- Back to Home »
- #PekanAnyamanHUJAN »
- Feuilles Séchées étaient Mouillés
Posted by : Harry Ramdhani
December 30, 2012
Ini
hanyalah daun kering yang basah
karena
binarnya mentari tak bisa
menghangatkannya.
Ini
hanyalah daun kering yang basah
karena
deru angin tak sampai di daun jendela.
Ruang
menyempit namun, waktu meluas
kemudian
detik mati, dan sepi menggerogoti.
Ini
hanyalah daun kering yang basah
karena
jutaaan larik cahaya lagi tak berarti.
Beranda
asa sudah tertutup menemui empunya.
Ini
hanyalah daun kering yang basah
karena
kesediahan akan kepergian.
Selimut
tebal mendekap erat. Tubuh ini
tampak
mungil tak berdaya. Sesak namun,
hangat
karena… ini hanyalah daun kering
yang
basah.
Ini
hanyalah daun kering yang basah
karena
kepasrahan terhadap keadaan.
Gagasan-pun
tak begitu nampak tapi, terlihat.
Memang
samar, memang fana tapi, ada.
Ini
hanyalah daun kering yang basah.
Tiang
tinggi tebuat dari besi.
Kabel
hitam melintang dari satu tiang ke tiang lainnya.
Kadang,
ada burung yang melintas di atas
tidak
satu tapi, bergerombol.
Hanya
melintas tidak hinggap seperti daun
kering
yang basah.
Tersingkir
karena umur, terpisah karena tak
kuat,
dan terinjak karena tak hinggap.
Kembali,
ini hanyalah daun kering yang basah.
Pipi
merah dengan make-up tipis
terlihat
cantik berpadu warna kelabu.
Senyum
manis mencuat dari bibir yang tipis
begitu
serasi dengan air yang keluar dari mata
tidak
hanya tiga tetes namun, bisa
membasahi
pipi merah da merubahnya,
memuda
seperti daun
kering yang basah.
Benar, ini hanyalah daun
kering yang basah.
Indonesia
adalah negeri maritim.
Dikelilingi
air disetiap sudut pulau
karena
laut merupakan bagian yang intim
dari
Indonesia yang kemilau.
Pejabat
tinggi membuat Indonesia (tampak)
kering.
Mereka membuat lahan basah di tanah
maritim
kemudian (berdampak) kering.
Hanya
pejabat yang bisa membuat
daun
kering menjadi basah.