- Back to Home »
- cosmic g-spot »
- Loyalitas Mahasiswa
Posted by : Harry Ramdhani
March 16, 2011
Loyalitas seorang mahasiswa sangat tinggi terhadap kehidupan-kehidupan sosial yang sering terjadi dimana pun. Seperti yang telah kita tahu, mahasiswa adalah ”agent of change” yang memiliki pemikiran idealis untuk merubah segala menjadi lebih indah, lebih baik, lebih mempesona.
Rasanya apabila melihat kebelakang tentang ”apa saja yang dilakukan mahasiswa ketika itu selain kuliah . . ??” , banyak para mantan aktifis yang sering kita lihat dilayar kaca adalah orang.orang yang memulai semua yang dilakukan ketika masih duduk dibangku perkuliahan, mereka sering melakukan diskusi baik itu formal ataupun tidak, yang meeka pentingkan ketika itu adalah hasil dari diskusinya bukan proses terjadinya hasil diskusi yang harus secara tertata rapih dengaa an almamater yang kita belum tentu mereka anggap mereka itu adalah mahasiswa, datang ketempat perkuliahan dengan celana hitam rekat merekat ditambah baju ramones yang berlubang.
Bagaikan air didaun talas, semua terasa sudah menjadi indah dengan kedok.kedok kepalsuan yang mereka sebut tentang loyalitas. Damn of holiday yang tidak pernah usai. Mau sampai kapan ini akan terjadi kepada para mahasiswa yang hanya mempentingkan diri mereka masing-masing . . ?? pikiran seseorang ketika mereka ingin kuliah adalah gue bisa ngikutin perkulihan, ikut uts sama uas, nilai keluar, kalau ada yang engga srek yaa gue protes dengan bagaimana pun caranya sampai gue dapet apa yang gue mau, dan begiu seterusnya smapai gue harus bikin skrpsi, ngikutin prosedur buat nyelesein kelulusan, gue diwisuda, dapet ijazah, megang ijazah dengan nama baru yang ditambahin gelar dinama belakang gue, nyari pekerjaan sebagai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri, pilih-pilih pekerjaaan sesuai gelar karena udaa banyak duit keluar cuma buat nambahin nick dinama belakang gue biar balik modal, terus gue kawin *bukan deng, tapi nikah* *soalnya kawin sama nikah beda*, punya anak, nikmatin masa tua, sampai akhirnya gue balik lagi ketanah. *mungkin ada tambahan buat mahasiswa yang pacaran* *disitu kerjanya cuma berangkat kek ampus + pacaran + pulang*. Dimana yang namanya mahasiswa itu sebagai ”agent of change”, kayaknya engga ada dehh.
Sedih yaa mahasiswa terdahulu yang udaa membuat profesi baru mahasiswa, yaitu mahasiswa is agent of change, tapi dengan mudah seperti orang ngebuang sampah bungkus permen sembarangan mahasiswa sekarang menjadi , mahasiswa is agent for the feedback. Maksudnya itu mahasiswa yang kuliah cuma buat dapetin feedback setelah apa yang udaa mereka kasih ke tempat perkuliahan dengan harapan mendapat umpan balik yang setimpal atau lebih banyak kalau bisa buat kantong pribadi sendiri.
Mulai llah dari sekarang untuk lebih menghargai para terdahulu kita, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa pahlawan. Kalau mungkin kit seorang mahasiswa, kita bisamelihat para pendahulu kita seperti gie, atau aktif seperti munir, atau seorang purn. Polisi seperti hoegeng. Yang mereka lakukan adalah tidak hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri, tapi untuk kepentingan bersama , untuk kemajuan bersama. Kalau seorang mahasiswa tidak seperti itu, mungkin contoh yang tepat adalah seperti seorang caleg.caleg saat pemilu yang rela mengeluarkan banyak uang agar bisa menang saat pemilihan dan apabila mereka menang, program kerja pertama adalah cara cepat untuk ngembaliin modal sendiri dulu baru mereka mengapdi pada rakyat, tapi itu juga kalau inget, misalnya dia engga inget.inget hanya ngejalanin satu program kerja itu doang dan kenikmatan bisa dapet uang dengan mudah, maka hancur llah negeri ini. Atau para caleg yang gagal, dia udaa keluar modal besar, kalau saat pemilihan, mampus llah dia. Sehigga banyak pemberitaan setelah pil.leg ada yang ”caleg daerah cikiber lompat dari gedung lantai 2 sampai meninggal dunia; caleg daerah kesosor jadi stres akibat kalah pemilu; caleg daerah ngulon bertelanjang dada mengitari 2 kampung akibat kalah tipis”. Sungguh menyedihkan, mengharukan dan memprihatinkan menerima kenyataan yang pahit.
-change the music-
keep the dancing
nb : yang bertuliskan tebal untuk jangan ditiru