- Back to Home »
- Stand-up Comedy »
- Terus Belajar, Just It
Hari ini, Kamis, 21 Maret 2013, bagi sebagian yg tau mungkin akan
memperingatinya. Yup, pada tanggal itu tepat kita memperingati Down
Syndrome International dan Perayaan Wisuda mahasiswa Unida. Entah,
mungkinkah ini sebuah Konspirasi Zionis ? Memperingati kedua hal yg
berbeda di tanggal yg sama atau memang ada kaitannya. Bukan urusanku,
yg jelas, Aku ingin memperingati dengan sesuatu yg berbeda juga.
Pikirku, perayaan apa yg tepat ? Selebrasi ini tidak dapat dilakukan
kapanpun, selebrasi ini hanya pada momen tertentu, dan selebrasi ini
mesti dilakukan secara positive.
Eumm… merayakan selebrasi dengan dateng ke Openmic BSI mungkin
tepat. Yup, Aku putuskan dan tetapkan untuk ke sana. Ada kaitannya
juga dengan perayaan Down Syndrome International dan Wisuda Mahasiswa
Unida dengan dateng ke Open mic BSI, yaitu belum tentu Aku bisa
menemukan momen serupa, karena minggu depan setiap hari kamis Aku ada
kuliah.
***
Berangkat dengan sedikit membawa badan yg remuk pasca bertanding
dengan Tim Mahasiswa Papua Unida sama sekali tidak menyurutkan
pilihanku.
Di perjalanan, Aku berpikir, saat pertama dateng ke Openmic BSI, Aku
dipertemukan dengan Bakri, kali ini akan dipertemukan dengan makhluk
seperti apa lagi ? Makhluk apapun nanti, Aku sudah siap untuk menerima
dengan ikhlas.
BSI… siapapun tau BSI, Aku jadi ingat beberapa iklannya, mungkin
intinya seperti ini, "Dengan kuliah di BSI, jenjang karier di dunia
pekerjaan akan terus menanjak." Wuiiih !! kalau kali pertama Aku dateng
ke sana sebagai penonton, mungkin sekarang karierku akan naik menjadi
host openmic, kali ketiga Aku jadi Komika, kali ke empat menjadi
karyawan, kali ke lima menjadi pemilik Café, terus dan terus mungkin Aku
menjadi Presiden Amerika. Ahh, sudah, itu hanya pengalih pikiranku
agar tidak terlalu terkejut bila bertemu Bakri.
Kadang, jarum jam berputar lebih cepat daripada laju otak. Tanpa
terasa, Aku sudah sampai di Bruce Coffee, tempat Openmic
@StandUpBSIBogor. Aku sudah tidak bertemu dengan lelaki tua yg asyik
merokok tapi, malah dikira pengen potong rambut. Tidak adakah karyawan
di sini yg bisa menilai dari pandangan pertama dengan benar.
Aku sudah wanti - wanti ketika manaiki anak tangga, bahwa tidak
boleh sampai terkejut bila di anak tangga terakhir nanti orang pertama
yg Aku lihat adalah Bakri. Jujur, rasanya jatuh dari anak tangga paling
atas ke paling bawah itu sakit. Aku sering melihat di semua film
Jackie Chan dan semua lawan Jackie Chan tidak ada yg mampu bangkit bila
jatuh dari tangga setelah ditendang.
Sedikit curhat, jika Bakri kuliah di Unida, maka Aku adalah orang
pertama yg mengajukan beasiswa seumur hidup untuknya menjadi mahasiswa
abadi. Jika Bakri bergabung dengan Stand-up Unida, maka Aku adalah
orang pertama yg menjadikannya maskot, Ia memiliki daya magnet yg sampai
sekarang belum dihitung oleh para ilmuwan fisika. Jika sampai Bakri
dapet 'cewek' di Unida, maka Aku adalah orang pertama yg mengundurkan
diri secara tertulis di Unida. Rasanya belum bisa terima kalau Bakri
dapet 'cewek' di sana, Aku yg sudah kuliah hampir empat tahun saja gak
(pernah) dapet. Jancuuuk.
