- Back to Home »
- komunikasi »
- Proses Negosiasi
Posted by : Harry Ramdhani
December 01, 2012
PROSES NEGOSIASI PEMENTASAN STAND-UP COMEDY DALAM SOSIALISASI PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM MELALUI BEM-FISIKOM DENGAN STAND-UP COMEDY UNIDA
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang Lobby
dan Negosisasi, maka akan erat kaitanya dengan tujuan yang berbeda antara kedua
belah pihak demi mencapai tujuan anatara kedua belah pihak tersebut.
Negosiasi merupakan proses di mana kita memenuhi persyaratan
untuk mendapatkan yang kita inginkan dari orang lain yang sebaliknya juga
menginginkan sesuatu dari kita. Jadi dalam proses negosiasi terdapat
pihak-pihak yang terlibat. Biasanya pihak pertama disebut negosiator atau
pemrakarsa negosiasi, sedangkan pihak kedua disebut adversary atau lawan dalam
negosiasi. Setiap manusia melakukan
negosiasi untuk mendapatkan sesuatu dalam hidupnya setiap hari. Secara tidak
sadar kita semua telah mempunyai pengalaman dalam bernegosiasi, misalnya dalam
memecahkan masalah. Ruang lingkup negosiasi, selain masalah pribadi, juga
mencakup hubungan kemitraan dalam pekerjaan atau bidang bisnis. Sekarang ini
negosiasi juga tidak hanya dilakukan oleh pebisnis swasta saja. Pihak
pemerintah maupun lembaga yang berada di bawah naungan pemerintah juga banyak
melakukan proses negosiasi. Hal ini menunjukkan bahwa proses negosiasi semakin
penting peranannya. [1]
) Berikut ini akan dijabarkan mengenai
proses negosiasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah melalui Lembaga Mahasiswa
dengan pihak lembaga sosial seperti komunitas Stand-up Comedy.
Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang
melatarbelakangi proses negosiasi yang terjadi di antara kedua belah pikak,
tujuan, proses-proses/tahap negosiasi, hasil negosiasi, serta evaluasi hasil
negosiasi.
Proses nogosiasi dalam
makalah ini mengambil contoh negosiasi pengisi acara dalalm sosialisasi
pemilihan umum kepala daerah Jawa Barat yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial, Ilmu Politik, dan Ilmu Komunikasi, Universitas Djuanda dengan
pihak managemen Stand-up Comedy Universitas Djuanda. Proses negosiasi tersebut dilatarbelakangi oleh dua
kepentingan yang berbeda di antara kedua belah pihak. Oleh karena itu sosialisasi
Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Barat dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda.
1.2. Rumusan Masalah
I.2.1. Apa sajakah yang terjadi sebelum Negosiasi dimulai sampai negosiasi terjadi ?
I.2.2. Apa yang terjadi selama berlangsungnya Negosiasi ?
I.2.1. Apa sajakah yang terjadi sebelum Negosiasi dimulai sampai negosiasi terjadi ?
I.2.2. Apa yang terjadi selama berlangsungnya Negosiasi ?
I.2.3. Apa yang terjadi ketika Negosiasi disimpulkan
batas kesepakatan yang dicapai ?
1.3. Tujuan
I.3.1. Mengetahui Proses atau Tahap Negosiasi.
I.3.2. Mengetahui pentingnya Negosiasi dari Proses Negosiasi.
I.3.3. Mengetahui bahwa setiap manasia ataupun lembaga mempunyai kepentingan berbeda.
I.3.1. Mengetahui Proses atau Tahap Negosiasi.
I.3.2. Mengetahui pentingnya Negosiasi dari Proses Negosiasi.
I.3.3. Mengetahui bahwa setiap manasia ataupun lembaga mempunyai kepentingan berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepentingan Antara Kedua
Belah Pihak
Melalui komunikasi,
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan
dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.[2]
Maka, disinilah proses negosiasi diperlukan dalam memahami kepentingan yang
berbeda.
