- Back to Home »
- Prosa »
- Dan
Posted by : Harry Ramdhani
January 14, 2015
Dan laki-laki itu ingin berlibur ke halaman buku puisi dan membawa satu kaleng bir hitam di tangan kanan dan kripik kentang di tangan kirinya. Ini liburan pertama ke buku puisi, betapa berdebar hatinya. Dan ia ingat larik puisi pertama yang ia baca. Dan itu bukan dari buku, tapi grafiti, di tembok gang dekat rumahnya.
Dari jembatan beton Semanggi kutatap ibu kota/ Lalu lintas masa kini mengalir di bawah seperti sungai raksasa/ tanpa udik tanpa muara.
Dan itu sajak Sitor.
Dan Sitor telah tiada. Ia mati di Belanda.
Dan puisi. Dan kesedihan. Dan seperti itulah liburan pertama laki-laki ke halaman buku puisi.
2/
Dan perempuan itu ingin vakansi ke buku kumpulan cerpen dan mengajak beberapa teman dan keluarga. Dan sayang, tak ada yang mau diajaknya. Dan perempuan itu pergi sendiri. Dan di tengah jalan, ia bertemu seekor anjing dan merah matanya dan berliur mulutnya. Dan perempuan itu ingat cerpen Joko Pinurbo, Jalan Asu. Dan dengan sapa ramah, “selamat sore Asu,” anjing itu melongo dan memberi jalan.
Dan setibanya di gerbang buku kumpulan cerpen dan perempuan itu tersadar satu hal: yang membuat cerpen itu menarik, ialah kematian. Dan perempuan itu sedikit ragu. Dan takut. Dan ingin kembali pulang.
3/
Dan mereka di kamar tertidur pulas. Dan mimpi itu untuk kesekian kalinya menghampiri.
Palmerah, 14 Januari 2015