- Back to Home »
- cosmic g-spot »
- Malam Itu Kau Dapat
"Barangsiapa menghayati malam Lailatul Qadar dengan mengerjakan
sembahyang dan berbagai jenis ibadat yang lain sedang Ia beriman dan
mengharap rahmat Allah SWT, nescaya Ia diampunkan dosanya yang
terdahulu." Dari hadis yang diriwayatkan daripada Abu Hurairah RA.
Karena mulianya malam Lailatul Qadar, Rasulullah SAW menganjurkan
supaya umatnya bersedia menyambut dan menghayati malam yang berkat itu
dari pelbagai dari jenis amalan dan ibadah.
Banyak para Alim-Ulama mengingatkan itu disela-sela pemberitahuan Imam serta bilal untuk tarawih.
***
Apa yang bisa aku pelajari dari mahasiswa yang lulus saja lama?
Apa yang bisa aku dapat dari mahasiswa yang kuliah tujuh tahun baru tamat?
Pengalaman? Wawasan? Ilmu? Aku rasa tidak. Itu bisa aku dapat di mana saja.
Eka Harry Purnama, seorang mahasiswa yang tadi aku sempat jabarkan
di atas. Di kampus, hampir semua Ia tahu. Dari cat gedung berwarna
biru samapai luntur dan dicat ulang hijau, Ia masih kuliah. Hebat,
tidak semua mahasiswa bisa alami fenomena semacam itu.
Mendekat adalah nekad. Bisa kena sembur jika salah ucap. Itulah manusia ketika sedang sedih.
Tapi, aku pikir tidak ada salahnya untuk sekedar iseng-- kadang iseng bisa melebihi nekad --mendekati.
"Pusing banget nih kepala, skripsi gak kelar-kelar. Bisa kena pemutihan kalo gak lulus lebaran ini, nih." Lho, baru juga duduk dan mulai ngomong tapi, dia udah nyocos duluan. "Sorry, yah, gak banyak bantu untuk acara ini." Begitu sambungnya.
Sok bijak adalah tembok yang mesti dibangun terlebih dulu.
"Tiap teraweh aja bawaannya pingin nangis mulu. Mikirin skripsi."
Aku masih diam. Dan, byuuur! air matanya ngucur.
***
Kadang, bukan jadi urusanku ikut larut di skripsi orang lain. Toh, yang belajar dia, yang punya konsep penelitian dia, yang punya pembimbing dia, Aku? Biarkan jadi orang yang terus nyindir tapi, membangun. Lho, di Indonesia mesti seperti itu. Boleh kritik asal membangun, boleh nginep di rumah kawan asal bilang ke pihak yang berwenang (baca: Pengurus RT).
Mengingat itu, aku jadi ingat akan Malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik dari seribu malam. Malam yang ditunggu oleh umat muslim yang meyakininya tentu saja. Aku meyakini tapi, dari dulu aku belum lihat dengan mata kepala sendiri.
Memang keyakinan sifatnya absolut tapi, mukjizat itu nyata. Ada bentuknya. Adalah mereka orang-orang beriman pilihan Tuhan yang bisa mendapatkannya.
Beriman?
Adalah mereka yang benar cinta dengan-NYA …
Adalah mereka yang bisa bercinta (baca: berdo'a) dengan-NYA …
Adalah mereka yang bisa bersetubuh (baca: sembayang) dengan-NYA …
Adalah mereka yang bisa berpacaran (baca: taqwa) dengan-NYA …
Pernahkah kalian dengar, bahwa sujud terendah pada Tuhan adalah mereka yang meneteskan air mata?
Aku pikir, saat itu Eka disambut dengan ramah oleh Tuhan, langsung di rumahnya (ketika taraweh di masjid). Hatinya disentuh dengan lembut, dadanya dilapangkan, dan pundaknya diringan 'kan. Ia dapatkan malam itu, malam di mana malaikat turun langsung ke bumi memeluk umatnya dengan erat.
Ah… suatu saat aku ingin dapatkan itu. Pastinya dengan cara yang berbeda. Untuk apa belajar dari pengalaman oranglain, itu sama saja seperti buang air besar di wc umum tapi, dicebokin sama penjaga wc-nya. Untuk apa? Itu kotoran kita. Kita yang tahu letak paling kotor di mana?
O ya, sekarang Eka sudah lulus beberapa bulan lalu, artinya, baru beberapa bulan lalu juga Ia resmi jadi pengangguran. Yup, Pengangguran yang sudah dijamu Tuhan.
Perpustakaan Teras Baca, 26 Juli 2013