- Back to Home »
- cosmic g-spot »
- Cinta-mu Tertahan Disepuluh Ribu . .
Hari jum’at ketika itu sangat semeringai, pohon jati tegap berdiri kokoh didepan sekret Fisikom, HT satpam bergiliran berbunyi karena ada panggilan, bendera Indonesia berkibar didepan mako menwa bagai sang sarangka kala saat hari kemerdekaan ’45. Topik pembicaraan tertuju kepada suatu kegiatan yang akan dilaksanakan pada keesokan harinya oleh salah satu Hima Unida. Kita sebut saja dia, Airlangga. Sang penggemar rahasia yang kerahasiaannya diketahui oleh semua orang. Seperti itu llah jaman sekarang, tidak ada lagi rahasia diantara kita, semua serba transparan bahkan hal sekecil apa-pun.
“eeh, kamu besok dateng engga ke gedung C . . ?? ada seminar ekonomi syariah lloh” kata anton . .
Anton adalah wartawan disalah satu media kampus dan ia sesosok laki-laki yang sangat baku dalam setiap kata yang terucap dari mulutnya, tapi terkadang merasa ingin mengucapkan kata yang sedikit tidak baku seperti “lu, gue, dan lain.lain, dan sebagainya dan seterusnya, tetap saja kurang pas didengar dengan logat baku macam itu. Baik llah, kita akhiri sedikit perkenalan dari Anton. Sambil menanyakan kami berdua, gue sama Airlangga. Gue, Harry mahasiswa ganteng dan satu.satunya yang paling ganteng di kampus.
“kalau gue mah dateng, soalnya kan ada Asya dan nanti bisa liat dia” kata Airlangga sambil bersemangat dan menunjukan mau dateng ke acara itu*nanti ditengah cerita, gue akan memperkenalkan siapa itu Asya, sabar, ngem . .
“acaranya kan bayar sepuluh, yakin tuuh mau dateng, nanti engga jajan lagi” samber gue buat nge’cengin Airlangga . .
Anak-anak didalem sekret ketawa sambil nimpalin cengan gue tadi . .
“tau lu, nanti bisa dateng ke acara malah engga bisa pulang keabisan ongkos” samber anak.anak . .
Seketika Airlangga malah diem sejenak saat dicengin, gue merasa bersalah karena udaa memulai keramaian ini, dan beberapa detik kemudian Airlangga malah cekikikan ikut ngetawain diri sendiri. Yaa, begitu llah dia. Kali ini gue terselamatkan karena engga ngebuat Airlangga ngambek lagi. Pebincangan jadi ngalor.ngidul ngomongin Asya, baik llah, gue akan memberi tahu sedikit tentang Asya. Dia adalah wanita yang dikenal Airlangga saat semester 2 disalah satu organisasi kemahasiswaan di kampus, perasaan suka, senang, dan terharu timbul sedikit demi sedikit beriringan musim yang berganti. Seorang mahasiswa ekonomi semester 4*saat ini, lewat Anton llah seorang tangan kanan Airlangga untuk mendapatkan berbagai informasi terbaru tentang Asya. Pernah disuatu malam, Airlangga mencoba sms Asya dengan penuh rasa harap asa bercampur deg.deg’an + penasaran yang tinggi akan Asya, mencoba mendalami kehidupan Asya maka jadi llah kalau diaduk secara merata menjadi H2S (Harap-Harap Senang). Airlangga smsan dengan Asya sekitar pukul 8pm sampai lewat jam 1am, tetapi berakhir kurang begitu, yaa, silakan saja anda baying sendiri dengan akal, budi kalian apa yang terjadi saat smsan berlangsung lama . .
Sambil ngomongin Asya, Airlangga nanya ke gue ”bud, lu besok beneran dateng . . ??”. “beli tiket lu . . ??”. bawel kan tuuh orang, nanya mulu kayak wartawan. “iia, gue beli, kalau lu engga mau bayar besok, dateng aja jadi delegasinya Himakom, kan gratis tuuh” mencoba mmberi motivasi Airlangga . .
Saptu, (18/6). Gue dateng sedikit terlambat 20 menit tapi acara belum dimulai, masih sambutan WR III. Ini mah klasik banget dehh, lama disininya doang dan gue terlewatkan sambutan ketua panitianya. Ahh, padahal mau gue cengin tuuh. Hei.hei kalian melewatkan satu adegan, belum diceritainkan gimana gue bisa duduk ditengah-tengah para tamu undangan, pelajar smu yang dateng . . ?? yaa, gue dateng sebagai delegasi Fisikom, sebenernya engga enak juga sama Airlangga, gue yang ngasih usul malah jadi gue yang ngelakuin. Jadi malu
Acara berjalan lancar tanpa hambatan, mulus seperti gitar spanyol, seru seperti final NBA, bingung seperti tersesat. Airlangga sama sekali engga keliatan batang hidungnya ke acara itu, kenapa . . ?? apakah dia takut bertemu dengan Asya . . ?? mungkin juga sih, karena Airlangga selalu bilang “ngeliat dia aja udaa cukup*basi, kayak gombalan mas Boy ke meriam belina di film ‘catatan si Boy’, apa lagi bisa ngobrol”. Ngebayanginnya tuuh seperti dia rela dibelah rongga dadanya dan diganti isinya dengan paku, pikirannya dihisap sampai semua memory dikepalanya terhapus, terkunci mulutnya dan menjerit hingga berasa pahit. Atau opsi lainnya, cinta-nya tertahan disepuluh ribu . . ?? engga tau juga sih, biarkan nanti Airlangga yang meng’klarifikasi langsung saat konfrensi pers.