat lucu ketika murung. Saya lihat ia sudah di ujung utara peron dua. Perempuan itu berdiri tepat di bawah lampu. Tak lama, ia senyum-senyum sendiri, seperti menemukan jawaban yang dicari-carinya sedari tadi. Ah, sebenarnya apa yang dimaksud perempuan itu, kata saya dalam hati.

Klakson kereta itu sudah terdengar dari kejauhan.
Perempuan itu maju satu langkah ke depan.
Kereta masuk stasiun dari arah selatan.
Ia menanyakan hal yang sama, pada bayangannya –melewati garis aman.

Dan, pada saat yang bersamaan kereta itu menabraknya. Tubuhnya terpental jauh. Namun setelah evakuasi dilakukan, dari wajah perempuan itu ditemukan seperti sedang tersenyum senang. Betapa beruntung perempuan itu, bisa mati dalam keadaan tenang.

2/
DI depan toilet umum stasiun itu dibangun sebuah patung seorang perempuan. Menurut cerita, itu perempuan gila yang mati di depan toilet umum. Setelah kematiannya, toilet umum itu menjadi sangat angker. Selalu ada kejadian yang aneh-aneh. Pernah satu waktu pengguna toilet mati dengan tubuh berlumur tahi. Kejadian itu tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Bahkan ada juga yang mati tanpa pelir, kemaluannya tidak ditemukan di sekitar toilet. Hilang begitu saja. Setelah Perusahaan kereta itu dikelola swasta dan tidak ingin kejadian-kejadian aneh itu terulang, maka dibuatkan patung di depan toilet umum itu.

Namun ada juga cerita lainnya: ini tentang kisah cinta penjaga loket dengan petugas pemeriksa tiket. Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan dan sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Mereka dipertemuakan oleh duka yang sama: masing-masing di antara mereka telah lebih dulu ditinggal mati kekasih yang dicinta. Persis saat-saat ketika ingin melangsungkan pernikahan.

Hubungan mereka sangat bahagia. Ke mana-mana selalu berdua. Di mana ada penjaga loket, di situ ada petugas pemeriksa tiket. Sangat lengket. Barangkali mereka baru pisah hanya ketika ke toilet.

Dan benar saja, setelah rapih-rapih ingin pulang shift malam, mereka pergi ke toilet. Penjaga loket itu sudah selesai lalu menunggu pacarnya di depan toilet. Lama sekali. Teman-temannya sudah pulang , tapi perempuan penjaga loket itu tetap menunggu. Dia berdiri di depan toilet laki-laki sampai pagi. Baru saat itulah pasangannya ditemukan tewas dengan luka tusuk di jantungnya. Semalam ia dibunuh di dalam kamar mandi.
Mungkin karena telah lelah, perempuan penjaga loket itu mati terserang penyakit jantung di depan toilet laki-laki. Untuk mengabadikan kisah cinta mereka, akhirnya dibuatkan patung perempuan di depan toilet umum itu.

Sesaat setelah keluar dari toilet umum, tepat di depan patung itu, seperti ada yang tangan yang menarik baju saya.

3/
Tidak pernah ada yang tepat waktu di negeri ini, tak terkecuali jadwal kereta. Tapi, dari ketidak-tapatan itulah kau akan membuat suatu pola sendiri, dari yang belum terpola. Kau mulai sadar, sebelum keretamu datang akan selalu ada kejadian yang terjadi berulang: entah terlebih dulu kereta barang yang datang, entah kereta yang tiba di seberang, dan entah orang-orang yang biasa barsamamu pulang. Apa saja.

Mungkin sebagian orang di stasiun itu ada yang menganggap saya tidak waras. Sebab saya menunggu kereta yang rutenya telah dihapus. Karena tahun lalu terjadi kecelakaan beruntun di stasiun.


Perpustakaan Teras Baca, 14 Januari 2015

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -