- Back to Home »
- Prosa »
- Kamar 108
/1/
Hujan turun terlalu lama.
Percaya,
ini bukan air mata kecewa
pada cinta yang terluka.
Air mulai tergenang
di sepanjang jalan,
di tiap selokan perumahan,
sampai di hati orang yang ditinggalkan.
Aku tahu maksud Tuhan
ciptakan hujan 'tuk kita
bersautan desahan
di kamar 108.
Ingatku,
kau lupa kenakan pakaian dalam, ya?
Bisikmu dulu,
"Ini sengaja, supaya kita bisa lakukan segera."
Jendela kamar mengembun
dekat selasar,
sebuah selimut menimbun
sepasang kasih nan-tersasar.
/2/
Hujan lagi,
pertemuan ini
mesti segera diakhiri
sebelum kita makin lupa diri.
Lalu-lintas Fatmawati tersendat-padat
tergenang air ditiap sisi,
tapi kepergian benar terjadi
tinggalkan rentetan kenangan
di kamar 108
Perpustakaan Teras Baca, 31 Juli 2013