1. Kepentingan Komisi Pemilihan Umum
Komisi
Pemilihan Umum Kota Bogor merupakan lembaga Independen yang didirikan oleh
pemerintah guna menjalankan amanat UUD 1945 sebagai Lembaga Negara yang
mengadakan pemilihan secara langsung.
Dalam hal ini, Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor megadakan Sosialisasi
Pemilihan Gubernur dimana akan dilaksanakan di Universitas Djuanda melalui
Badan Eksekutif Mahasiswa Fisikom sebagai pihak pertama yang mengurusnya.
Beberapa
kegiatan yang akan dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fisikom dalam
menjalankan Sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat :
a) Menandatangani
Nota Kesepaham antara KPU-Kota Bogor dengan BEM-Fisikom. Pada bagian ini
KPU-Kota Bogor memberikan mandat kepada BEM-Fisikom guna menjalankan
Sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat dengan Anggaran Dana yang telah
dipersiapkan oleh KPU-Kota Bogor.
b) Pendidikan
politik terhadap calon pemilih baru. Sosialisasi ini memang bertujuan untuk
meminimalisir Golongan Putih (Golput) dalam pemilihan nanti dan juga memberikan
sedikit simuasi tentang Pemilahan .
c) Mengadakan
Sosialisasi Pemilihan Gubernur secara “Komunikatif ”. melihat sosialisasi yang
sudah terlaksana dimana-mana. Kali ini KPU-Kota Bogor menginginkan sosialisasi
yang berbeda dari pada yang lainnya. Maksudnya adalah tidak dalam bentuk
Seminar yang notabene formal tetapi
lebih bersifat hiburan.
d) Mencari
orang-orang yang akan men-sosialisasikan Pemilihan Umum. Pada bagian ini, pengisi
acara haruslah orang yang dapat menyampaikan pesan tetapi tidak terlalu formal
melainkan melalui hiburan.
e) Menjadikan
BEM-Fisikom kini terlihat terlihat ‘ada’ dibanding angkatan BEM-Fisikom lama
karena kali ini banyak kegiatan yang dilaksanakan.
Kegiatan yang
dilaksanakan BEM-Fisikom dalam mengadakan Sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa
Barat merupakan hal yang sangat penting karena banyak diantara masyarakat masih
buta akan kesadaran pendidikan politik.
BEM-Fisikom terlebih dahulu melakukan penelitian kecil setelah
menandatangi Nota Kesepaham dengan pihak KPU-Kota Bogor. Penelitian kecil ini
bertujuan untuk merumuskan kegiatan yang akan ditulis di dalam proposal.
BEM-Fisikom mengetahui terrnyata ada Komunitas independen di Kampus Universitas
Djuanda bernama Stand-up Comedy Unida. Komunitas tersebut dianggap layak untuk
mengisi acara sosialisasi. Pada dasarnya, sosialisasi adalah masalah
komunikasi, di mana ada komikator sebagai pembawa pesan menyampaikan informasi
seputar pemilihan umum dan juga pendidikan politik kepada komunikan tetapi
dikemas secara komedi. Terlebih, Nota
Kesepahan yang telah ditanda-tangani adalah membuat sosialisasi menjadi
se-ringan mungkin. Untuk itulah
BEM-Fisikom berusaha memenuhi permintaan KPU-Kota Bogor dengan cara bekerja
sama dengan berbagai pihak. Salah
satunya adalah pihak Stand-up Comedy Unida yang memiliki kompetensi dibidang
tersebut.
2. Kepentingan Stand-up Comedy Unida
Stand-up
Comedy. format komedi yang kini membebaskan individu-individu untuk berbagi
keresahan-keresahannya. Stand-Up Comedy adalah sebuah genre didalam komedi,
biasanya satu orang di atas panggung melakukan monolog yang lucu dan memberikan
pengamatan, pendapat, atau pengalam pribadinya. Mengutarakan keresahan,
mengangkat kenyataan, memotret kehidupan sosial masyarakat, dan menyuguhkan
dengan jenaka. [3]
)
Stand-up
Comedy Unida memang baru berdiri diawal tahun 2012, tepatnya tanggal 30
Maret. Menjadi suatu kebanggan bisa
mengisi acara di sosialisasi Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat. Walau-pun terbilang komunitas ini masih
terbilang baru tapi, kerap kali dipercaya untuk mengisi diberbagai acara
seperti Seminar Kanker Serviks dari Fakultas Ekonomi, reuni akbar SMU, sampai
kegiatan kecil di SMU Amaliah. Komunitas Stand-up Comedy memang komunitas
Independen yang ada di Universitas Djuanda tapi, tidak menutup kemungkinan dari
berbagai kegiatan dapat mendatangkan sedikit penghasilan baik untuk managemen
maupun pelaku Stand-up Comedian (Comic)
itu sendiri. Misi dari Stand-up Comedy
Unida adalah You Think You Laugh, maksudnya adalah mengajak para penikmat
Stand-up Comedy atau siapapun untuk berpikir bersama dan menertawakannya
bersama. Adapula beberapa tujuan
Stand-up Unida ini :
·
Meningkatkan keahlian mahasiswa dalam
Public Speaking yang dilandasi kreatifitas dan demokratisasi.
·
Menjadi wadah promosi bagi kampus.
Karena pada dasarnya kita mencintai kampus Universitas Djuanda.
·
Menjadikan alternative hiburan di
Kampus.
·
Mengajak banyak orang untuk ikut
bergabung dengan Komunitas Stand-up Comedy.
·
Menjadikan salah satu pilihan carreer yang cukup
menjanjikan. Dalam arti, setiap
pertunjukan akan dapat bayaran yang setimpal atas apa yang telah dikerjakan.
Namun,
ada beberapa kendala yang musti dihadapi oleh Stand-up Comedy Unida ketika bisa
menerima tawaran untuk mengisi acara sosialisasi, “SARA terkadang dianggap hal
yang cukup sensitif bagi sebagian masyarakat, karena biasanya merembet pada
hal-hal lain yang tidak proporsional sekarang sama tidak pantas jadi bahan
bercandaan dan bahwa komedi tidak harus menjelek-jelekkan orang lain. Pertama,
ketika seseorang membercandakan agama misalnya, harus dipahami bahwa bisa jadi
bukan agamanya dan dengan itu Tuhannya yang dibercandain, melainkan praktiknya
yang menyimpang disebabkan pelakunya yang notabene juga manusia. Manusia yang
tentu tidak luput dari kesalahan. Harus dipahami bahwa maksud dibalik candaan
itu bukanlah sebuah keburukan, melainkan buah ajakan agar kita semua sadar
bahwa ada sebuah kesalahan diantara masyarakat yang bisa kita perbaiki
sama-sama. Kedua, dalam konteks “menjelek-jelekan” orang lain, kembali harus
dicermati maksud dibalik ucapan. Sering kali yang dimaksud dengan lemah tidak
berdasarkan “menghina” oleh orang lain
adalah sebenarnya sebuah kritik. Hanya saja emosi pengkritik yang mendengar,
terkadang pribadi menghalangi dirinya untuk berpikir dengan akal sehat atau
telinganya hanya bisa “mendengar” sebatas ucapan tanpa mampu memproses maksud
dari si pengkritik, apakah sesuai tujuan atau tuntutan cerita.” [4] ).
2.2.
Tujuan Negosiasi
Tujuan diadakannya Negosiasi antara pihak BEM-Fisikom dengan
Stand-up Unida adalah untuk menjembatani dua kepentingan yang berbeda. Di satu sisi, pihak BEM-Fisikom mem-butuhkan
pengisi acara guna sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Dan, di sisi lain, Stand-up Unida memang
membutuhkan panggung-panggung baru guna menambah lebarkan sayap eksistensi
keberadaan Komunitas Stand-up Comedy
Unida di lingkungan Kampus ter-utama juga menjadi pemasukan dalam sisi
finansial. Kedua belah pihak dapat
bekerja sama, karena kedua belah pihak dapat saling memenuhi kebutuhan antara
satu dengan lainnya. Kebutuhan
BEM-Fisikom akan pengisi acara dapat terpenuhi dengan Stand-up Comedy Unida
yang memiliki kemampuan didalam bidangnya untuk mengisi acara formal dan
dikemas secara non-formal.
Stand-upComedy Unida juga dapat bekerja sama dengan BEM-Fisikom untuk
menambah follower untuk komunitas itu
sendiri. Negosiasi dilakukan dengan
tujuan untuk menetapkan hal, di antaranya :
1) Pihak-pihak yang terlibat dalam
proses sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
2) Lama waktu pengisian acara
sosialisasi.
3) Biaya pengisian acara ketika
sosialisasi.
4) Hak dan kewajiban masing-masing
pihak terkait sosialisasi.
2.3.
Proses Negosiasi
Proses Negosiasi yang dilakukan BEM-Fisikom terhadap
Stand-up Comedy Unida melalui beberapa tahap, di antaranya :
|
|
||||||||||||||||||
|
Pengumpulan Informasi kendala
negosiasi
|
Nota Kesepahaman
I.
Persiapan
Pada tahap persiapan ini,
BEM-Fisikom mengumpulkan beberapa informasi guna mempermudah memulai Negosiasi
dengan pihak Stand-up Comedy Unida.
Informasi itu dikumpulan dari beberapa orang yan g telah menyewa jasa
mereka (baca: Stand-up Comedy Unida) dalam mengisi beberapa acara. Tidak hanya itu, keuntungan yang didapat dari
mengumpulkan informasi tersebut adalah, ada salah seorang pelaku stand-up
comedy (Comic) merupakan alumni dari
Fisikom sendiri.
II.
Tahap
1
Proses Negosiasi tahap 1 dilakukan
dengan menemui pihak pelaku stand-up comedian-nya langsung untuk sedikit
berbicara tentang sosialisasi yang hendak dilalkukan. Setelah itu, pihak BEM-Fisikom, melalui ketua
pelaksana, langsung menemui pihak managemen Stand-up Unida untuk membicarakan
langsung niat pengajakan untuk mengisi acara pada sosialisasi pemilihan
Gubernur Jawa Barat. Pihak managemen Stand-up
Comedy Unida menyambut baik ajakan BEM-Fisikom untuk mengisi acara
tersebut. dari proses Negosiasi tahap 1
dihasilkan kesepakatan untuk pihak BEM-Fisikom mengajukan penawaran harga untuk
para pengisi acara yang dibutuhkan saat sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa
Barat.
III.
Tahap
2
Pada tahap 2, proses Negosiasi ini
lebih menekankan tentang pengajuan harga secara langsung kepada pihak managemen
Stand-up Comedy Unida. Dan juga
pengajuan kebutuhan peralatan yang dibutuhkan oleh pihak Stand-up Comedy Unida
dalam mengisi acara sosialisasi.
Pendekatan memang tidak ada yang formil sejak awal mulai proses
Negosiasi. Ini dikarenakan pihak Stand-up Comedy tidak terlalu mementingkan
hal-hal yang sifatnya formil.
Pada tahap ini, BEM-Fisikom
menjelaskan sistematika jalannya acara sosialisasi terhadap pihak Stand-up
Comedy Unida. Di dalamnya terdapat
jelas, siapa saja yang akan hadir dalam sosialisasi, berapa lama kegiatan
sosialisasi berlangsung, dan lain-lain.
IV.
Tahap
3
Pada tahap inilah, terjadi tawar
menawar harga pembayaran dari pihak BEM-Fisikom kepada pihak managemen Stand-up
Comedy Unida. Karena pada awalnya hanya diminta satu orang, yaitu alumni
Fisikom sendiri tetapi, itu gagal karena waktu yang diberikan terlalu lama.
Oleh sebab itu terjadi tawar-menawar kembali antara pihak BEM-Fisikom dan pihak
managemen Stand-up Comedy Unida. Namun, ditengah proses tawar menawar, terjadi
informasi yang bocor bahwa penonton atau peserta sosialisasi mendapat dana
transportasi setelah menghadiri acara. Kembali terjadi Negosiasi yang panjang.
V.
