- Back to Home »
- berita gue »
- The Story of Batavia Nouvells
Bataviase Nouvelles tercatat sebagai koran tertua. Berita berkala pertama yang terbit dari mesin cetak pertama yang pernah berlabuh di negeri bawah angin, nusantara. Negeri terperintah tanah jajahan Hindia Belanda.
Bataviase merujuk tentang sebutan yang diharapkan berlaku pada orang-orang Batavia, mereka yang hidup di Batavia, atau mereka yang berselera Batavia. Istilah Bataviase mengingatkan kita pada Parisian untuk orang-orang Paris, atau New Yorker untuk menyebut New York, atau Berliner untuk penduduk Berlin. Batavia saat itu mulai menjadi kota dunia. Persinggahan dari para penjelajah ke dunia timur, hingga kota ini berjuluk Queen of the East.
Tetapi Nouvelles mewakili sikap dan sifat kebaruan. Sebuah semangat yang berkecambah sebelum modernitas ditemukan. Nouvelles menunjukan tanda, status dan keberlainan. Ia ingin menjadi yang pertama pada masanya, ingin yang terdepan dan ingin menjadi pilihan dari berbagai pilihan yang tersedia.
Jelaslah, Bataviase Nouvelles, merupakan suatu gaya hidup. Ciri-ciri Bataviase yang digambarkan oleh pendirinya Jan Erdman Jordens adalah: kosmopolit, penjelajah, multikultur, liberal, sadar ekonomi, kota maritim, berorientasi seni, peka kekuasaan, sadar pada heritage dan bersifat komunal-elitis.
Koran pertama ini hanya hidup dua tahun. Tercetak pertama 8 Agustus 1744 namun ditutup pada 7 Juni 1746. Dewan XVII yang merupakan pusat kebijakan VOC di Belanda mengirim surat ke Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk melarang penerbitan Bataviase. Mereka khawatir berita-berita tentang kondisi perdagangan Hindia Belanda akan dimanfaatkan para pesaingnya di Eropa. Pandangan liberalnya dianggap berbahaya bagi pengendalian pasar. Jadilah Bataviase Nouvelles menjadi koran pertama yang dibredel pertama.
Setelah terendam dua ratus enam puluh dua tahun, 262 tahun, koran ini dibangkitkan kembali dengan konsep dan rubrik sebagaimana awalnya. Tiga rubrik yang menjadi cirinya ; agenda dan maklumat pemerintah, berita lelang dan advertensi, serta berita-berita ringan tentang gaya hidup bataviase yang diselingi berita perjalanan negeri-negeri atas angin. Ketiga rubrik ini dihidupkan kembali sebagaimana awalnya, dikaitkan dengan perkembangan semasa.
Bataviase Nouvelles, sebagaimana tujuan dari penerbitannya, ingin sebagai koran dengan moto “agenda pilihan dari pilihan warga”
Bataviasche Nouvelle adalah iklan pertama di Belanda yang terbit pada Agustus 1744 sekaligus merupakan surat kabar pertama di Batavia (Jakarta). Surat kabar ini adalah surat kabar Belanda karena dicetak dan diterbitkan oleh Vereenigde Oost Compagnie (VOC). Hampir seluruh halamannya dipenuhi oleh iklan. Kemungkinan nama "Bataviasche" dipakai dari kata "Batavia" yaitu nama Jakarta pada abad 18, karena surat kabar ini diterbitkan di Batavia. Lalu "nouvelle" dalam bahasa Perancis artinya novel sedangkan dalam bahasa Belanda adalah "novelle"
Surat kabar ini diprakarsai oleh Jan Pieterszoon Coen dan bahkan ia adalah penerbit dari Bataviasche Nouvelle. Dengan terbitnya surat kabar ini, JP Coen membuktikan bahwa berita-berita dapat disampaikan dengan metode periklanan juga. Ia juga memuat iklan tentang produk-produk baru sebagai salah satu upaya promosi.
Proses Pembentukan
Willem Baron van Imhoff, Gubernur Jenderal VOC periode 1743-1750, tak hanya membangun gedung Toko Merah, Academi de Marine, mendirikan masyarakat candu di Batavia, tapi juga memperkenalkan warga Batavia dengan yang namanya surat kabar. Izin terbit surat kabar itu baru diberikan setelah sekitar lima bulan diajukan -7 Agustus 1744 diajukan, izin terbit baru keluar Februari 1745. Sifat penguasa VOC yang enggan pada kritik menjadi salah satu alasan Imhoff ogah-ogahan menerbitkan izin. Padahal isi surat kabar yang pertama kali terbit itu hanya memuat aneka berita tentang kapal dagang VOC, mutasi pejabat, berita perkawinan, kelahiran, kematian. Pembacanya juga terbatas pada masyarakat Belanda sendiri.
Bataviasche Nouvelles, begitu nama koran itu. Dari hanya berisi pengumuman, koran ini kemudian berkembang cepat menjadi koran yang berisi kritik terhadap perbudakan di Batavia dan perilaku penguasa VOC. Tepat pada 20 Juni 1746, demikian dicatat dalam buku "Toko Merah: Saksi Kejayaan Batavia Lama di Tepi Muara Ciliwung" oleh Thomas B Ataladjar, koran pertama ini dibredel. Kiprah Imhoff yang berusia pendek, meninggal pada tahun 1750 ketika ia masih menjabat sebagai gubernur jenderal, baru dilanjutkan 30 tahun kemudian. Verdu Nieuws, meneruskan Bataviasche Nouvelles, dalam bentuk surat kabar mingguan yang berisi iklan.
Larangan terhadap Bataviasche Nouvelles agaknya diakibatkan oleh kekhawatiran VOC bahwa saingannya akan mendapat keuntungan dari berita yang dimuat surat kabar ini. Sikap demikian pemah ditunjukkan pada tahun 1712, 32 tahun sebelum lahir Bataviasche Nouvelles. Pada waktu itu sudah ada usaha di Batavia untuk menerbitkan surat kabar yang bermaksud memuat kabar dalam negeri, berita kapal, dan semacam itu. Rencana itu gagal karena ditentang VOC. Meski usia Bataviaasche Nouvelles hanya mencapai 16 bulan dan terkubur selama kurang lebih 63 tahun 5 bulan, namun bisa bangkit lagi pada bulan November 1809.
Pada pemunculan kedua, bentuknya lebih kecil dan hanya memuat adpertensi. Orang Melayu dan Bumiputera menyebutnya dengan nama Surat Lelang, Belanda menyebutnya VenduNieuws. Baru pada tahun 1776-1809 dapat terbit lagi surat kabar berikutnya, Het VenduNieuwus (Berita Lelang), tetapi surat kabar ini tidak memuat "keterangan dalam negeri" dan disensor sangat ketat. Izin penerbitan diberikan kepada L. Dominicus, seorang juru cetak di Batavia, karena diperlukan publikasi tentang pelelangan yang diadakan VOC. Iklan lelang VOC dimuat secara gratis, sedangkan para pemasang iklan lainnya harus membayar.
Pada awal bulan Januari, Daendels memberlakukan peraturan khusus yang berisi 19 pasal untuk menarik pajak dan mewajibkan redaktur Bataviaasche Nouvelles untuk menempatkan kepentingan pemerintah dalam surat kabarnya. Di salah satu pasal, Daendels mengubah nama Bataviaasche Nouvelles menjadi Bataviaasche Koloniale Courant.