- Back to Home »
- cosmic g-spot »
- Proses Politik Ditentukan Oleh Pendidikan Politik
tulisan awal gue di tahun 2012
Indikator kemajuan suatu bangsa adalah rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi, salah satunya adalah pendidikan politik. Alasan pendidikan politik itu penting bagi kemajuan suatu bangsa merupakan hal mendasar dari jalannya pemerintahan Indonesia, karena kepala pemerintah kita adalah presiden yang dipilih melalui pemilihan langsung yang dibelakangi oleh partai politik.
Bangsa ini sudah 2 periode melakukan pemilu untuk mencari pemimpin bangsa ini dan 2 periode juga mencari para wakil rakyat yang diharapkan dapa memberikan jasanya untuk mensejahterakan rakyat. Dan kenyaaan yang terjadi adalah pemerintah saat ini sering dibilang telah gagal, gagal dalam menjalankan amanah rakyat, gagal dalam menjalankan roda pemerinahan, dan gagal dalam mengarahkam demokrasi yang telah diperjuangkan ketika tahun 1998.
Padahal kalau kita telaah lebih jauh tentang kegagalan yang dimaksud kepada pemerintahan sekarang adalah rakyatnya dipaksa untuk berpolitik padahal mereka sama sekali tidak tahu menau tentang politik. Perpindahan masa orde baru ke demokrasi sungguh tidak ada jeda sedikitpun. Pemilihan langsung dengan menyamaratakan pendidikan rakyat adalah kesalahan fatal yang terjadi ketika itu.
Hal sederhana yang terjadi dibangsa ini akan kurangnya pendidikan politik adalah ketika terjadi kampanye-kampanye para calon pemimpin bangsa. Rakyat sungguh menunggu yang katanya “pesta demokrasi”. Karena yang selalu dilakukan oleh para actor politik adalah memberikan segala macam bentuk atribut seperti baju parpol, makan siang, uang saku dan lain-lain. Mereka (actor politik) mengetahui kalau rakyatnya masih banyak yang tidak mengerti tentang “politik” yang sebenarnya. Cukup memberikan segala kebutuhan pokok dan janji-janji yang membual.
Di negara maju lainnya seperti Amerika, pendidikan politik yang sudah maju, rakyatnya mengerti. Dalam setiap pemilihan, apapun itu, cara para actor politik berkampanye adalah dengan para tim suksesnya yang mencari para pendukung (rakyat) untuk mendanai kampanye calon pemimpinnya. Berbeda dengan di Indonesia, disini calonnya sendiri yang menghabur-haburkan uang guna mendapatkan dukungan dari rakyat. Logikanya, semakin tinggi dana kampanye yang dikeluarkan maka semakin tinggi juga suara yang diperoleh.
Entah, harus mulai dari mana pembenahan ini. Dari rakyatnya terlebih dahulu atau sistem dari para orang-orang yang mengerti politik terlebih dahulu. Sebenarnya ada disalah satu daerah telah menerapkan cara berpolitik dengan baik, yaitu Solo. saat pemilukada lalu, Joko Widodo calon yang memenangkan sama sekali tidak melakukan kampanye-kampanye yang berlebihan. Dan ini jelas terbukti dari hasil selama dia menjaba sebagai bupati Walikota Solo. janji yang ia lakukan keika itu sangatlah sederhana “Solo masa depan adalah Solo masa lalu”. Rakyat Solo telah membuktikan bahwa mereka berhasil dalam pemilukada lalu. Kini, dalam waktu dekat, Jakara akan melakukan Pemilukada. Kita cukup melihat dana kampanye yang dikeluarkan oleh calon itu, semakin tinggi dana kampanye maka akan besar kemungkinan actor politik terrsebut akan gagal memimpin daerahnya.
Jika kita sudah bisa melakukan seperi itu, barulah rakyat bisa berpolitik dengan baik, karena pemimpin akan terasa dekat dengan para pemilihnya. Komunikasi politikpun akan dua arah. Rakyat memberikan aspirasinya kepada DPR, DPR membawanya kepada eksekutif, lalu eksekutif bisa langsung memberikan umpan balik terhadap rakyatnya.
Rakyat Indonesia tidaklah bodoh, tetapi rakyat Indonesia telah dibodohi oleh orang-orang yang terlebih dahulu mengetahui dibanding kita (rakyat). Pendidikan politik sangatlah penting, karena dengan pendidikan politik proses politik di Negeri ini tidak akan terus berantakan.
Harry Ramdhani (@_HarRam)
085691947009