Seperti yg sudah Aku duga saat masih di jalan. Orang yg hadir di
sana hanya lima orang dan ada Bakri salah satunya. Melihat formasi
seperti ini, lekat sekali tawaran kepadaku nanti untuk menjadi host.
Sebenarnya, bukan masalah bagiku untuk menolak tawaran tersebut bila
memang benar terjadi tapi, … mungkin lebih tepatnya begini, bila Aku
dengar dari beberapa orang yg sudah sering openmic di sini pasti intinya
sama "Komika yg tampil sedikit." Aku mesti menyiasati agar ke lima
orang ini tetap tampil semua, menguji materi yg telah dibuat. Aha!!
pakai saja cara seperti tur MDB Pandji di Bogor, jadi nanti setiap
Komika yg tampil akan memanggil Komika selanjutnya. Good Idea.
Ada satu hal yg Aku suka dari openmic BSI, tepat waktu. Aku selalu
belajar untuk itu. Dalam hati, kalau saja mereka belajar dari saat Aku
pertama datang, pasti mereka akan mengundurkan waktu untuk memulai
karena setelah openmic selesai akan banyak orang yg datang. Tapi,
mereka tetap memulai sesuai jadwal. Walau agak sedikit melar 30 menit
namun, melarnya waktu dipakai untuk memusyawarahkan stage, line-up, dan
yg terpenting adalah saranku tadi diterima. Yup, Aku bisa melihat semua
Komika tampil.
Hipotesis-ku terbukti, satu per-satu orang berdatangan setelah
openmic selesai. Tetap saja, Aku tetap salut kepada @StandUpBSIBogor yg
konsisten terhadap waktu.
Gathering dimulai, Kang Rifki mengawali dengan beragam masukan
positive ke semua Komika. Aku pikir, ini gara-gara Bakri yg nanya soal
pembayaran saat mendapat gigs. For your info: Bakri bakalan stand-up
diacara perpisahan sekolahnya dulu di… Tri Darma. Ternyata Bakri alumni
Tri Darma, kini Aku paham kenapa Bakri bisa seperti ini sekarang ?
Hanya ada dua kemungkinan, kalau tidak karena sering dijadikan tameng
saat tawuran, ya, mungkin karena ke jepit mesin press di bengkel
praktek.
Jui, seperti biasa, mengawali dengan Bakri. Ia dijadikan
penyemangat untuk Komika lain untuk tetap berusaha menjadi Komika
profesional. Bagus. Semua Komika com-bud dengan Jui, tidak ada yg
diam. Semua ditanyakan, dari A - Z, dari rumus termudah sampai
terrahasia. Intinya, Jui memberi tau kata kuncinya, "Dalam stand-up
comedy, apa lagi untuk pemula, hal pertama yg dicari itu comedy-nya,
setelah bisa, baru deh masuk stand-up." Tidak mudah tapi, pasti bisa
(sedikit meminjam dari buku Merdeka Dalam Bercanda).
Aku selalu suka bagian seperti ini, bagian di mana Komika tidak malu
untuk menanyakan materi-materi yg telah dibuat. Kebanyak dari Komika
ogah melakukannya karena mereka masih beranggapan bahwa 'tertawa adalah
tindak spontanitas jadi, bila materi yg telah Ia buat diberitahu ke
orang lain, akan tidak lucu lagi, sudah ketauan'.
Akbar, Robby, Agly, Fajar, Bakri khususnya, sampai beberapa calon
stand-up comedian, juga Awan secara bergantian bertanya ke Jui. Mereka
ingin belajar agar tampil lebih baik. Belajar untuk membuat materi
secara sederhana namun serius. Belajar menerima bahwa materi yg dibuat
tidak bagus. Intinya adalah BELAJAR, just it.