Penulisan
makalah ini bertujuan untuk kesadaran akan penggunaan huruf, sehingga
pembaca menyadari peran tipografi dalam design grafis, mengenal font, dan
dapat memilih karakteristik masing – masing font yang akan membantu dalam
design grafis.
1.1 Pengertian Huruf
Huruf adalah sebuah
grafem dari suatu
sistem
tulisan, misalnya
alfabet Yunani dan aksara yang diturunkannya. Dalam
suatu huruf terkandung suatu
fonem, dan fonem tersebut membentuk suatu
bunyi dari bahasa
yang dituturkannya. Setiap
aksara memiliki huruf dengan nilai bunyi yang berbeda-beda.
Dalam aksara jenis
alfabet,
abjad, dan
abugida, biasanya suatu huruf melambangkan suatu fonem atau
bunyi. Berbeda dengan logogram atau ideogram, yang hurufnya mewakili ungkapan
atau makna suatu lambang, misalnya
aksara
Tionghoa. Dalam aksara jenis
silabis
atau
aksara suku kata, suatu huruf melambangkan suatu
suku kata, contohnya adalah
Hiragana dan
Katakana yang digunakan di
Jepang. Beberapa
aksara, misalnya alfabet Yunani dan keturunannya, memiliki varian dari satu
huruf yang sama, disebut dengan istilah huruf besar dan huruf kecil. Huruf
besar biasanya dipakai di awal kata, sedangkan huruf kecil ditulis setelahnya.
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan
fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’
atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada
tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt.
Teori ini berbasis pada ‘
pattern seeking’ dalam perilaku manusia.
Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau
‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang
disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut dengan ground.
Di dunia huruf terdapat dua kategori besar pilihan, yakni
serif /
huruf berkait dan sans-serif /
rupa huruf tanpa kait. Serif adalah penamaan
untuk kaki dekoratif kecil yang ada di bagian ujung huruf. Jenis huruf serif
memiliki basis dasar yang lebih kuat dengan "kaki" yang dimilikinya.
Bentuk ini membantu mata pembaca dalam melakukan penelusuran secara horizontal
di sepanjang garis tulisan. Sans serif seringkali lebih mudah dibaca secara
online (tampilan di layar komputer), meskipun hal ini masih tergantung pada
ukuran, gaya dan pilihan warna huruf.
Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “Font” atau
“Typeface” adalah salah satu elemen terpenting dalam Desain Grafis karena huruf
merupakan sebuah bentuk yang universal untuk menghantarkan bentuk visual
menjadi sebuah bentuk bahasa. Huruf dan tulisan memiliki arti amat penting bagi
manusia. Bahkan, yang namanya peradaban atau masa sejarah ditandai dengan
peristiwa dikenalnya tulisan oleh manusia. Zaman sebelum ada tulisan sering
disebut zaman prasejarah.
Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan
gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam
penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan
keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual
di sekitarnya.
Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf
saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
1) Jenis
huruf
2) Ukuran
3) Pengaturan,
termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
4) Kontras
warna terhadap latar belakang
Ada juga beberapa keluarga ‘Huruf’ yang terbagi menjadi empat
bagian yaitu :
·
Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada
perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila
ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi
menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota
keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik,
namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang
berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang
kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak
sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan,
poster, maupun media terapan lainnya.
·
Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar
dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari
perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah
condense, regular, dan extended.
·
Kemiringan
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi
disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan
pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk
menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf
italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti
untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta
kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Apabila kita perhatikan
secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut kemiringan tertentu untuk
mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam membacanya. Sudut
kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar
mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12
derajat, akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
·
Set Characters
Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari
huruf besar atau yang disebut uppercase (sering juga disebut dengan capitals
atau caps) dan huruf kecil atau yang disebut lowercase. Istilah ini berasal
dari subsistem teknologi mesin cetak yang awalnya ditemukan oleh Johan
Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal
disimpan dalam sebuah kotak yang disebut dengan type case. Huruf besar disimpan
di dalam kotak pada bagian atas (upper case), sedangkan huruf kecil diletakkan
pada bagian bawah dari kotak (lower case). Kelengkapan character dalam sebuah
alfabet (set character) biasanya memiliki uppercase yang berjumlah 26 dan
lowercase dalam jumlah yang sama. Selain uppercase dan lowercase masih terdapat
berbagai jenis character yang melengkapi sebuah alfabet. Sebagai catatan,
setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character yang berbeda-beda, hal ini
tergantung pada seberapa banyak si perancang huruf mendesain jumlah character.
