- Back to Home »
- Stand-up Comedy »
- Gathering, Menulis Materi Stand-up
Pertemuan pertama memang tak seindah pertemuan kedua, ketiga, keempat, dst, dsb, dll.
Manusia memang bisa memprediksi tapi, tetap saja, Tuhan yg
menghendaki. Kala itu, angin kencang dan hujan yg datang tak lama
belakangan mengguyur hampir 3/4 bagian Bogor. Awalnya, sama sekali
tidak aada yg menduga akan adanya hujan turun. bahkan, BMKG saja tidak
memberitahukan sebelumnya. Mereka asyik bermain 'Mencari Harta Karun
Peninggalan Fir'aun' di kantor.
Tidak seperti biasanya, Aku begitu 'getol' untuk mencari
penerus-penerus Stand-up Comedian yg berteduh di bawah @StandUp_Unida.
Salah seorang teman sempat berkata, "Kalian tuh musti buat kaderisasi di
sini (baca: Stand-up Unida) untuk bisa nerusin napas komunitas ini.
Jangan asyik sendiri. Jangan asyik belajar sendiri. Pokoknya, gue baru
gabung kalo kalian itu 'jelas'." Aku diam saja menyikapi. Pikirku,
semua orang akan berbicara hal serupa jika diajak bergabung 'asalkan
jelas'.
Setelah lama berlalu, Aku tidak bilang ada benarnya juga tapi, kini
dihadapkan masalah serupa seperti temanku pernah katakan. Satu persatu
orang keluar, satu persatu orang 'bergelantungan' disini. Manusia
organisasi bilang mungkin, "Seleksi Alam" untuk hal seperti ini.
Kadang, hal yg dianggap remeh akan terlihat penting saat
dipertemukan secara langsung. Yup, Aku tidak boleh tinggal diam,
saatnya berusaha untuk mencari kader-kader baru.
***
Malam minggu, seperti malam-malam biasanya. Jomblo-jomblo ogah di
rumah, mereka sibuk berkeliaran mencari pasangan. Orang-orang yg
memiliki pasangan biasanya lebih memilih berdua-an di rumah, mungkin
biar lebih irit, mungkin akan ada adegan buka-bukaan, Aku tidak tahu.
Dan, #OpenMicGedy dari Stand-up Unida. Seperti biasa (juga) komika yg
ingin menguji materi dapat dihitung dengan jari satu tangan tapi,
penontonnya ada sedikit peningkatan. Dari situlah asal-muasal otak
picikku untuk mencari orang-orang yg ingin dijadikan 'kader' demi
keberlangsungan Stand-up Unida.
Salah seorang penontong datang menghampiri mejaku. Memang tidak
asing, karena Ia adalah salah seorang dari murid Teater binaan Sanggar
Teater Lentera. Ia pernah satu kali ikut Open Mic Unida, ya, hanya satu
kali diawal terbentuknya Stand-up Unida, selebihnya… tidak pernah lagi.
Tumben malam itu Ia hadir. Tumben Ia hadir bersama teman-temannya.
Katanya, Ia ingin belajar Stand-up seperti halnya komika lain. Aku
menanggapi secara positive, sebenarnya banyak yg begitu tapi, lagi-lagi
tersisihkan oleh alam. Pagar makan tanaman, keinginan untuk belajar
dimakan sendiri oleh kesibukan yg membuatnya menenggelamkan keinginan.
Setelah lama berbincang, Aku putuskan untuk mengajaknya Gathering.
Sebenarnya kami sudah lama tidak gathering, entah kenapa ? yg jelas Aku
menganggap komika Unida sudah mahir membuat materi sampai di atas
panggung. Kali ini, Aku saatnya 'gathering yg sebenarnya'. Aku buat
gathering dari awal, yaitu membuat materi. Sebenarnya, modal utama
untuk menjadi seorang stand-up comedian adalah nyali, bukan membuat
materi. Tapi, berhubung komika Unida sudah tidak asing melihat panggung
dan nyali mereka sudah ada dan anak baru yg ingin belajar stand-up
memiliki background dari teater, sehingga tidak perlu lagi. Pekerjaan
beratnya sekarang adalah membuat materi.
***
Hujan, mungkin mereka sedang menghangatkan diri di bawah ketiak
para penyair. Akhirnya, hanya Aku dan anak teater yg ingin belajar saja
yg hadir.
Aku persiapkan materi gathering secara sederhana, rumusnya: Premis -
Case - Effect - Solution. Bagiku, ini merupakan hal termudah seorang
komika dalam membuat satu set materi.
Premis adalah kalimat yg menyimpulkan. Tanpa perlu tetek-bengek
untuk menjelaskan, biasanya seseorang cukup mengeluarkan Premis. Contoh:
Indonesia merupakan negeri yg indah. Ini merupakan Premis, tanpa
menjelaskan bahwa Indonesia itu indah. Tapi, pemilihan redaksi untuk
premis musti tepat, sehingga penonton akan bisa terbawa dalam bit-bit yg
mengalir. "Semakin kuat premis, maka semakin bagus pula set-nya."
Case atau kasus adalah kumpulan beragam pertanyaan 'kenapa' pada
suatu objek yg ingin dibuat suatu tema. misalnya, seorang komika membuat
bit 'alay'. Nah, komika tinggal membuat pertanyaan dengan kata tanya
'kenapa' yg dikaitkan dengan 'alay', seperti "Kenapa alay kalo ngupil
sambil manyun ?" "Kenapa alay kalo ke Cafe nyari colokan mulu ?" dan ada
berjuta-juta pertanyaan 'kenapa' untuk 'alay' lainnya.
Effect atau Efek adalah jawaban dari Case. Banyak seorang komika
menjawab pertanyaan dengan asal-asalan, sehingga membuat penonton tidak
akan tertarik mendengarkan komika perform. Bagaimana ingin mendengarkan
kalo penonton serasa dibohongi dengan jawaban-jawaban asal 'jeplak'.
Berikan jawaban secara faktual, karena ini stand-up comedy bukan
pertunjukan sulap. Misalnya, Kenapa alay kalo ke cafe nyari colokan mulu
? mungkin karena Ia tidak pernah bisa lepas untuk foto-foto tiap dateng
tempat baru dan di share ke twitter. Itu fakta. Tapi, komika sering
membawa imajinasi liar untuk menjawab seperti Kenapa alay kalo ke cafe
nyari colokan mulu ? karena idungnya gak bisa buat re-charge. Jelas, ini
tidak masuk akal, jawaban asal-asalan akan membuat penonton tidak akan
tertarik mendengarkan.
Solution atau solusi adalah opini seorang komika dalam membelokan
fakta yg ada dibagian Case. Bagian ini adalah soal kecerdasan komika
hingga Ia bisa menghasilkan tawa penonton. Mustinya, kalo Premis sudah
kuat, Case yg dihadirkan menarik, dan Effect yg ada memang apa-adanya,
maka tidak akan terlalu sulit bagi seorang komika membuat lucu.
Dibutuhkan sanse of humor ketika menulis dibagian ini. Ingat, solusi
ini adalah opini yg ditawarkan seorang komika, jadi murni pendapat
sendiri. Kalau penonton masih tidak (atau belum) tertawa, mungkin opini
yg ditawarkan tidak terlalu membuat penonton sepakat. Contoh: Kenapa
alay kalo dateng ke Cafe nyari colokan mulu (case)? mungkin, karena
doyan photo-photo di sharie ke twitter jadi sering trus batere-nya abis
(effect). Nah, inikan aneh, bukannya dateng ke Cafe pesen makanan malah
pesen colokan (solusi). Mustinya penonton ketawa, kalo masih hening,
dibutuhkan sanse of humor yg tinggi. Atau, bisa jadi seperti ini,
"Kenapa alay kalo dateng ke Cafe nyari colokan mulu (case)? mungkin,
karena doyan photo-photo di sharie ke twitter jadi sering trus
batere-nya abis (effect). Jadi, dateng ke Cafe buat makan bukannya baca
do'a malah sibuk photo-photo (solusi). Masih gak ketawa ? bikin
sendiri.
Nah, rumus seperti itu akan mendapat turunan menjadi 'Premis ->
Set-up -> Punch line'. Set-up itu bagian yg belum lucu, terdiri dari
Case dan Effect. Punch line itu bagian yg lucu, hanya solusi.
Gampangkan membuat materi stand-up ? Yuuk nulis materi dan uji di Open
Mic. Gak usah takut gak lucu, karena takut tuh sama polisi kalo
ditilang.
Dateng ke #OpenMicGedy @StandUp_Unida tiap malem minggu di Gedy d'Art Cafe jam 7 malem. Keep Calm for Laugh.