- Back to Home »
- Prosa »
- Ruang Mesra Imajinasi
Posted by : Harry Ramdhani
May 31, 2013
Di ruang mesra imajinasi
segalanya bisa terjadi,
termasuk kejar-mengejar kata
yang seraya
diam lalu melangkah pergi.
Melangkah ke sana-ke mari,
dari sudut hingga sisi
ruang mesra imajinasi
demi sebagian puisi.
Aku anggap penting
walau tak senikmat puting
dalam kutang
yang menutupi tulang.
Tanpa kata itu, semua
usahaku percuma.
Seperti Kartini berjuang guna
emansipasi wanita.
Satu persatu mulai lelah
hingga tak menentu arah..
ada juga yang pasrah,
bahkan menyerah.
Aku pungut sebagian
dan sisanya dibiarkan.
Kata-kata berjejeran, kemudian
disatukan.
Dua kata hilang
di antara barisan,
tak ada di belakang
juga di selipan.
Pasti ada yang melarikan
atau dibawa pulang.
Puisi ini akan pincang
diakhir klimaks yang panjang
tanpa dua kata itu,
lalu jadi tabu
bahwa: Aku Padamu.
segalanya bisa terjadi,
termasuk kejar-mengejar kata
yang seraya
diam lalu melangkah pergi.
Melangkah ke sana-ke mari,
dari sudut hingga sisi
ruang mesra imajinasi
demi sebagian puisi.
Aku anggap penting
walau tak senikmat puting
dalam kutang
yang menutupi tulang.
Tanpa kata itu, semua
usahaku percuma.
Seperti Kartini berjuang guna
emansipasi wanita.
Satu persatu mulai lelah
hingga tak menentu arah..
ada juga yang pasrah,
bahkan menyerah.
Aku pungut sebagian
dan sisanya dibiarkan.
Kata-kata berjejeran, kemudian
disatukan.
Dua kata hilang
di antara barisan,
tak ada di belakang
juga di selipan.
Pasti ada yang melarikan
atau dibawa pulang.
Puisi ini akan pincang
diakhir klimaks yang panjang
tanpa dua kata itu,
lalu jadi tabu
bahwa: Aku Padamu.