- Back to Home »
- Prosa »
- Sajak Laki-laki Malang
Posted by : Harry Ramdhani
August 20, 2014
Ia hidup di jalan-jalan gelap
dan tumbuh ditiap pertemuan-pertemuan malam,
mukanya tirus karena jarang makan,
rambutnya awut-awutan.
Di bawah sorot lampu jalan,
laki-laki itu menghisap rokok sangat dalam.
Ada yang ingin dibuangnya
ke udara; ke ruang yang tak ada batasnya.
Ia hidup di jalan-jalan gelap
yang berbau melati.
Jalan itu jalan kematiannya.
Sambil membawa kumpulan puisi W.S. Rendra
dan Madilog - Tan Malaka,
aroma tubuh dan jejak langkahnya mudah ditemukan.
Adakah sebuah tempat untuk sembunyi?
Malam adalah sunyi.
Angin adalah sepi.
Laki-laki itu ditimpa kemalangan
karena hidup di zaman pemberontakan.
Di sekolah, ia diajarkan untuk menurut,
tapi di jalan, orang-orang sibuk menuntut.
Laki-laki malang itu ingin sembunyi.
Beberapa orang datang,
semuanya menggunakan jas kulit hitam
seperti ingin memberi pertolongan.
Ia dibawa lari.
Di sembunyikan sampai tak lagi ditemukan.
(Buat Wiji Thukul)
Perpustakaan Teras Baca, 20 Agustus 2014