The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani August 03, 2012


Teras Baca adalah sebuah perpustakaan, sebuah wadah. Wadah bagi para pemuda untuk melakukan segala aktivitas, dan tentunya untuk INDONESIA. 

Bumi Gonjang – Ganjing, Langit Kelap – Kelip.

Pada awalnya memang ini hanya sebatas Karang Taruna tingkat RT. Sangat kecil ruang lingkupnya. Tapi Perpustakaan Teras Baca berdiri berdasarkan hasil sebuah pemikiran dari para pemuda yang masih memikirkan Indonesia. Pada saat itu tanggal 17 Juli 2011, ketika sedang berkumpul maka muncullah sebuah ide untuk membentuk suatu taman bacaan yang berguna untuk masyarakat sekitar.

Menurut Pandji “Pemuda itu memiliki 2 sifat, yaitu menuntut perubahan dan mewujudkan perubahan”. Memang, tidak salah apabila para pemuda hanya bisa menuntut berbagai macam perubahan untuk kearah yang lebih baik, karena itu menjadi salah satu bukti bahwa para pemuda kita menjadi lebih kritis pada lingkungan yang hanya begitu-begitu saja. Tapi alangkah baiknya apabila para pemuda itu mewujudkan perubahan itu sendiri menutur apa yang pemuda itu bisa lakukan dan bukan berdasarkan apa yang meraka hanya ‘mau’.

Dari situlah ideologi para anggota Karang Taruna berangkat. Pendidikan merupakan salah satu bukti bahwa bangsa ini menjadi terlihat terbelakang dari bangsa lain dan perpustakan adalah salah satu langkah yang dilakukan bahwa kami berniat membuat para orang-orang agar gemar membaca. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang gemar membaca dan munulis.

Konyolnya, kita sering melihat sebuah komunitas – komunitas yang bergerak dibidang sosial adalah bertempat didaerah terpencil. Entah itu dimana, entah dibelahan Indonesia dibagian mana. Tapi Perpustakaan Teras Baca kami dirikan sengaja ditengah komplek/perumahan, kenapa ? Inilah yang pemerintah ‘kite’ takutkan, Ia takut rakyatnya pintar sehingga tidak bisa dikelabui lagi. Middle Class adalah jawabannya, kekuatan kelas menengah kita seakan terlalu dimanjakan oleh berbagai macam Urbanisme yang sengaja dibentuk oleh Pemerintah.

Disinilah kami (Teras Baca) ada, berada ditengah orang-orang yang berada kelas menengah. Kelas iniah yang tidak pernah ‘dicolek’ pemerintah sehingga suara kaum menengah tidak selantang kaum yang berada dibawahnya.

Contohnya, Pemerintah hanya berani memainkan harga Kedelai. Mereka tahu bahwa kaum yang berada dibawah hanya mampu membeli pangan yang terbuat dari Kedelai. Coba pemerintah berani ‘mencolek’ Middle Class, seperti menutup akses Internet 1hari saja. Apa yang terjadi ? mungkin tragedi ’98 akan kembali bergolak SEKARANG. 

Kami hanya sekumpulan pemuda yang diwadahi disebuah organisasi Karang Taruna. Kecil. Kami tidak bisa berteriak selantang Bung Fadjroel, bertindak senekat Opung Pong Harjatmo yang memanjat ‘Gedung Pantat’ kemarin. Kita bukan siapa-siapa, tapi kita mimpi untuk membawa negara ini Maju. Bagaimana caranya ? Perpustakaan Teras Baca adalah wadah bagi pemuda, kita berswadaya berdasarkan apa yang kita bisa. Apapun itu. Tidak peduli pemerintah jungkir balik mencari cara untuk bisa menipu kami (rakyat Indonesia).

Ini tangan kami (pengurus Teras Baca) ulurkan kearah kalian. Kami ingin menggenggam tangan kalian erat untuk berSATU. INGAT, perjuangan kita belum selesai. Bukan untuk melawan sesama warga Indonesia yang masih SATU bangsa, tapi mari kita berjuang dengan apa yang kita bisa. Berjuang demi memajukan Indonesia, dan Pejuang itu adalah KAMU. 

berSATU tidak harus SATU, tapi berSATU sudah pasti MENYATU !!


*boleh aku minta tissue ? sedih habis nulis ini.*

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -