Kalian pernah masuk kamar mandi umum kemudian masih ada kotoran yang
mengambang? Aku tahu rasanya melihat 'sesuatu' yang tidak semestinya
ada, tapi terlihat oleh mata. Dan, itu sama saja seperti polisi yang
sudah mendapatkan jejak terduka, tapi ketika sampai ia malah sudah tidak
ada.
Kurang ajar memang orang yang menggunakan fasilitas umum tapi, tidak
bertanggung jawab. Itu bukan miliknya, namun apakah karena itu ia ogah
memperlakukan hal yang sama pada apa yang ia punya?
***
Kejadian tiga hari yang lalu mungkin tidak akan kulapakan. Kejadian
yang membuatku sadar bahwa semua milik-Nya, bukan seutuhnya milik kita.
Kau bilang sedang di rumah. Sakit. Tidak enak badan. Tapi aku malah
melihatmu duduk dengan bahagianya sambil tertawa memegang gelas besar
berisi ice coffee.
Saat itu aku murka. Untuk apa kau berbohong kalau jujur itu lebih membuat tenang?
Aku tidak suka dibohongi, apalagi oleh orang yang sudah kuanggap
sebagai teman sehidup - semati. Cukup aku dibohongi oleh para politisi,
bukan olehmu, Dini.
MEMBIARKAN kalian terus bersama jadi pilihanku. Tentunya tanpa sepengetahuanmu.
Melihatmu asyik tertawa malah membuatku pedih sendiri dibuatnya. Aku
cemburu buta. Aku tidak akan membalas perbuatanmu dengan pergi bersama
wanita lain dan membuatmu cemburu. AKu juga tidak suka dendam, karena
mendendam tidak akan menyelesaikan permasalahan. Malah urusan bisa
semakin panjang.
Kau melihatku yang sedang duduk memperhatikanmu. Aku tahu, pasti itu
malu. Kau malu karena telah membohongiku. Kau malu karena pergi dengan
orang yang aku sendiri tahu. Kau malu akan berikan alasan apa nanti
denganku.
Sayang, aku terlanjur mencintaimu. Memaafkanmu adalah pilihanku. introspeksi diri untuk kedepannya nanti.
Di kamar #peang ketika hujan.
No comments:
Post a Comment