- Back to Home »
- #PekanAnyamanHUJAN »
- Rintihan Sesal
Suara itu, terdengar memecah senja.
Matahari mulai malu akan dirinya.
Masuk,
ke dalam ruangan seperti bilik.
Kau datang dengan segudang cerita. Cerita yang membenamkan setumpuk
asa. Kau terlihat lelah dengan kemeja tipis bergambar bunga. Entah, apa
hubungannya, tapi, yang jelas bunga di kemaja-mu tidak mekar bak seorang
juara. Malah terpikir, sepertinya ini bukan orang yang biasa yang
sering datang mengetuk pintu lalu membukanya dengan paksa.
Kau, apa yang telah terjadi ? Kau, membuat seluruh isi ruang menjadi
basi ? Belum sempat bercerita, awan telah berubah menjadi gelap. Yaa,
tidak seperti biasa. Kau, bersandar dipundak dan lesu tak terkelak.
Kantung kedua bola mata mulai membesar dan berwarna kemerahan. Itu
tampak jelas karena keputihan di wajah-mu memancarkan kesedihan yang
tertahan.
Kau, berbalik dan erat memeluk, juga menangis. Suaranya memang tidak
keras tapi, air mata mengucur deras. Hela napasmu sampai terasa didalam
pelukan. Tidak teratur. Kini Kau menatap, jauh kedalam mataku. Seakan
ingin memberitahu beragam kejadian yg telah menimpamu hari ini.
"Aku hamil." katamu.
Kalimat singkat yg memecahkan kerasnya awan oleh kilat.
hanya sedikit yg teringat.
Lihat.
tubuhmu, kaku terkekang nafsu.
matamu, merayu berbinar malu.
meraba tubuhku mesra. menaikan libido dalam darah menjadi gairah. mencibir manja dengan goyangan lidah.
tanpa sehelai benang, tubuhmu, gairahmu, menampar-nampar imanku.
Kenikmatan ini, sesaat, tak jelas kapan terjadi. tak jelas kapan dimulai. dan, tak jelas kapan berakhir.
hanya tubuh ini, yg lelah karena terbius kecantikan berlebel surga
berinti neraka. kehausan dalam sahara dipadang gurun oase membanjiri
otak dengan liar.
pelan kataku, "Untuk apa Aku berpacaran denganmu jika hanya sebatas
ciuman yg Kamu berikan. dimana tubuhmu yg orang lain bilang itu sebuah
kenikmatan. Kamu, memberikan ini (ciuman), sama halnya dengan
menyuguhkan sebotol beer tanpa kacang."
kepala di dada. wangi rambut meninggikan semangat. semangat yg telah tidak terkendali. kita, bercinta dengan cepat.
Aku tidak menganggapmu perempuan murahan. Tapi, sungguh, kini
kenikmatan telah dirasakan. Sebatas menjilat madu dari sarangnya, terasa
takut ketika belum dimulai tapi, nikmat setelah mendapatkan madu asli
dari sarang lebah.