The Pop's

Posted by : Harry Ramdhani January 30, 2013


“Lebih baik menunda Skripsi, daripada hasilnya asal jadi. – @andi_aswin” Asyiik beraaaat !! twit itu Aku baca tengah malem oleh Andi Aswin, salah seorang Dosen Periklanan di salah satu Kampus Tercinta Swasta, Jakarta. 

Sebenernya sih Ia lagi kul-twit tentang masa-masa Ia saat skripsi-an.  Sedih deh baca Timeline-nya kala itu.  Apa lagi ketika Ia musti bertemu dosen pembimbing dan berkonsultasi tentang skripsinya.  Padahal Ia sudah diberikan jalan yang mudah (skripsi yang tidak terlalu berat) oleh pembimbing untuk penelitian tapi, Ia menolak dan ingin skripsinya tidak seperti skripsi-skripsi yang lainnya. 

Ini bukan soal, ‘Penelitian apa’ untuk skripsinya tapi, lebih kepada ‘Apa yang dihasilkan’ dari penelitian.  Karena, skripsi bukan semata Peneliti, Pembimbing, Fakultas, Universitas, tapi skripsi adalah hasil karya seorang peneliti yang didapat dari keresahan bersama dan ditangkap kemudian ditulis secara Ilmiah yang sistematis.  Mungkin itu yang Aku tahu soal skripsi dan yang perlu di garis bawahi Aku-pun belum melakukan skripsi. Bahkan seperti apa bentuk dan rupanya, Aku tak tahu.

Aku hanya sepakat dengan kalimat yang sempat Aku kutip di awal tulisan.  Aku hanya ingin melihat orang-orang yang lebih dulu melalakukan penelitian tidak dibilang, “Tukang Insinyur Kriminal.” Begitu kata salah seorang pembimbing yang tidak bisa Aku sebut namanya.  Begini, maksud dari ‘Tukang Insinyur Kriminal’ adalah para Tukang Insinyur memperlakukan title dengan semena-mena, contoh: “Si Kampret udah kerja disalah satu perusahaan dan ‘nyambi’ kuliah. Nah, setelah selesai kuliah Si Kampret minta jabatannya naik.  Loh, apa hubungannya naik jabatan sama udah punya title ? kerja mah kerja, punya title baru yah beda lagi urusannya.” Atau, adalagi yang seperti ini; “Si Kampret kuliah biar dapet title dan bisa dapet gaji gede saat nanti melamar pekerjaan. Katanya sih ada upah minimum untuk Tukang Insinyur.  apa coba hubungannya ? namanya karyawan baru mah yah, merintis dari awal.  Terima aja gaji ala kadarnya dari perusahaan.  Nanti juga kalo kerjanya bagus bakalan dinaikin tuh gaji.”

Jadi, Aku hanya berguyon doang kok.  Tenang, gak usah diambil serius, gak usah dimasuin ke hati (ehh, masukin hati aja deh, gapapa. Paling efeknya cuma sakit hati. Daripada masuk polisi, mahal. Apa lagi masuk Abri, sakit, dipukulin mulu). Inget, #INDONESIA gak butuh batuan tapi, #indonesia butuh #Relawan.  Akika pamit mundur.  Bye, tuips… :) bye, ladies… <3

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kangmas Harry - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -