- Back to Home »
- JAKAR (cin)TA »
- Aku (hanya) Suka, Lucu.
Posted by : Harry Ramdhani
March 24, 2013
#Chapter1
Malam itu, tidak menyurutkan niat Surya Atmaja untuk datang ke OpenMic. Sudah jelas, karena Ia ingin mencoba beberapa materi stand-up yg akan Ia bawakan di show stand-up tunggalnya akhir bulan ini. Beberapa bit-nya mesti diuji di panggung OpenMic dan dengan harapan, tidak terlalu banyak yg di re-write pada beberapa bagian set-nya nanti.
Surya Atmaja, yg kerap dipanggil Jaja ini adalah seorang stand-up comedian. Bukan, bukan itu profesi utamanya melainkan, menjadi seorang copy writer disalah satu agency di Jakarta merupakan pekerjaan hariannya. Ia begitu tertarik dengan stand-up comedy karena dapat melatih tulisannya sendiri dan dapat dibawakannya secara langsung oleh dirinya.
"Tidak ada hal terindah bagi seorang penulis selain dapat mem-visual-kan tulisannya sendiri." kata Jaja.
Café InWin, tempat OpenMic biasa Jaja menguji materinya tampak (sedikit) ramai. Ramai, karena dari 15 meja yg tersedia di sana hanya tersisa lima meja kosong. Seperti inilah kondisi Café InWin ketika ada OpenMic, ramai.
Sudah ada beberapa Comic yg sudah datang lebih dulu daripada Jaja, di antaranya si Kembar, Agus Salim dan Alaidrus Salim. Aneh memang pasangan kembar ini, lahir dari satu rahim, satu waktu tapi, wajah dan tinggi badan mereka berbeda. Entah apa yg terjadi sehingga bisa beda. Namun, kata Agus, "Saat kecil, kita memang tidak memiliki kesamaan seperti orang kembar lainnya. Bila Alaidrus suka makan nasi tapi, Aku hanya makan lontong. Bila Alaidrus suka wanita rambut panjang tapi, Aku suka (melihat) Pria berambut panjang. 'loh."
Satu per satu orang berdatangan. Beberapa lampu sudah mulai diredupkan. Jaja yg baru saja datang langsung membuka tas dan mengeluarkan alat tulisnya. Si kembar sudah asyik ketawa-ketiwi menjajal materinya ketika comedy buddy. Di depan sana, juga tidak kalah sibuk, pengelola Café mengecek ulang sound system.
***
Kartika masih merasa bingung untuk meng-iya-kan ajakan Selvi untuk datang ke OpenMic. Silvi memang salah satu penikmat stand-up comedy. Sudah hampir satu tahun Ia tidak pernah absen dari OpenMic yg ada di CaféInWin. Sekedar datang, makan, dan ikut tertawa tapi, tanpa pernah ada niat menjajal ikut OpenMic dan menjadi seorang stand-up comedian.
Yup, dalam stand-up comedy memang terbagi atas tiga bagian, Penonton, Penikmat, dan Pelaku. Penonton dalam stand-up comedy hanyalah orang-orang yg ikut berkecimpung dan kalau diibaratkan, mungkin 'duri' dari buah durian. Lain halnya dengan penikmat, orang-orang ini adalah penonton yg setia mengikuti perkembangan stand-up comedy juga sering memberikan kritik serta saran bagi para pelaku, kalau diibaratkan, mungkin lebih tepatnya 'kulit' yg ikut menempel dengan daging durian. Dan, yg terakhir adalah Pelaku stand-up comedy, orang-orang ini adalah orang yg turut serta dalam dunia stand-up comedy. Mereka adalah comic, admin, dan para comedy buddy. Bila diibaratkan, ini adalah daging durian, daging yg mestinya jadi bagian dan dicari oleh para penonton juga penikmat stand-up comedy. Mereka (pelaku stand-up comedy), merupakan orang yg menjalankan serta mengatur keberlangsungan stand-up comedy. Salah satu orang itu, Jaja.
Dengan berat hati, Kartika ikut Selvi ke InWin Café. Alasannya, Selvi sudah berjanji ingin mengajarkan Kartika beberapa mata kuliah yg kerap ditinggalkan Kartika karena sakit. Lobby yg dilayangkan Selvi berhasil dan Nego-pun disepakati oleh Kartika, win-win solution.
Secepat kerumunan semut melihat gula, Selvi dan Kartika sudah ada di Café InWin. Saking seringnya Selvi datang ke OpenMic, sudah disediakan satu meja kosong untuknya. Semacam meja reserved tanpa boking terlebih dulu. Berada dua di dekat meja panjang yg khusus untuk para comic menunggu giliran stand-up, Selvi dan Kartika duduk manis. Bukan hal yg aneh bila para comic yg sering stand-up di Café InWin menggoda Selvi setiap OpenMic. Selain karena Ia pengunjung tetap OpenMic, paras wajah Selvi memang cantik dan paling berwarna dengan kerudung cerahnya. Dalam Semiotika, mungkin, itu melambangkan bahwa Ia selalu senang datang ke sana (baca: Café InWin) karena secerah warna-warna kerudungnya.
Makanannya-pun tidak semahal cafe-cafe lainnya. Cocok dengan kantong Mahasiswa. Sambil menyelam, minum air. Selvi memanfaatkan Kartika yg menemaninya nonton OpenMic, Ia meminta Kartika untuk mentraktir Selvi.
"Kar, bayarin makan sama minum gue, yah ?" Dengan sedikit manyun, Kartika pasrah akan permintaan Selvi.
"Heh, Sel, kalo Aku gak butuh diajarin mata kuliah itu sama Kamu. Aku gak pengen deh datang ke sini. Apa lagi nongtonnya sama Kamu. Cih." Cetus Kartika
"Terus, Kamu mau nonton sama siapa ? Kamu 'kan jomblo." Selvi terus meledek Kartika.
"Selvi…." Tangan Kartika langsung menghampiri pinggang Selvi. Mungkin karena gemas.
***
OpenMic sudah dimulai, Agus yg merangkap sebagai MC membuka. Ia diminta sekalian untuk persiapan di Show stand-up Jaja nanti. Beberapa comic bergantian menguji materi. Selvi tidak hentinya tertawa tapi, Kartika hanya memutar-mutar sedotan di gelas minumnya. Nampaknya Kartika datang di tempat yg tidak semestinya Ia datangi.
Alaidrus mulai menyapa Selvi yg dari tadi asyik ketawa.
"Siapa itu, Sel ? Cantik." Kata Alaidrus.
"Mana ? Ini ?" Sambil menunjuk ke arah Kartika yg makin lama menjatuhkan kepalanya di atas meja tapi, tetap, masih memutar-mutar sedotannya.
"Bukan, Mamaknya. Yaiyalah itu sebelah Kamu."
"Ouw, namanya, Kartika. Cantik sih tapi, lebih cantik Aku 'kan ?"
"Iyaah, Selvi emang cantik deh tapi, biar Selvi lebih cantik, kenalin dong." Gaya Alaedrus mulai seperti lelaki kampung yg doyan godain gadis desa kalau lewat bawa rantang nasi ke sawah.
"Wuoooo." Sorak Selvi ke arah Alaedrus juga dibarengi semburan air dari dalam sedotan yg masih tertinggal di dalamnya. "Kar, ada yg mau kenalan nih. Namanya, Ale."
"Kartika." Ia menyodorkan tangannya.
"Alaedrus. Panggil aja, Ale." Tangan Ale mulai menyambangi tangan Kartika. "Kok dari tadi diem aja sih ? Ngantuk ? Atau gak ada yg lucu." Tanya Ale.
"Engga, cuma sedikit pusing aja. Banyak orang."
"Lah, namanya juga OpenMic, pasti rame. Tapi, tadi Aku lucu 'kan di panggung ?"
"Bagus. Hebat deh pokoknya."
"Yah, berarti tadi Aku gak lucu dong, malahan bagus."
Ale meninggalkan meja Selvi dan Kartika. Tak lama kemudian, giliran penampil terakhir, Jaja. Ia naik panggung dengan sedikit hentakan kaki. Maklum, karena badannya yg (cukup) besar.
Sesaat ingin memulai, Selvi menunjuk-nujuk Jaja, "Nah, ini, Kar, Aku pengen nonton show Jaja nanti. Temenin yah ?" Tanpa membiarkan otak Kartika berpikir sejenak, langsung satu kata keluar dari mulutnya, "ENGGAK."
Jaja memulai beberapa bit-nya tentang tumbuhan. Selvi cekikikan, dan Kartika mulai memperhatikan. Entah, mungkin Jaja dari tadi sudah melihat Kartika yg termenung di meja maka, Jaja memutuskan untuk me-riffing (mengajak ngobrol penonton dan membuat sebuah kelucuan dari sana.) Kartika dengan lip-sing lagu Coboy Junior sambil menirukannya. Gelak tubuh Jaja yg (cukup) besar bergelombang seperti air laut menari di panggung, goyangan pinggangnya tak kalah dengan milik Dewi Perssik. Dan, Kartika (akhirnya) tertawa.
OpenMic selesai. Jaja menutupnya dengan penuh tawa dari awal sampai akhir penampilannya. Selama di jalan pulang menuju kostan, Selvi sedikit lega karena temannya yg dari tadi cemberut bisa tertawa diakhir OpenMic.
"Seru yah, Kar, OpenMic-nya ?" Tanya Selvi memulai sepinya keheningan selama di dalam kendaraan umum dan sedikit bingung melihat Kartika yg kadang tertawa sendiri.
"Iyah, seru." Jawab Kartika yg sedikit kaget ketika ditanya.
"Minggu depan dateng lagi yuk ?"
"Eum, gimana yah ? Tapi, Jaja tampil lagi ?" Kartika mulai bingung.
"Kok, Jaja ? Kenapa sama Jaja ? Kamu suka yah ?"
"Dih, kok jadi suka sih, Sel ? Engga, emang tadi dia lucu."
"Yang lainnya juga lucu, kenapa yg ditanya cuma Jaja ?" Selvi memojokan Kartika dengan pertanyaan-pertanyaan 'menjurus'.
"Soalnya Aku cuma tau Jaja sama Ale yg tampil tadi."
"Jadi, Kamu suka sama Jaja ?"
"Aku (hanya) suka. Karena Ia emang tadi lucu. Materinya juga okeh."
"Yaudah, minggu depan dateng lagi yah ?"
"Tapi, giliran Kamu yg traktir Aku makan sama minum."
"Siap, Bos."
"Heh, ajarin Aku dulu mata kuliah yg Kamu udah janjiin."
"Besoooook, bawell." Selvi kian senang karena mulai saat itu Ia punya teman yg menemaninya nonton OpenMic.
Seperti itulah wanita jika sudah ngobrol. Tidak akan tau di mana Dermaga berlabuh. Terus dan terus saja.