The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani December 18, 2011

Sedikit mengingat sejenak, dulu kalau engga salah hari kamis dan gue lupa tanggalnya. Dia (Irene septianasari) sama sekali engga ngehubungin gue, seharian (sampe sore sekitar pukul 4pm). Emang sih gue tau kondisinya saat itu akan adanya event besar di STIKES pada hari Jum’at-nya dan gue pun ada yang harus diselesaikan, yaitu kompetisi Inovasi Bisnis Muda di Kampus gue sendiri.
Gue sibuk dan dia sibuk. Gue sibuk dengan deadline Proposal yang harus selesai besok tapi sampe sekarang sama sekali belum rampung. Mencoba terus berpikir positive dengan segala sesuatu. Berpikir positive kalau proposal ini akan selesai sesuai deadline dan juga berpikir positive tentang dia. Sedikit rehat dengan pergi ke portal untuk membeli Pop Ice dan rokok, gue pun sms dia. “lagi sibuk apa sih . . ??” 5 menit menunggu balesan dan masuk juga sms dari dia “ni lgi nungguin panggung”. Sontak gue kaget, engga memberi kabar sedikit-pun ke gue Cuma gara-gara nungguin panggung.
Walau gue tau, tolong di garis bawahi ini, GUE INI EMANG BUKAN PACAR DIA, TAPI DIA ITU MASIH GUE ANGGAP PACAR GUE”. Kata orang waras, “engga usah segala ngakuin gitu”. Kata orang yang nguping, “dasar cowo tolol, mana ada hubungan kayak gitu”. Kata temen deket di kampus “udaa sih, masih aja ngarep bisa pacaran lagi sama dia, lu itu jelas UDAH DIPUTUSIN, dia juga ogah kali balikan sama lu, lu kan homo.”. yups, gue terima itu, terima kasih kalian udah perhatian sama gue dengan segala masukannya dan setiap manusia memang punya filsuf yang berbeda dengan orang lain dalam masalah apapun.
Seperti itulah pandangan mereka terhadap pengakuan gue itu. Terus mau apa lagi . . ?? cinta bertepuk sebelah tangan, mana ada tepuk tangan pake tangan sebelah. BEGO. Meski maksudnya sama yaitu lu itu udah putus dan sama sekali dia engga nganggap lu.
Tanpa piker panjang, gue bales smsnya itu,”iket aja itu panggung biar engga lari”
“bukan nungguin panggung, tapi nungguin panggungnya dateng trus dipasang buat acara besok,” balesnya begitu.
“ouw, yodaa biar cepet datang itu abang panggung, kamu angkat aja celana kamu sampe bates engga bisa dinaikin lagi. Aku yakin abang panggung pasti cepet datengnya” bales gue begitu. Akhirnya dia seketika tampak marah sama gue. Semua balesan smsnya sama sekali memperlihatkan bahwa sedang marah. Padahal itu Cuma gue praktekin sama apa yang gue tau di film WARKOP. Dan kesalahpahaman-pun muncul.
Karena deadline proposal harus selesai besok maka gue engga terlalu memprioritaskan masalah tersebut dan berpikir akan kembali seperti semula kembali dengan sendirinya. Tolol yaa gue, mana ada masalah bisa selesai dengan sendiri. Emangnya siapa yang nyelesein . . ?? setan, dukun, sang pujangga hati . . ?? yaa kita sendirilah yang nyelesein itu masalah. Belum pernah ada teori yang mengatakan bahwa “masalah akan selesai dengan 2 cara : pertama, lu tinggalin ada masalah tersebut dan semua akan kembali seperti semula dan kedua, anggap masalah itu engga ada”
Hari jum’at selesai dengan penuh keringat, mengejar deadline proposal untuk dikumpulkan ternyata bukan perkara muda. Tapi gue engga akan ngebahas itu, karena gue tau diapun engga suka apalagi peduli tentang lomba ini.
Sama sekali engga ada kabar dihari jum’at. Tapi gue juga masih belajar sama proposal ini. Dan tolong digaris bawahin “ENGGA ADA KABAR JUGA SAMA SEKALI”. Dan sekali lagi gue ingetin kalau “GUE INI EMANG BUKAN PACAR DIA, TAPI DIA ITU MASIH GUE ANGGAP PACAR GUE”. Secara logika, emang engga apa-apa sih, gue sama dia engga terikat hubungan apapun. Nothing. Tapi gue percaya, kalau dihati gue sama dia masih sama-sama memiliki *persepsi sendiri*.
Lomba dimulai, tanpa pikiran apapun dan berjalan seperti yang diinginkan. gue dapet juara harapan 2 dari 7 pemenang yang diperebutkan dan 15 peserta.
Dimobil gue sms, dan balesannya “muup, aku sibuk banget dan pulsa abis”. Gue Cuma bisa percaya pasrah.
Minggunya gue sms berkali-kali dan masih saja engga diperhatiin. Engga dibales. Jam 2 kalau engga salah, dia bales “sebenernya aku tuh sebel sama kamu kckckckckckckckckkckc” <- maaf kalau engga kayak yang biasanya, jujur sama sekali gue engga pernah nulis ketawa menjadi sebuah kata.
Hanya sekedar itu, dan hari demi hari sms gue engga pernah dibales lagi. Jarang. Bisa dibilang 5 hari sekali baru dibales satu sms. Prihatin banget. Makanya gue ingin suatu waktu nantang wartawan untuk wawancara dia. Apakan sanggup untuk itu . . ??
Marah, kesel, emosi engga kekontrol mulai menjadi. Okok kalau emang engga bales sms untuk kegiatan yang bikin berguna dan kesibukan lagi jadi alasan. Coba.coba lah gue check pesbuknya di http://facebook.com/ireneilen buat yang belum ‘add’ bisa langsung aja. Ternyata dia pengguna pesbuk yang sekali. Sibuk dengan kegiatan tapi masih bisa update dipesbuk untuk bermain dengan yang lain dan gue engga pernah dibales smsnya. Sampe pulsa sms gue abis yang super sms dan harus beli lagi. Bayangin, super sms. Abis untuk sms yang engga pernah dibales. Masih ada juga adegan telpon, tapi engga akan gue bahas disini
Ini masih terus berlanjut sampe sekarang, 18 desember 2011. Masih aja begitu. Gue sms dan dikacangin. Yang jadi pertanyaan gue, sesibuk apa sih lu . . ?? preseden sekali pun engga maksimal banget , dia itu ngurusin lebih dari 230juta. Tapi dia masih bisa berkomunikasi sama keluarganya koo . .
Bukan maksud aku untuk mojokin kamu, tapi ini yang aku pengen bisa tau. Ada apa sih . . ?? kalau jawan tanpa solusi mendingan BUNGKAM.

Postingan : harry ramdhani follow me on twitter @Har_Ram

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -