- Back to Home »
- Prosa »
- Terselimut Rindu di Pelataran Toko Tua
Posted by : Harry Ramdhani
October 15, 2013
Ingatkah kau, kekasih, kala
merangkul rinduku di rindangnya
pelataran toko-toko tua?
Kekasih,
Kau buat rinduku seperti telur ayam;
yang hanya diterangi pijar remang
di sela-sela cahaya rembulan.
Lihat, kekasih, dedaunan
di pelataran toko-toko tua berterbangan,
angin cuma sanggup hembus itu;
tidak rinduku
Ada saja sampah bertebaran
di dekat Tong, kekasih,
bungkus dan puntung rokok,
plastik ciki dan gelas,
juga rinduku; yang tak kunjung datang.
Pepohonan saling berbisik,
beberapa dahan berpegangan, kekasih,
dan Tuhan tiupkan nyawa
supaya mereka bisa saling tertawa.
Aku tahu, menertawakanku, kekasih,
yang masih lamunkan rindu
dan makin tak menentu.
Ini adalah kisah kekerasan
paling kejam terhadap pelacur jalan,
membiarkannya menunggu; rindu,
yang didamba berupa cinta.
Kedai Alania, 11 Oktober 2013