Tahap
4
Tahap 4 adalah tahap menghadapi
kendala yang terjadi apabila mendapat masalah proses negosiasi. Pihak Stand-up Unida merasa tidak suka
apabila penonton atau peserta mendapat bayaran atau ongkos transport setelah
menghadiri acara sosialisasi. Mereka (baca: managemen stand-up Unida)
menganggap itu adalah money politic, karena tak ayalnya membayar orang untuk
memilih nanti. Pihak Stand-up Comedy Unida membuat kesepakatan bahwa benar
adanya pembagian uang transportasi untuk penonton maka, akan meminta dana tambahan
pula kepada pihak BEM-Fisikom.
2.4.
Hasil Negosiasi
Proses negosiasi antara BEM-Fisikom dengan pihak Managemen
Stand-up Unida menghasilkan beberapa kesepakatan berupa hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Kesepakatan tersebut tertuang dalam draft MoU. Beberapa hasil negosiasi pengisi
acara sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat antara BEM-Fisikom dengan Managemen
Stand-up Unida di antaranya:
Ø Hak dan Kewajiban BEM-Fisikom :
i.
Membayar
kepada pihak managemen Stand-up Unida sebesar Rp. 300.000,-
ii.
Apabila
benar terjadi ada pmbagian uang trandportasi kepad penonton, maka pihak
managemen Stand-up Unida berhak mendapat tambahan sebesar Rp. 100.000,-
iii.
Pihak
Stand-up Unida mengirimkan dua orang untuk mengisi acara sosialisasi.
iv.
Lama
waktu yang dilakukan oleh pihak Stand-up Unida adalah 30 menit.
v.
Memberikan
snack dan makan siang kepada managemen Stand-up Unida sebanyak lima orang.
vi.
Membayar
50% total pembayaran setelah penanda-tangan Nota Kesepahaman.
Ø Hak dan Kewajiban managemen Stand-up
Unida :
i.
Menerima
bayaran sebesar Rp. 300.000,-
ii.
Pihak
Stand-up Unida mengirimkan dua orang untuk mengisi acara sosialisasi.
iii.
Menjalankan
lama waktu untuk mengisi acara sosialisasi adalah 30 menit.
iv.
Mendapat
tambahan biaya bila benar ada penonton yang mendapa uang transport.
2.4.
Hasil Negosiasi
Setelah melewati tahap-tahap proses Negosiasi antara
BEM-Fisikom dengan managemen Stand-up Comedy Unida untuk mengisi dalam acara
sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Ternyata tidak terjadi pembagian uang trandportasi kepada penonton dan
penonton hanya mendapatkan sebuah snack ketika registrasi ulang serta sebuah
sertifikat. Pihak Stand-up Comedy Unida-pun melakukan kewajibannya untuk
mengisi acara selama 30 menit dan memberikan beberapa materi tentang
sosialisasi juga pendidikan politik.
Dan, dalam waktu dekat, setelah pemilihan Gubernur Jawa
Barat terlaksana. Maka, pihak BEM-Fisikom berniat kembali membutuhkan jasa
Stand-up Comedy Unida untuk hal serupa tetapi untuk Pemilihan Walikota Bogor.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses Negosiasi antara BEM-Fisikom dengan Stand-up Comedy
Unida bisa terbilang sukses. Karena selama proses berlangsung, tidak ada salah
satu pihak yang dirugikan. Walaupun ada
beberapa kendala dalam proses Negosiasi seperti yang terjadi di Tahap 4 namun,
itu dapat teratasi dengan dingin oleh pihak BEM-Fisikom.
Pemanfaatan Negosiasi dalam menjalankan hal apa-pun sangat
berguna karena dengan adanya proses Negosiasi tidak aka nada pihak yang merasa
dirugikan. Dalam proses Negosiasi hanya ada win
and win solution. Itu adalah solusi untuk memenangkan kedua belah pihak
yang sedang menjalani Negosiasi.
[1] Kutipan dari blog Bunga Amoring Tyas, Proses
Negosiasi. http://bungaamoringtyas.blogspot.com/Proses-Negosiasi/2012.html
[2] Jurnal Ikatan Komunikasi Sarjana Komunikasi
Indonesia. Vol. IV/Oktober 1999