Satu set characters yang lengkap biasanya terdiri dari lebih 200 jenis
character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai expert set
characters.
1.2 Pengertian
Tipografi
Tipografi merupakan
representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti
visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan
visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi
visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai
estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang
tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi
bentuk-bentuk visual.
Adi Kusrianto (2006;2)
menuturkan Latar belakang tipografi atau ilmu tentang huruf dimulai sejak
manuia berusaha menuangkan pesan-pesan yang ingin disampaikannya melalui
tulisan. Mengenal latar belakang itu diperlukan agar pembaca dapat memahami
perkembangan dari tahap ke tahap budaya manusia dalam hal tulis menulis
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu,
sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal
mungkin.
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain
yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi,
pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Dalam suatu karya
desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat elemen-elemen desain
disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan
tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi.
Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat
dengan tangan.
Komponen dasar daripada
tipografi adalah huruf (letterform), yang berkembang dari tulisan tangan
(handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah
sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda tanda tersebut
baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan
mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada. Ada
empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu
desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.
Legibility adalah
kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu
karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang
dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk
menghindari halini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter
daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang
mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata
tersebut tidak terbaca dengan tepat. Legibility adalah tingkat kemudahan mata
mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah.
Hal ini bisa ditentukan
oleh:
1.
Kerumitan desain huruf, seperti
penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
2.
Penggunaan warna
3.
Frekuensi pengamat menemui huruf
tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Readibility adalah penggunaan huruf dengan
memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk
membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara
huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya
spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara
matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan
spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat
informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang
jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila
pembaca merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan
lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak readible.
Prinsip yang ketiga
adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah kemampuan suatu
huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat
terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam
brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Papan iklan
harus menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca dari jarak yang
tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan
huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam
jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.
Prinsip pokok yang
terakhir adalah clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu
karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju.
Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi
yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa
unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna,
pemilihan type, dan lain-lain.
Keempat prinsip pokok
daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan utama untuk
memastkan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain
komunikasi visual dapat tersampaiakn dengan tepat. Penyampaian informasi tidak
hanya merupakan satu-satunya peran dan digunakannya desain tipografi dalam
desain komunikasi visual. Sebagai seuatu elemen desain, desain tipografi dapat
juga membawa emosi atau berekspressi, menunjukan pergerakan elemen dalam suatu
desain, dan memperkuat arah daripada suatu karya desain seperti juga
desain-desain elemen yang lain. Maka dari itu, banyak kita temui desain
komunikasi visual yang hanya menggunakan tipografi sebagai elemen utamanya,
tanpa objek gambar.
3.1 Kesimpulan
Penggunaan
desain tipografi dalam sebuah karya desain komunikasi visual dapat memperkuat
keberhasilan karya tersebut dalam berkomunikasi, namun dapat juga menjatuhkan
kualitas desain apabila tidak dipergunakan dengan tepat. Ini dikarenakan huruf
memiliki psikologi tersendiri bagi pembacanya. Dalam tiap jenis huruf terdapat
struktural tersendiri yang sangat berpengaruh dalam kenyamanan membaca
Dengan begbitu besarnya pengaruh tipografi dalam keberhasilan sebuah karya
desain. Maka sangat penting bagi desainer untuk mengenal lebih baik akan
tipografi sehingga dapat mendukung hasil karya desain yang dimilikinya.
3.2 Saran
Seorang desainer harus
mampu dan mempunyai kesensitifan dalam mengintegrasi elemen lain sebagainya
dengan desain tipografi. Dengan integrasi yang harmonis antar elemen desain
yang ditampilkan akan lebih menarik dan memikat orang yang melihatnya.
DAFTAR
PUSTAKA