- Back to Home »
- Stand-up Comedy »
- Andrea Pirlo, Eka Doky, dan Tugasnya di Tengah
Posted by : Harry Ramdhani
January 13, 2015
Barangkali hanya Andrea Pirlo yang sanggup sedikit lebih lama memegang bola, mengutak-atiknya, sampai membongkar dari sisi tengah lapangan –melihat pergerakan lawan dan penyerangnya yang bergerak membuka ruang –untuk mengirim umpan yang matang.
Sebagai pemain tengah, seperti yang di tempati Pirlo, memiliki peran yang sakral pada sebuah pertandingan. Kehadirannya tak ayal Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu pada Nabi dan Rasul. Tepat dan akurat. Terbukti dari data statistiknya setiap laga, ia melakukan pass accuracy sebanyak 89.1% dalam satu pertandingan. Terbaik di Serie A. Jadi pantas bila banyak pemain yang bermain dengan Pirlo pasti berpeluang mencetak gol.
Namun tidak sampai di sana saja, tugas pemain tengah pun sebagai penyeimbang. Maksudnya, pemain tengah mesti bisa menyerang dan bertahan dengan sama baiknya. Apa lagi dengan gaya permaian sepak bola modern seperti sekarang. Seakan-akan beban yang diberi oleh tim, setengahnya ada padanya.
Tidak hanya di sepak bola, dalam penyusunan line-up open mic pun berlaku hukum serupa. Peran Komika yang tampil di tengah adalah sebagai penyeimbang. Barangkali orang-orang yang cukup lama berkecimpung di dunia stand-up comedy tahu, seperti norma, hukum yang tidak tertulis namun mesti diikuti dan patuhi, ketika menyusun line-up mesti dibuka dan diakhiri oleh Komika dengan baik. Tujuannya sederhana, secara tidak sadar orang (baca: penonton) hanya mengingat pada awal dan akhir sebuah acara saja. Tapi, bagaimana jika line-up dalam satu open mic itu banyak? Maka disitulah peran Komika yang ada ditengah line-up: menyeimbangkan keseluruhan penampilan pada satu kali open mic.
Ada yang masih ingat #OpenMicBGR pada bulan ramadhan lalu? Disana Eka Doky menjalani tugas dengan sangat baik. Ia tampil di tengah-tengah line-up, menyeimbangkan open mic, dana memberi sedikit jalan untuk headliner –Komika yang tampil paling terakhir –untuk menutup open mic.
Entah disengaja atau tidak, Eka Doky sangat tahu betul tugasnya ketika ditempatkan di tengah-tengah line-up. Ia tampil tidak terlalu lama. Tiga sampai lima menit saja dari batas yang diberikan untuk setiap Komika, yaitu tujuh menit.
Ngng…, dari lima kali open mic di bulan ramadhan, Eka Doky tampil tiga kali. Ketiga penampilannya mampu dibayar dengan baik. Bahwa ia memang pantas mendapat tugas seperti Andrea Pirlo di tengah. Ia mampu mengembalikan ingatan penonton open mic, bahwa tadi dibuka dengan baik dan ditutup dengan baik pula, sehingga ingatan-ingatan yang baik itu setidaknya memberi penonton supaya nonton kembali minggu depannya.
Ada kalanya open mic itu membosankan, karena secara keseluruhan, tidak semua Komika yang sedang menguji materi itu lucu. Tapi, ada kalanya juga, menonton open mic itu menjadi jauh lebih menyenangkan, seperti halnya menonton sepak bola; di mana satu moment kecil saja bisa merubah keselurhan. Seperti yang sering dilakukan Komika-Komika yang mendapat bagian di tengah line-up.
Perpustakaan Teras Baca, 11 Okt 2014
ilustrasi: Eka DOKY twitpic's